SOLOPOS.COM - Penjual minyak goreng di Pasar Legi Solo melayani pembeli, Sabtu (5/3/2022). (Solopos/Siti Nur Azizah)

Solopos.com, SOLO — Kelangkaan minyak goreng yang terus terjadi setelah adanya penetapan harga eceran tertinggi atau HET dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) sejak awal Februari lalu membuat warga Solo resah.

Sejumlah warga mengaku lebih memilih harga minyak dikembalikan seperti sebelum penetapan HET asalkan pasokan minyak goreng di pasaran lancar. Seperti yang diungkapkan Agus Dodi Sugiarto, warga Kampung Tegalsari, Kelurahan Bumi, Kecamatan Laweyan, Solo.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Menurutnya, kelangkaan terjadi akibat produsen keberatan menjual sesuai HET. Sehingga mereka membatasi jumlah minyak yang diproduksi agar tidak rugi.

Baca Juga: Pemkot Solo Siapkan Sanksi bagi Pedagang Minyak Goreng Tak Patuh HET

“Kelangkaan minyak goreng ini tentu sangat menyusahkan masyarakat. Khususnya para pedagang makanan yang setiap hari membutuhkan minyak goreng,” jelasnya saat diwawancarai Solopos.com, Rabu (16/3/2022).

Dodi mengaku tidak mengerti tujuan utama pemberlakuan HET minyak goreng tersebut. “Mungkin niat pemerintah baik, yakni agar harga minyak lebih murah dan bisa dijangkau masyarakat. Namun kenapa tidak dianalisis dampaknya? Penurunan harga justru membuat minyak goreng sulit didapat,” ungkapnya.

Kalaupun ada stok, para pedagang biasanya memberikan syarat tertentu bagi warga yang ingin membeli. Seperti harus membeli sabun terlebih dahulu, membeli buah, dan lain-lain.

Baca Juga: Pemkot Solo Akan Salurkan 380.000 Liter Minyak Goreng, Ada Syaratnya?

“Hal seperti ini menunjukkan keadaan pasar saat sekarang sudah tidak sehat lagi. Masyarakat mau beli minyak kok disyaratkan harus beli ini itu terlebih dahulu. Hal demikian kan termasuk pemaksaan pasar,” tuturnya.

Distribusi Minyak Goreng

Karena itu, Dodi berharap pemerintah segera mengambil langkah untuk melakukan intervensi keadaan. Seperti mempercepat penyaluran 380.000 liter minyak yang sempat direncanakan oleh Dinas Perdagangan Kota Solo.

“Saya tentu sangat mendukung rencana distribusi itu. Semoga saja, dengan adanya suplai minyak, keadaan pasar kembali membaik. Namun jika tetap langka, berarti harus diambil langkah lain. Salah satunya minyak goreng dikembalikan ke harga pasar sebelum adanya HET. Meskipun mungkin itu kebijakan pusat,” ujarnya.

Baca Juga: Strategi Pemkot Solo soal Minyak Goreng: Operasi Pasar dan Awasi Harga

Sebelumnya, hal serupa juga disampaikan Arim, pedagang di Pasar Gede Solo. Wanita berambut sebahu ini juga sempat meminta agar harga minyak goreng dikembalikan seperti sebelum adanya pemberlakukan HET Rp14.000/liter untuk minyak kemasan.

“Karena memang sejak ada HET itu minyak goreng justru sulit didapat. Meskipun ada, syaratnya juga banyak. Saya saja untuk mendapatkan minyak harus menunjukkan KTP,” ucapnya saat diwawancarai Solopos.com di Pasar Gede, Jumat (4/3/2022).

Sebelumnya, Dinas Perdagangan Kota Solo menyatakan sudah menjalin kerja sama dengan salah satu produsen yang sanggup menyediakan 380.000 liter minyak goreng. Disdag berencana menyalurkan minyak goreng tersebut ke masyarakat sebelum 20 Maret 2022.

Teknisnya, sebagian disalurkan melalui kelurahan-kelurahan dan sebagian lainnya dititipkan ke pedagang di pasar-pasar Kota Solo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya