SOLOPOS.COM - Romo Benny Susetyo (Antara)

Solopos.com, JAKARTA — Tokoh Katolik Antonius Benny Susetyo mendesak aparat kepolisian segera menangkap Pendeta Saifuddin Ibrahim terkait permintaannya agar Menteri Agama menghapus 300 ayat dalam Alquran karena dianggap sebagai pemicu tindak kekerasan.

Menurut Romo Benny, sapaan Antonius Benny Susetyo, tindakan Saifuddin Ibrahim itu memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.

Promosi Kecerdasan Buatan Jadi Strategi BRI Humanisasi Layanan Perbankan Digital

“Kalau ini ya bertentangan dengan iman kristiani. Keimanan kristiani itu adalah mencintai sesamanya, tidak boleh menghujat, dan tidak boleh menghina agama orang lain. Nilai-nilai agama itu luhur. Karena itu saya sepakat dengan Prof Mahfud (Mahfud Md.) bahwa Saifuddin ini harus segera ditangkap dan diproses hukum,” ujar Romo Benny  seperti dikutip Solopos.com dari kanal Youtube TVOne, Minggu (27/3/2022).

Baca Juga: Romo Benny: Pastor dan suster di Temanggung aman, tak ada yang dipukul

Romo Benny menilai meskipun mengaku sebagai pendeta Saifuddin Ibrahim tidak punya kecakapan ilmu dan otoritas untuk menilai agama orang lain. Menurutnya, untuk belajar kitab suci butuh waktu paling tidak 25 tahun. Sementara yang terjadi pada Saifuddin jauh dari kata ideal sebagai pemuka agama yang tahu ilmu.

“Belajar kitab suci itu harus tahu bahasa aslinya, paham teks dan konteks serta budayanya. Belajar kitab suci itu minimal 25 tahun dengan bahasa aslinya. Makanya dalam hirarki Katolik yang bisa menafsirkan itu yang punya otoritas. Lha orang ini kan tidak punya otoritas,” katanya.

Terkait pernyataan Saifuddin Ibrahim bahwa banyak ayat Alquran yang mengajarkan kekerasan, Romo Benny menilai yang bersangkutan salah dalam pemahaman. Menurut Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) itu, memahami ayat tidak bisa hanya dengan hanya tafsir literatur.

Baca Juga: Serang Alquran, Pendeta Saifuddin Ibrahim Belum Ditangkap Karena Ini

“Di dalam Perjanjian Lama juga ada ayat-ayat tentang kekerasan tapi konteksnya apa harus dilihat,” katanya.

Karena Saifuddin Ibrahim tidak memberikan klarifikasi dan bahkan terus memproduksi konten-konten bernada permusuhan di Youtube, Romo Benny mendesak Polri menangkap mantan pengajar di Pondok Pesantren Az Zaytun Jawa Barat itu.

Seperti diberitakan, pendeta Saifuddin Ibrahim beberapa waktu lalu membuat heboh publik karena meminta Menteri Agama RI menghapus 300 ayat di dalam Alquran karena dinilai menjadi sumber kekerasan.

Meskipun membuat marah banyak orang, hingga saat ini Saifuddin yang mantan ustaz itu belum diproses hukum.

Ternyata, Saifuddin belum diproses hukum karena saat ini tinggal di Amerika Serikat.

“Abi sekarang ada di Amerika Serikat,” ujar salah satu anak Saifuddin, Saddam Hussein, seperti dikutip Solopos.com dari kanal Youtube TVOne, Sabtu (26/3/2022).

Baca Juga: Komentari Saifuddin Ibrahim, Yusuf Mansur: Dalam Waktu Dekat Ditangkap

Meskipun Saifuddin beralih keyakinan dari Islam ke Kristen sejak 2006, anak dan istrinya masih kukuh sebagai muslim.

Saddam Hussein mengatakan, kontak terakhir dengan ayahnya terjadi pada 20 Maret 2022. Kala itu ia menginformasikan kepada ayahnya bahwa permintaan menghapus 300 ayat Alquran itu membuat heboh di Indonesia. Apa tanggapan Saifuddin?

“Abi cuek, tidak peduli, dan masih bikin konten-konten terus yang menyerang agama Islam. Tentu saja bagi kami ini sangat pedih,” ujar Saddam yang pernah perang terbuka dengan ayahnya di dunia maya terkait keyakinan agama.

Baca Juga: Eks Pendeta: Saifuddin Ibrahim Pecah Persatuan, Jangan Diikuti

Menurut Saddam, berpindah keyakinan agama merupakan hak setiap orang dan tidak boleh dilarang. Namun ketika sudah berpindah agama lalu menyerang keyakinannya yang lama, itu dilarang.

Berdasarkan data Solopos.com, Saifuddin Ibrahim adalah seorang muslim yang berpindah keyakinan menjadi pemeluk agama Kristen pada tahun 2006 dan kemudian aktif sebagai pendeta.

Sebelum berpindah keyakinan, Saifuddin adalah pengajar di Pondok Pesantren Az Zaytun di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Pesantren ini merupakan usaha dari Yayasan Pesantren Indonesia (YPI), yang memulai pembangunannya pada 13 Agustus 1996.

Baca Juga: Menag Dipastikan Tak Kenal Saifuddin Peminta 300 Ayat Al-Quran Dihapus



Dalam videonya yang viral itu, Saifuddin menyebut pesantren Az Zaytun berpaham terorisme dan banyak pelaku aksi terorisme yang berasal dari pondok pesantren tersebut.

“Dan beliau melakukan hal yang tidak terpuji, yaitu adalah menghina agama sebelumnya yaitu adalah Islam. Setelah masuk Kristen di tahun 2006, beliau pindah agama. Tetapi setelah pindah agama, beliau tidak hanya pindah agama saja tetapi mulai menjadi pendeta,” kata Saddam Husein yang merupakan anak kedua Saifuddin Ibrahim.

Diberitakan sebelumnya, nama Saifuddin Ibrahim mendadak menjadi perbincangan publik setelah pernyataan kontroversialnya viral di media sosial.

Baca Juga: Pendeta Saifuddin Minta Hapus 300 Ayat Al-Qur’an, Mahfud Md: Penistaan

Saifuddin meminta Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menghapus 300 ayat Alquran karena dianggap menjadi sumber kekerasan.

Tidak hanya itu, pria paruh baya itu juga kerap memproduksi konten-konten sensitif yang kerap memojokkan agama tertentu, yang diunggahnya di kanal Youtube. Salah satu pernyataan di videonya adalah bahwa berhaji ke Tanah Suci sebagai tindakan buang-buang duit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya