Solopos.com, BATANG — Jalur Alas Roban dikenal sebagai salah satu tempat yang angker. Jalur ini berupa tanjakan curam yang berada di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, tepatnya di Kecamatan Grising.
Jalur ini cukup angker karena di sisi kanan dan kirinya dihiasi jajaran pohon jati yang tinggi menjulang. Berdasarkan pantauan Solopos.com melalui sebuah kanal Youtube, Selasa (15/3/2022), jalur ini juga sering dikenal sebagai Jalur Tengkorak.
Promosi Oleh-oleh Keripik Tempe Rohani Malang Sukses Berkembang Berkat Pinjaman BRI
Minimnya penerangan pada malam hari membuat banyak yang takut untuk melewati jalur ini. Apalagi banyak rumor yang berkaitan dengan kisah misteri yang dialami oleh pengemudi yang melewati jalur ini.
Jika melihat sejarah,Jalur Alas Roban yang dikenal angker ini merupakan proyek masa pemerintahan Hindia Belanda di bawah kepemimpinan Gubernur Herman William Daendels. Pada saat itu, pemerintahan Hindia Belanda memperkerjakan warga pribumi secara paksa, bahkan banyak dari mereka yang meninggal di tempat dan kemudian mayatnya dibuang begitu saja.
Baca juga: Asal Usul Gerbang Majapahit di Pati: Pembuktian Anak Sunan Muria
Selain itu, persitiwa penembakan misterius yang terjadi pada era 1980an juga dikaitkan dengan kisah misteri yang ada di Jalur Tengkorak Alas Roban tersebut. Konon mayat-mayat korban penembakan misterius atau yang dikenal dengan peristiwa petrus dibuang di kawasan jalur pantura tersebut.
Dari dua peristiwa tersebut, muncul dugaan arwah para korban kerja paksa hingga peristiwa petrus ini bergentayangan dan menghantui siapapun yang melintasi Jalur Tengkorak Alas Roban. Tak heran banyak kecelakaan yang dialami para pengemudi saat melintasi jalur angker tersebut. Kecelakaan lalu lintas itu dianggap sebagai tumbal atau bentuk balas dendam arwah-arwah penasaran dari korban kerja paksa.
Baca juga: Misteri Makam Keramat di Pulau Panjang Jepara
Gelap
Sebenarnya kecelakaan yang kerap terjadi di Jalur Tengkorak Alas Roban ini bisa dijelaskan secara logika dan tidak berkaitan dengan label angker. Seperti diketahui jalur Alas Roban memiliki kontur jalan yang sangat curam dengan banyak tikungan serta turunan tajam.
Selain itu, jalur ini minim dengan fasilitas penerangan. Sehingga saat malam hari, pengemudi harus menyalakan lampu sorot jarak jauh. Dalam hal ini, kebanyakan pengendara hanya bergantung pada penerangan lampur sorot kendaraan di malam hari. Secara teknis, hal tersebut tentu sangat berbahaya.
Maka dari itu, tidak heran banyak kecelakaan lalu lintas kerap terjadi di jalur Alas Roban yang dikenal angker ini. Kemungkinan hal ini disebabkan keteledoran sopir saat mengemudi yang tidak memperhatikan kecepatan kendaraan. Demi keamanan, pengemudi disarankan untuk tidak melintasi Jalur Tengkorak Alas Roban pada malam hari karena minimnya penerangan serta banyaknya tikungan dan turunan tajam yang bisa mengakibatkan kecelakaan lalu lintas.
Baca juga: Aturan di Prostitusi Gang Sadar Purwokerto: PSK Wajib Berpakaian Sopan
Macet
Sebagai salah satu jalur pantai utara (pantura), Jalur Alas Roban juga dikenal macet. Kemacetan ini menjadi salah satu faktor terjadinya kecelakaan lalu lintas di jalur tersebut. Guna mengurangi resiko kecelakaan, pemerintah telah membuat jalur alternatif di kawasan Alas Roban yang dikenal dengan jalur lingkar utara dan selatan
Jalur utara ini biasanya digunakan oleh pengemudi kendaraan pribadi sedangkan jalur selatan yang berupa beton dimanfaatkan oleh para pengemudi truck dengan muatan yang berat. Meskipun lebih jauh, namun jalur selatan ini minim dengan tikungan dan tanjakan tajam, sehingga lebih aman bagi pengendara truk bermuatan besar. Tak jarang juga, di sepanjang jalur selatan banyak sopir truk yang memakirkan kendaraan beratnya untuk sekedar beristirahat sejenak.