SOLOPOS.COM - Suasana Umbul Ponggok di Desa Ponggok, Kecamatan Polanharjo, Kamis (7/7/2022). Sebelum ada pandemi Covid-19, umbul itu mampu menyumbang miliaran rupiah ke Desa Ponggok. (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN–Kabupaten Klaten disebut-sebut menjadi surga wisata air. Berbagai wahana wisata air bermunculan selama lebih dari satu dekade. Rata-rata umbul atau sumber air yang digarap menjadi wisata dikelola melalui Badan Usaha Milik (BUM) desa.

Seperti di Desa Ponggok, Kecamatan Polanharjo. Desa tersebut sukses mengelola Umbul Ponggok melalui BUM Desa Tirta Mandiri.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Sebelum ada pandemi Covid-19, rata-rata omzet per tahun mencapai Rp6 miliar hingga Rp9 miliar.

Pendapatan dari pengelolaan Umbul Ponggok pun menjadi penyumbang pendapatan asli desa (PAD) terbesar untuk Desa Ponggok. Sesuai dengan AD/ART, sebanyak 40% dari laba bersih masuk ke PAD Ponggok.

Sementara, 60% laba bersih digunakan untuk pengembangan. Sebelum ada pandemi, sumbangan laba bersih ke PAD Ponggok rata-rata lebih dari Rp4 miliar.

Baca Juga: Mengejutkan! Pendapatan Umbul Ponggok Mulai Disalip Umbul Ini

Kepala Divisi Wisata Berdesa BUM Desa Tirta Mandiri Ponggok, Suyantoko, mengatakan PAD yang diperoleh desa kembali dimanfaatkan untuk kesejahteraan warga Ponggok. Ada sejumlah program yang digulirkan desa memanfaatkan PAD.

Program itu yakni satu rumah satu sarjana yang sudah digulirkan sejak 2018. Saat ini, ada 64 mahasiswa dari Ponggok yang mendapatkan bantuan dari desa melalui program tersebut. Nilai bantuan Rp300.000 per bulan.

Program lain yakni premi BPJS kesehatan ditanggung pemerintah desa.

Program itu ditujukan kepada warga yang belum menjadi peserta jaminan kesehatan yang ditanggung pemerintah pusat, daerah, maupun perusahaan. Ada 100-an warga yang premi jaminan kesehatan mereka ditanggung desa.

Satu lagi yakni program rumah layak homestay. Program itu yakni perbaikan rumah warga dengan memanfaatkan salah satu ruangan rumah untuk homestay.

Baca Juga: Covid-19 Melandai, Disbudporapar Klaten Patok Target Rp2,4 Miliar

Soal dampak pandemi Covid-19 terhadap pendapatan BUM desa, Suyantoko mengatakan pada 2020 sama sekali tak ada pemasukan terhadap BUM desa menyusul Umbul Ponggok ditutup selam berbulan-bulan. Pada 2021, omzet yang diperoleh hanya sekitar Rp500 juta.

Namun, merosotnya pendapatan BUM desa itu tak lantas menghentikan program yang sudah digulirkan.

“Program-program ke masyarakat tetap berjalan. Jadi rencana pembangunan selama 2020-2021 ditunda dan dialihkan untuk membantu perekonomian masyarakat serta menjalankan program-program yang sudah berjalan,” ungkap dia saat berbincang dengan Solopos.com, Kamis (7/7/2022).

Suyantoko optimistis 2022 Umbul Ponggok kembali pulih. Selama setengah tahun terakhir, omzet yang diperoleh BUM desa dari Umbul Ponggok sudah mencapai sekitar Rp1,5 miliar.

Selain Umbul Ponggok, di Desa Ponggok ada umbul lainnya yang dipoles menjadi wisata yakni Umbul Besuki dan Umbul Sigedang-Kapilaler.

Baca Juga: Deretan Desa di Klaten Ini Panen Cuan Miliaran Rupiah dari Umbul

Namun, pengelolaan wisata di kedua umbul tersebut tidak melalui BUM desa. Pengelolaan dilakukan melalui Pokja RW.

Desa Wunut, Kecamatan Tulung juga sukses mengelola umbul melalui BUM Desa Sumber Kamulyan. Omzet yang diperoleh BUM Desa Sumber Kamulyan dari pengelolaan Umbul Pelem pada 2021 mencapai Rp2,9 miliar.

Sementara, omzet yang diperoleh BUM desa pada 2020 sekitar Rp1 miliar lantaran objek wisata sering tutup.

Terkait target omzet yang bisa diperoleh pada 2022, Iwan optimistis BUM desa bisa meraih pendapatan dari pengelolaan Umbul Pelem mencapai Rp5 miliar.

Kepala Desa Wunut, Iwan Sulistya Setiawan, menjelaskan sebagian pendapatan yang diperoleh BUM desa menjadi sumber PAD Wunut. Dana itu lantas dimanfaatkan untuk kegiatan kesejahteraan warga.

“Alhamdulillah pemanfaatannya bisa digunakan untuk BPJS kesehatan bagi warga yang belum punya jaminan kesehatan. Kemudian ada BPJS ketenagakerjaan bagi perangkat desa, BPD, ketua RT/RW, kepala keluarga di Wunut, istri kepala keluarga Desa Wunut. Insyaallah kami akan programkan untuk pendidikan,” kata Iwan.



Direktur BUM Desa Sinergi Desa Sidowayah, Kecamatan Polanharjo, Hartoyo, mengatakan Umbul Manten murni dikelola BUM desa. Soal omzet yang diperoleh BUM desa dari pengelolaan Umbul Manten, Hartoyo menjelaskan Rp200 juta-Rp500 juta per tahun.

Hartoyo juga menjelaskan sudah dibuat pembagian hasil laba bersih yang diperoleh BUM desa.

“Untuk persentase ke PAD sebesar 40%. Untuk RT 12%, pengembangan 32%, cadangan modal 7%, dan lain-lain,” kata dia.

Di Desa Ngrundul, Kecamatan Kebonarum, ada Umbul Brondong yang juga dipoles menjadi objek wisata.

Pengelolaannya juga dilakukan melalui BUM Desa Karunia Sejahtera. “Per tahun omzet ratusan juta rupiah. Tahun 2022 ini kami ditargetkan bisa melebihi Rp300 juta. Semoga saja ini bisa tercapai,” kata dia.

Kepala Dinas Kebudayaan Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Klaten, Sri Nugroho, mengatakan salah satu andalan wisata di Klaten yakni wisata tirta.

Selain dikelola BUM desa, ada wisata air yang dikelola Pemkab. Wisata air itu yakni Objek Mata Air Cokro (OMAC) serta Umbul Jolotundo.

Pendapatan yang diperoleh dari kedua wisata air itu menjadi penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) ke APBD Klaten.

“Memang wisata tirta di Klaten menjadi andalan. Seperti di Kecamatan Polanharjo itu perkembangannya luar biasa. Apalagi saat ini berkembang dengan munculnya kuliner-kuliner di sana,” kata Nugroho.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya