SOLOPOS.COM - Wakil Rektor Unair, Prof. Dr. Dra. Ni Nyoman Tri Puspaningsih, MSi. (kanan); Presiden Direktur Solopos Grup Arif Budisusilo (kiri) dan Pemimpin Redaksi Solopos Rini Yustiningsih dalam talkshow "Vaksin Covid-19 Selangkah Lagi" bersama Universitas Airlangga (Unair), Senin (26/10/2020).

Solopos.com, SOLO – Mewabahnya virus corona, membuat para peneliti harus berjuang dan bekerja keras untuk membuat vaksin yang dapat menuntaskan wabah ini secepatnya. Banyak negara mengembangkan vaksin dan kebanyakan vaksin yang akan diuji coba telah masuk dalam uji tahap tiga.

Tak mau kalah, Indonesia juga berjuang membuat vaksin yang digadang-gadang akan menjadi vaksin yang aman, manjur, dan stabil. Kementerian Riset dan Teknologi menggandeng banyak lembaga seperti Eijkman, LIPI, dan beberapa universitas di Indonesia untuk meriset dan mengembangakan vaksin tersebut.

Promosi Wealth Management BRI Prioritas Raih Penghargaan Asia Trailblazer Awards 2024

Dalam pengembangan riset vaksin Merah Putih setidaknya melibatkan tiga kementerian, yaitu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Riset dan Teknologi, dan Kementerian Kesehatan.

Hal itu disampaikan Koordinator Produk Riset Covid-19 Unair, Prof. Dr. Ni Nyoman Tri Puspaningsih, MSi. dalam dalam talkshow "Vaksin Covid-19 Selangkah Lagi" bersama Universitas Airlangga (Unair), Senin (26/10/2020).

Dipandu oleh Presiden Direktur Solopos Grup, Arif Budisusilo, acara ini juga menghadirkan Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang P.S. Brodjonegoro.

4.000 Guru dan Murid Kota Madiun Jalani Rapid Test Jelang Tatap Muka di Sekolah

Platform Pengembangan Virus

Pada kesempatan itu Prof. Dr. Dra. Ni Nyoman Tri Puspaningsih, MSi., mengatakan tim Vaksin Merah Putih Unair menggabungkan berbagai akademisi, praktisi ataupun klinisi di bidang kesehatan dan industri.

“Termasuk juga badan penelitian dan pengembangan dari kementerian kesehatan dan industri dari biotis yang akan membantu untuk memproduksi vaksin yang kita kembangkan,”ujar Wakil Rektor yang juga Ketua PUI-PT Pusat Riset Rekayasa Molekul Hayati Unair itu.

Tak hanya itu, Unair juga bekerja sama dengan Manchester University untuk mendesain platform pengembangan virus. Unair tertarik untuk menggunakan viral vector, yaitu Adenovirus atau Adeno Associated Virus. Platform yang kedua berbasis pada peptida, berfokus pada sebagian kecil dari protein yang dimiliki oleh virus.

Pada platform yang menggunakan viral vector, Prof. Nyoman mengungkapkan vector itu merupakan kendaraan pembawa bagian yang menjadi target. Kendaraan tersebut membawa gen yang mengekspresikan spike protein dari virus, juga bagian dari spike yang disebut Reseptor Banding Domain (RBD). Dalam penggunaan Adeno Associated Virus, Unair juga mengunakan teknik serupa pada vaksin cansino-china, astra zenneca (Oxford University), dan sputnik V-Rusia.

“Bedanya kita mengunakan varian Indonesia. Strain Indonesia agak berbeda dengan strain di Wuhan, jadi ada beberapa mutan yang kita gunakan dan analisis di Universitas Airlangga,” ujarnya.

Jokowi Wanti-Wanti Tangkal Hoaks Soal Vaksin

Kemudian, bibit vaksin ini diperbanyak dan dilakukan uji pada sel hewan terlebih dahulu pada mencit (sejenis tikus) dan kera. Saat pengujian di mencit, peneliti akan melihat antibodi, dan efeksitas antibodi yang dihasilkan. Setelah terekpresi dengan baik dan aman juga dalam uji coba pre-klinik dalam animal trial, baru melangkah ke uji klinis.

Namun, sebelum masuk uji klinik, masih ada pengujian pada kera. Hal ini dilakukan karena hewan ini mempunyai persamaan metabolisme dengan manusia. Sehingga, jika berhasil maka bisa lanjut ke uji klinikal pada manusia.

“Tentu untuk clinical nanti akan melibatkan para tenaga medis rumah sakit, multi center dan tentu juga didampingi oleh BPOM. ini sangat penting karena uji klinik fase 1, 2, dan 3 itu perlu adanya pendampingan oleh BPOM,” Ujarnya.

Sedangkan yang pada pengembangan platform berbasis peptida, Prof. Nyoman mengatakan platform ini memang belum banyak yang dikembangkan. Namun, hanya dengan melacak strain-strain dari whole genome yang ada di Indonesia, peneliti bisa melihat daerah-daerah epitop yang bisa menginduksi sel.

Cara pengujiannya pun berbeda berbeda, untuk mendeteksi peptide yang potensial dari strain Indonesia, caranya dengan menstimulasi sel memori dari sel darah donor yang telah sembuh Covid-19. Namun, dalam pengujian vaksin dari platform ini tetap harus diuji pada hewan terlebih dahulu lalu baru diujikan pada manusia.

Catat, Gali Informasi hingga Kelurahan Sebelum Berlibur

Aspek Keamanan

Banyak masyarakat menginginkan vaksin lebih cepat selesai, namun kebanyakan vaksin di dunia juga baru memasuki uji fase tiga. Sebagai tim peneliti, Prof. Nyoman menanggapi bahwa setiap orang pastinya menginginkan untuk cepat, namun yang terpenting itu kehati-hatian.

“Vaksin itu tahapannya memang panjang karena ini merupakan suatu hal baru yang akan dimasukkan ke sel manusia. Sama seperti Obat Pengembangan Baru [OPB]. Jadi, kalau obat yang betul-betul baru fasenya akan sama preklink dan klinik itu juga fasenya 1,2,3,” Tambahnya.

Untuk menjawab keresahan di masyarakat tentang efek samping vaksin nanti. Prof. Nyoman menegaskan bahwa pengerjaan vaksin Merah Putih oleh perguruan tinggi nanti juga memperhatikan aspek keamanan, kemanjuran stabilitas, dosis dan bagaimana efek imunitas.

“Masyarakat jangan terlalu khawatir terkait dengan isu ADE [antibody dependent enhancement] karena ini tentu juga akan dites. Vaksin kami juga dites apakah memunculkan ADE. Kalau misalnya tidak berarti ya tidak apa-apa,”ujarnya.

Meskipun, vaksin ini nanti berpotensi memudahkan masyarakat kebal terhadap virus, bukan berarti masyarakat abai setelah disuntikkan vaksin. Menjaga kebersihan, kesehatan, serta patuhi protokol kesehatan adalah cara terbaik untuk melawan virus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya