SOLOPOS.COM - Pengunjung memadati kawasan Bukit Sidoguro, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Minggu (1/11/2020). Bukit SIdoguro dibuka lagi setelah tutup selama hampir delapan bulan. (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Dinas Kebudayaan Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Klaten mematok target pendapatan dari sektor pariwisata senilai Rp2,4 miliar di tahun 2022. Disbudporapar Klaten mengaku optimistis dapat memenuhi target tersebut setelah diberlakukannya pelonggaran seiring penurunan level pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

Kepala Disbudporapar Klaten, Sri Nugroho, optimistis PAD dari sektor pariwisata di Klaten bakal meningkat drastis pada 2022 dibandingkan 2021. Tahun ini, Disbudporapar menargetkan bisa meraih PAD dari sektor pariwisata hingga Rp2,4 miliar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Sebelumnya diberlakukan pembatasan jumlah pengunjung maksimal 75 persen dari kapasitas. Sekarang sudah diberlakukan 100 persen seiring penurunan level PPKM di Klaten sekarang di level 1,” kata Nugroho saat ditemui Solopos.com di Desa Pereng, Kecamatan Prambanan, Rabu (6/7/2022).

Nugroho menjelaskan pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pariwisata yang dikelola Pemkab sekitar Rp800 juta pada 2021. Nilai itu menurun dibandingkan PAD dari sektor pariwisata pada 2020 di atas Rp1 miliar.

Nugroho tak menampik kondisi serupa terjadi pada objek wisata yang dikelola desa melalui badan usaha milik desa (BUM desa) maupun kelompok sadar wisata (Pokdarwis). Ada empat objek wisata yang dikelola Pemkab. Sementara, ada puluhan objek wisata yang dikelola desa melalui BUM desa maupun Pokdarwis.

Baca Juga: Ini Daftar Wisata Candi di Klaten, dari Prambanan hingga Merak

Selama dua tahun, yakni 2020 hingga 2021 seluruh objek wisata terdampak pandemi Covid-19. Hal itu menyusul peningkatan kasus Covid-19.

“Memang banyak yang mengeluh targetnya belum bisa terpenuhi,” kata Nugroho

Terpisah, Kepala Desa (Kades) Wunut, Kecamatan Tulung, Iwan Sulistya Setiawan, mengatakan omzet yang diperoleh BUM Desa Sumber Kamulyan dari pengelolaan Umbul Pelem pada 2021 mencapai Rp2,9 miliar. Sementara, omzet yang diperoleh BUM desa pada 2020 sekitar Rp1 miliar lantaran objek wisata sering tutup.

Terkait target omzet yang bisa diperoleh pada 2022, Iwan optimistis BUM desa bisa meraih pendapatan dari pengelolaan Umbul Pelem mencapai Rp5 miliar. Hal itu berdasarkan capaian pendapatan selama setengah tahun terakhir.

Baca Juga: Kenapa di Klaten Banyak Umbul?

“Alhamdulillah sampai Juni ini pendapatan yang masuk Rp2,4 miliar. Itu sudah bersih, sudah untuk operasional dan gaji karyawan,” jelas Iwan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya