SOLOPOS.COM - Ilustrasi kebiasaan menggigit kuku (Boldsky)

Solopos.com, SOLO– Saat menjalankan aktivitas sehari-hari, seseorang cenderung merasa nyaman jika melakukan sesuatu sesuai kebiasaan atau keinginan dirinya sendiri.

Akhirnya terlahir kebiasaan-kebiasaan yang dianggap biasa bahkan lazim untuk mereka lakukan. Namun dari kebiasaan tersebut ternyata ada juga lho yang memberikan efek tidak baik bagi tubuh. Bahkan kalau terlalu sering dilakukan, hal itu dapat berakibat fatal pada kesehatan seseorang.

Promosi Desa BRILiaN 2024 Resmi Diluncurkan, Yuk Cek Syarat dan Ketentuannya

Selain tidak baik bagi kesehatan, kebiasaan begadang atau sering bermain ponsel dianggap menghabiskan waktu. Tetapi ada juga lho kebiasaan yang dianggap sepele malah berpotensi buruk bagi kesehatan. Berikut ulasannya seperti melansir dari berbagai sumber:

Soal Pendidikan New Normal, Bupati Karanganyar Masih Khawatir Dengan Keselamatan Pelajar

Sering menggigit kuku

Melansir dari Brightside.me, Jumat (29/5/2020) menurut sebuah studi yang termuat pada American Journal of Orthodontics and Dentofacial Orthopedics, menggigit kuku dapat menjadi pertanda ketidakseimbangan emosional.

Para ahli juga mengatakan menggigit kuku atau onikofagia merupakan tanda bahwa orang tesebut mengalami ketakutan atau kelelahan yang dapat memicu stres. Dampak buruknya, ini dapat menyebabkan infeksi, peradangan, sakit perut, hingga herpes.

Menyikat gigi setelah makan

Menyikat gigi usai makan merupakan hal yang buruk, setidaknya Anda harus menunggu 30 menit setelah makan sebelum menyikatnya. Penyebabnya karena gigi berada pada kondisi terlemah setelah makan, makanan menciptakan asam yang menghancurkan enamel pelindung pada gigi.

Menyikat gigi segera setelah makan sama saja dengan menyerang gigi. Cara yang tepat adalah biarkan air liur menyeimbangkan kadar asam di mulut terlebih dahulu sebelum menyikat gigi.

Berbisik

Melansir dari Liputan6, sebuah penelitian yang dilakukan oleh ilmuan dan mantan vokalis, Robert Sataloff menunjukkan bahwa kebanyakan orang akan menekan pita suara mereka ketika berbisik. Hal ini berbahaya karena dapat meningkatkan kemungkinan mengalami cidera pada mikro laring, terlebih bagi orang yang harus banyak menggunakan suaranya.

Menguap terlalu lebar

Menguap lebar sambil merentangkan tangan di pagi hari memang memberikan kepuasaan tersendiri pada beberapa orang. Namun berhati-hatilah, menguap terlalu lebar dapat menyebabkan tulang rahang bergeser hlo.

Melansir dari Detik.com, Spesialis Bedah Thoraks dan Kardiovaskular, Dr. A Sigit Tjahyono, Sp.B, Sp.BTKV (K), mengatakan bahwa pergeseran rahang itu disebut dislokasi atau keluarnya persendian antara rahang atas dan rahang bawah.

Seperti yang diketahui rahang pada makhluk hidup bersatu layaknya engsel, pada saat mengunyah atau menguap, pergerakan tulang rahang bawah diatur oleh otot-otot tertentu. Kalau menguap terlalu lebar, otot pun jadi berkontraksi dengan sangat kuat sehingga rasa sakit pada bagian tersebut tidak dapat dihindari.

Menaruh dompet di saku belakang

Bagi sebagian pria menaruh dompet di saku celana merupakan hal yang lumrah. Namun faktanya, kebiasaan tersebut dapat berakibat buruk bagi postur tubuh, terlebih kalau dompet yang berada di saku celana tersebut dibuat duduk.

Melansir dari salah satu sumber, gejala awal masalah postur tubuh akibat kebiasaan ini yang paling awal muncul adalah nyeri punggung, leher, dan bahu.  Kalau dibiarkan dalam waktu yang lama, kondisi tersebut dapa membuat tulang bahu terkilir, tulang belakang tidak sejajar hingga bahu merosot. Di sinilah rasa sakit akan menghantui para pria yang masih meletakkan dompetnya di saku celana.

Ada Garis Jarak Antar-Motor Di Bangjo Sukoharjo, Mirip Sirkuit Moto GP

Cara membawa tas yang keliru

Cara membawa tas yang salah juga dapat mengakibatkan hal yang fatal pada perkembangan bahu dan punggung. Kebanyakan orang cenderung hanya menyampirkan satu tali tasnya pada salah satu bahu saja, padahal ini dapat membuat tulang yang menghubungkan bahu dan punggung cepat lelah dan sakit. Selain itu, pemilihan tali tas punggung yang tipis juga tidak disarankan karena berbahaya bagi otot bahu.

Lebih baik pilih tas punggung dengan tali lebar dan tebal sehingga beban tas bertumpu pada tali secara merata, tidak timpang layaknya pakai tali tipis. Pastikan juga berat tas yang dibawa tidak lebih dari 10% berat badan Anda. Kalau menggunakan tas ransel, taruh tas tepat di bawah tulang rusuk, bukan terlalu bawah sampai di bawah tulang punggung atau pinggang.

Menggunakan celana jens terlalu ketat

Menggunakan celana jins memang sudah lazim saat ini, bahkan Anda akan dianggap kuno kalau tidak memiliki setidaknya dua celana jins di dalam lemari. Namun penggunaan celana jins yang terlalu ketat tidak dibenarkan, apalagi bagi kaum pria. Tindakan tersebut ternyata dapat menimbulkan risiko impotensi hlo.

Seperti melansir dari Daily Mail, menurut Zaki Almallah, seorang konsultan urologi dari Queen Elizabeth Hospital, Inggris, memakai celana ketat bisa membuat testis menjadi lebih dekat dengan tubuh yang justru membuat testis menjadi kepanasan. Dengan begitu, sperma yang dihasilkan akan bergerak lamban atau produksi sperma tak maksimal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya