SOLOPOS.COM - Masjid terdampak tol Solo-Jogja di Dukuh Ngentak, RT 14, Desa Kranggan, Kecamatan Polanharjo, Klaten, masih berdiri, Senin (10/1/2022). Permukiman di wilayah RT 14 kini sudah rata dengan tanah. (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN—Proyek jalan tol Solo-Jogja membuat perkampungan satu RT di wilayah Desa Kranggan, Kecamatan Polanharjo, Klaten, kini rata dengan tanah. Mayoritas warga yang sebelumnya tinggal di kampung itu pindah rumah ke luar desa.

Salah satu warga, Sumanto, 58, mengatakan seluruh rumah warga RT 14, Dukuh Ngentak, terdampak tol dan kini sudah rata dengan tanah. Warga yang sebelumnya tinggal satu kampung kini sudah berpencar dan memulai kehidupan di rumah baru.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Kini hanya tinggal Sumanto seorang diri di RT tersebut. Rumahnya tidak terdampak tol, kecuali sawah yang berada di belakang rumahnya.

Sami bubar dewe-dewe. Enten sing teng Segaran, Delanggu, hingga Juwiring [sudah berpisah-pisah. Ada yang di Segaran, Delanggu, hingga Juwiring],” kata Manto, Senin (10/1/2021).

Baca Juga: Terdampak Tol Solo-Jogja, Permukiman 1 RT di Kranggan Rata dengan Tanah

Sejak lahannya terdampak tol Solo-Jogja, Manto telah menerima uang ganti rugi. Uang tersebut digunakan untuk membeli sawah pengganti di depan rumahnya.

Manto belum mengetahui secara administrasi bakal masuk menjadi bagian warga di wilayah RT mana. Hingga kini belum ada pendataan ulang.

Meski demikian, Manto bersyukur rumahnya tidak ikut terdampak tol meski dari satu wilayah RT hanya tersisa rumahnya yang kini berdiri. Manto tak perlu beradaptasi di tempat baru termasuk menjalankan usaha berjualan soto di depan rumah. “Karena sudah cocok untuk usaha di sini,” kata dia.

Baca Juga: PN Klaten Tolak 30 Gugatan Tol Solo-Jogja, 13 Orang Ajukan Kasasi

Satu RT di wilayah Dukuh Ngentak, RT 14, Desa Kranggan, dihuni sekitar 27 keluarga. Kini permukiman itu rata dengan tanah. Tersisa satu bangunan masjid serta kompleks makam terdiri atas 100-an nisan yang masih berada pada bekas kampung tersebut.

Warga kampung itu sudah mulai pindah dan membongkar rumah mereka pada Juli 2021 setelah menerima uang ganti rugi tol. Sekitar November 2021, perkampungan itu sudah rata dengan tanah.

Mayoritas warga pindah ke luar kampung. Ada yang pindah di desa tetangga seperti di Desa Segaran, Kecamatan Delanggu. Ada pula yang pindah ke wilayah Kecamatan Juwiring.

Baca Juga: Bebaskan 45 Bidang di Ngawen, Tim Tol Solo-Jogja Cairkan Rp51 Miliar

Permukiman terdampak tol juga berada di wilayah RT 09. Hanya, mayoritas warga terdampak tol di RT 09 pindah ke lokasi lain masih di Kranggan.

“RT 09 juga terdampak namun sebagian. Yang satu wilayah RT terdampak di RT 14 itu,” ujar Kepala Desa (Kades) Kranggan, Gunawan Budi Utomo, saat ditemui Solopos.com, Senin (10/1).

Gunawan menjelaskan proses pembebasan lahan terdampak tol di Kranggan berlangsung lancar. Dia juga memastikan tak ada jalan desa yang ditutup gegara proyek pembangunan jalan tol.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya