SOLOPOS.COM - (Istimewa/Bagus)

Solopos.com, SUKOHARJO — Salah satu biduan yang berlaga di kompetisi menyanyi dangdut, Bintang Pantura 6 merupakan putra asli Sukoharjo yakni Bagus O-A-OE.

Bagus mampu memberikan penampilan terbaik di setiap babak untuk melaju ke babak Top 12.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Konser kompetisi dangdut yang disiarkan Indosiar ini menampilan deretan biduan dan biduanita terpilih yang terbagi dari masing-masing tim. Mereka unjuk gigi di panggung di depan para mentor serta pemirsa di rumah untuk tetap bertahan di panggung impian.

Di Bintang Pantura 6, Bagus merupakan anak didik penyanyi dangdut kondang, Via Vallen yang tergabung dalam tim Sayang. “Alhamdulillah, saya masih bertahan dan melaju ke babak Top 12 yang digelar nanti malam, Rabu (6/10/2021). Doakan warga Sukoharjo, agar saya bisa tampil maksimal di panggung,” kata Bagus, saat dihubungi Solopos.com, Rabu pagi.

Baca Juga: Youtuber Korea Ujung Oppa Bakal Menikahi Pedangdut Bintang Pantura 5

Pria bernama lengkap Bagus Ragil Dwi Hananto itu merupakan warga Desa Krajan, Kecamatan Gatak. Bagus terpilih melaju ke babak panggung pilih-pilih setelah mengikuti audisi secara online pada April-Mei.

Dia menjalani karantina di Jakarta sejak 27 Agustus. Para biduan dan biduanita diberi beragam pelatihan berupa koreografi, olah vokal, aksi panggung, kepribadian, dan tata busana oleh beberapa ahli di bidangnya masing-masing.

Jebolan FKIP Universitas Veteran Bantara Sukoharjo itu mengaku berulang kali mengikuti audisi kompetisi menyanyi namun selalu gagal. Dia mengikuti audisi kompetisi menyanyi pada 2014-2019.

Baca Juga: Ketika Dangdut Memodifikasi Tradisi Lisan Bhanti-Bhanti Wakatobi

“Saya pernah ikut audisi Kontes Dangdut Indonesia (KDI) dan akademi dangdut Indosiar. Hampir setiap tahun saya selalu mengikuti audisi menyanyi namun belum berhasil. Sempat putus asa dan pasrah setelah gagal lolos audisi KDI pada 2019,” ujar dia.

Darah seni Bagus turun dari sang ayah, Mardi, yang bekerja sebagai penyanyi dan dalang wayang kulit. Sementara kakak Bagus juga pekerja seni sebagai sinden.

Namun, talenta menyanyi Bagus muncul sejak lulus kuliah pada 2017. Dia belajar dan mendalami olah vokal selama beberapa tahun.

Baca Juga: Fadia Arafiq, Pedangdut dan Putri A Rafiq yang Jadi Bupati Pekalongan

“Sejak itu, saya sering ngejob menyanyi di resepsi pernikahan. Saya terus belajar menyanyi dan mencoba peruntungan lewat audisi Bintang Pantura 6,” papar dia.

 

Sempat Dikira Guling, Mayat di Selokan Klaten Gegerkan Warga

Solopos.com, KLATEN — Warga Gatak, Delanggu, dan sekitarnya digemparkan dengan penemuan mayat di saluran irigasi di desa setempat, Rabu (6/10/2021) pukul 05.00 WIB.

Bakul soto di Gatak yang kali pertama mengetahui kejadian tersebut sempat mengira orang yang meninggal dunia tersebut merupakan sebuah guling.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, penemuan mayat di saluran irigasi itu kali pertama diketahui Wahyu, 62, seorang bakul soto di Gatak, tepatnya di timur PLN Delanggu.

Baca Juga: Mayat Pria Misterius Ditemukan Mengapung di Bengawan Solo Wonogiri

Semula, Wahyu yang membuka warungnya melihat sesuatu yang dikira sebuah guling di saluran irigasi di Gatak. Saat didekati, ternyata benda yang dikira guling itu merupakan seorang manusia yang sudah meninggal dunia.

Tak jauh dari lokasi penemuan mayat itu, terdapat sepeda motor (nyemplung di sawah di sebelah saluran irigasi Gatak). Belakangan diketahui, korban meninggal dunia di saluran air di Gatak itu bernama Riski.

Selanjutnya, Wahyu memberitahukan ke petugas PLN Gatak, Delanggu sebelum akhirnya dilaporkan ke Polsek Delanggu. Tak berselang lama, aparat polisi datang ke lokasi untuk mengevakuasi jenazah.

Baca Juga: Temuan Mayat Bayi Kagetkan Pemancing Di Sungai Bengawan Solo Masaran Sragen

“Saya sempat berpikiran [yang ada di saluran irigasi] itu guling. Posisinya berada di tengah saluran. Sehingga, air saluran sedikit mampet,” kata Wahyu, 62, saat ditemui wartawan di Gatak, Delanggu, Rabu (6/10/2021).



Hal senada dijelaskan warga Gatak lainnya, Mardi, 60. Saat dirinya ingin mengecek sawah di dekat lokasi, ternyata sudah banyak orang di timur PLN Gatak.

“Korban yang meninggal dunia itu warga Gatak sendiri. Kebetulan, bapaknya korban itu sering jalan-jalan pagi di sekitar lokasi. Saat bapaknya melihat anaknya yang meninggal dunia di saluran irigasi itu, yang bersangkutan langsung menangis,” katanya.

Baca Juga: Mayat Bayi Dibuang di Sragen Diduga dari Luar Kota

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya