SOLOPOS.COM - ilustrasi (trisanggaraya.com)

Solopos.com, SOLO--Sebelum memutuskan pergi berlibur, masyarakat sebaiknya mencari informasi risiko penularan Covid-19 suatu daerah hingga ke level kelurahan. Hal ini agar daerah yang dituju benar-benar tak memiliki risiko atau berisiko lebih rendah ketimbang daerah asal.

Ketua Departemen Epidemiologi Universitas Indonesia, Tri Yunis MW, menyatakan penggalian informasi ini didapatkan dengan menghubungi Satgas Penanganan Covid-19 di masing-masing daerah. Selain itu, informasi serupa bisa diperoleh melalui laman resmi penanganan Covid-19 daerah tujuan.

Promosi BRI Catat Setoran Tunai ATM Meningkat 24,5% Selama Libur Lebaran 2024

Cara lain yang bisa dilakukan yakni dengan menghubungi kerabat atau teman di daerah tujuan mengenai zona risiko lokasi wisata yang akan dikunjungi. Satu hal yang penting adalah zona risiko ini sangat dinamis.

“Jangan ke kelurahan yang banyak kasusnya. Datang ke lokasi wisata yang tidak ada kasusnya,” kata Tri, dalam talkshow virtual yang digelar Satgas Penanganan Covid-19 di Grha BNPB Jakarta, beberapa waktu yang lalu.

Ingatkan Warga Terapkan 3M, Satgas Covid-19 Desa Klodran Karanganyar Keliling Pakai Mobil

Menentukan lokasi tujuan wisata juga memerlukan pertimbangan khusus lainnya. Masyarakat harus memastikan risiko penularan di daerah tujuan harus lebih rendah ketimbang daerah asal. Sebagai contoh misalnya, masyarakat di daerah hijau tidak dianjurkan mendatangi daerah zona kuning apalagi merah.

Sedangkan, masyarakat dari zona jingga atau orange, diperbolehkan mendatangi zona kuning atau zona hijau. Namun, hal ini tetap harus melaksanakan protokol kesehatan secara ketat guna mencegah persebaran Covid-19 di daerah tujuan wisata.

“Ke daerah zona merah sebaiknya dihindari karena kita punya risiko tinggi tertular Covid-19. Jika terpaksa sekali, kita harus lakukan protokol kesehatan dengan ketat ditambah face shield,” ujar dia.

Wajib Jaga Jarak

Tak hanya itu, selama berada di perjalanan dan lokasi wisata, masyarakat wajib menjaga jarak dan menghindari kerumunan. Virus SARS CoV-2 menular melalui droplet infection. Droplet ini dikeluarkan saat seseorang berbicara, batuk, bersin dan lainnya.

Droplet yang berukuran lima mikron bisa meluncur sejauh satu meter. Sedangkan, dengan ukuran yang lebih kecil, droplet bisa menjangkau lebih jauh dari satu meter. Kerumunan adalah cara penularan yang efektif. Karena droplet hanya bisa menular dengan jarak tertentu.

“Kuncinya kita harus memakai masker. Melindungi jalan masuk pernafasan melalui hidung dan mulut. Kedua jarak. Kerumunan menyebabkan tak ada jarak,” terang Tri.

Vaksin Merah Putih, Bukti Kemandirian Indonesia dalam Pembuatan Vaksin untuk Negeri

Menurut Tri, wisata outdoor seperti ke pantai bisa dikunjungi meski tetap berisiko. Kendati demikian, di pantai masyarakat lebih bisa menjaga jarak. Masyarakat juga dilarang berenang karena hal ini tidak bisa dilakukan dengan memakai masker.

Berkaca pada kasus Covid-19 yang masih menjadi wabah di Indonesia, Tri menganjurkan masyarakat berlibur di rumah saja. Namun, jika terpaksa harus bepergian ke luar rumah, laksanakan protokol kesehatan 3 M dengan ketat.

“[Harapannya] semua masyarakat bersadar 3 M sembari menunggu vaksin. Kalau bisa di rumah saja. Kalau bepergian [harus] menjaga protokol kesehatan. Kalau terpaksa berkerumun tetap menjaga protokol kesehatan,” begitu pesan dia.

SE Terbaru Wali Kota Solo: Anak 15 Tahun Ke Bawah Tak Boleh Kunjungi Tempat Publik, Kecuali PTM Di Sekolah

Pada kesempatan yang sama, Pimpinan Yayasan Al-Fachriyah, Habib Salim Jindan, mengatakan semua agama pasti mengajarkan umatnya menjaga kebersihan. Menjaga kebersihan penting demi mencegah penularan Covid-19.

Habib mengajak seluruh masyarakat Indonesia melaksanakan protokol kesehatan baik berlibur di rumah atau pun di lokasi wisata. Yang utama, masyarakat juga menjaga hubungan dengan Sang Pencipta.

“Hendaknya berdoa, mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dan memohon bukan untuk dirinya saja tapi untuk bangsa ini agar pandemi ini secepatnya hengkang dari NKRI yang kita cintai ini,” harap Habib Jindan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya