SOLOPOS.COM - Lokasi pria misterius menyerang rombongan Wakapolres Karanganyar, Kompol Busroni, di Gunung Lawu, Cemoro Kandang, Desa Gondosuli, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jateng, Minggu (21/6/2020) pukul 10.45 WIB. (Solopos/Candra Mantovani)

Solopos.com, KARANGANYAR – Bupati Karanganyar, Juliyatmono, ikut menanggapi terkait peristiwa penyerangan yang menimpa Wakapolres Karanganyar, Kompol Busroni dan dua orang lainnya di Cemara Kandang, Minggu (21/6/2020). Pelaku penyerangan Wakapolres Karanganyar sebelumnya adalah orang tak dikenal.

Objek Wisata Karanganyar Resmi Dibuka Lagi, Bupati: Jaga Kesehatan & Keamanan

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Dia menyebut jika orang yang menyerang polisi saat itu merupakan orang stres yang pikirannya sudah tercemar dengan ideologi yang salah.

Orang nomor satu di Bumi Intanpari itu menyebut jika apa yang sudah dilakukan pihak kepolisian dengan melumpuhkan pelaku merupakan hal yang tepat. Hal ini mengingat risiko keselamatan orang lain di lokasi tersebut yang dengan skala lebih luas yang bisa terancam.

“Saya rasa tindakan polisi saat itu sudah terukur dan tepat dengan melumpuhkan pelaku penyerangan. Kalau tidak dilumpuhkan risikonya lebih tinggi ke keselamatan orang lain di sekitar lokasi. Ini bisa saya sebut prestasi karena sudah menghentikan aksi tidak bertanggung jawab tersebut,” jelas dia kepada wartawan Senin (22/6/2020).

Warga Tawangmangu Karanganyar Positif Covid-19, Ketahuan Saat Urus Surat Sehat Untuk Merantau

Pelaku Penyeranganan Wakapolres Karanganyar

Yuli panggilan akrabnya juga menyebut jika pelaku merupakan orang stres yang sudah diracuni oleh ajaran yang bertentangan denga nilai ajaran agama. Hal ini lantaran menurutnya pelaku sudah tidak bisa membedakan hal yang benar dan tidak.

“Kalau saya bisa menyebut ya pelaku itu sudah stres. Orang stres dia. Dia sudah diracuni pikirannya. Berpikir kalau tindakan brutalnya adalah sesuatu yang benar sesuai keyakinannya. Itu salah,” imbuh dia.

Yuli juga mengimbau kepada masyarakat untuk bisa berpikir cerdas dan lebih berhati-hati dalam memilah informasi yang masuk. Sehingga, informasi yang diterima tidak berpotensi merusak moral yang bertentangan dengan agama dan nasionalisme. Dia juga menegaskan banyaknya informasi yang berpotensi menyesatkan hanya bisa dibentengi oleh peran keluarga.

Pelaku Penyerangan Wakapolres Karanganyar Ternyata Residivis Kasus Bom Thamrin

“Bentengnya itu keluarga. Jangan sampai generasi muda juga ikut seperti itu. Belajar boleh, tapi harus memilah juga informasi yang masuk. Harus saling mengingatkan juga jangan sampai terjerumus dalam pola pikir yang salah dan menentang nilai kemasyarakatan,” terang dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya