SOLOPOS.COM - Ilustrasi pemilihan umum kepala daerah (JIBI/Harian Jogja/Istimewa)

Solopos.com, WONOGIRI -- Penjaringan calon bupati-calon wakil bupati (cabup-cawabup) oleh DPC PDIP Wonogiri sudah memasuki hari terakhir, Kamis (17/10/2019).

Namun, hingga menjelang sore pada hari itu masih belum ada satu pun pendaftar. Menurut pemerhati politik, kondisi itu semakin menegaskan PDIP sangat dominan dalam perpolitikan Wonogiri.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Informasi yang dihimpun Solopos.com dari sekretariat DPC PDIP Wonogiri, hingga pukul 15.30 WIB belum ada yang mendaftar baik untuk posisi cabup maupun cawabup.

Pemerhati politik Wonogiri, Mat Nawir, saat dimintai pendapatnya menyampaikan jika benar hingga hari terakhir tidak ada yang mendaftar pada penjaringan cabup-cawabup PDIP, hal itu mengindikasikan beberapa hal.

Mantan Ketua KPU Wonogiri tersebut menilai eksternal PDIP tidak ada yang mendaftar karena meyakini PDIP sudah memiliki cawabup yang akan disandingkan dengan Ketua DPC PDIP, Joko Sutopo.

Meski belum menyatakan sikap, lelaki yang masih menjabat Bupati Wonogiri itu diyakini bakal diusung menjadi cabup pada Pilkada Wonogiri tahun depan. Hal itu membuat eksternal PDIP menganggap peluang mereka sangat kecil untuk mendapatkan jatah kursi cawabup.

Orang meyakini PDIP sudah memiliki cawabup karena partai berlambang banteng moncong putih tersebut juga diyakini ingin berinvestasi jangka panjang, yakni untuk Pilkada 2024 mendatang.

Seperti diketahui, sesuai ketentuan, masa bakti bupati-wakil bupati hasil Pilkada 2020 mendatang hanya sampai 2024 atau selama empat tahun. Langkah paling logis, yakni PDIP bakal memasang tokoh internal sebagai cawabup.

Tokoh bersangkutan itu lah yang disiapkan untuk Pilkada selanjutnya. Oleh karena itu PDIP mengamankan kursi cawabup.

“Kompetisi Pilkada Wonogiri yang sesungguhnya adalah 2024 mendatang. Hal itu sudah jadi pertimbangan PDIP. Jadi, kemungkinan PDIP sebenarnya sudah punya cawabup. Saya kira PDIP enggak mau rugi atau menyia-nyiakan peluang yang sudah ada di depan mata. Jadi, kemungkinan PDIP tak mau membagi jatah cawabup untuk eksternal PDIP,” kata Mat Nawir.

Terkait tidak adanya internal PDIP, termasuk Joko Sutopo, yang mendaftar dalam penjaringan, dia berpandangan penjaringan bagi PDIP bukan harga mati untuk DPP dalam menentukan siapa yang bakal diberi rekomendasi.

Joko Sutopo yang akrab disapa Jekek itu tetap berpeluang besar mendapatkan rekomendasi DPP, meski tak mendaftar. Hal yang sama pernah disampaikan Jekek kepada Solopos.com beberapa waktu lalu.

Dia mengatakan tak mendaftar dalam penjaringan partainya bukan berarti bakal tak diberi rekomendasi DPP. Terpisah, Sekretaris DPC PDIP Wonogiri, Setyo Sukarno, mengatakan akan melaporkan ke DPP apa pun hasil penjaringan terbuka yang dibuka sejak 19 September lalu.

Dia tak mempermasalahkan kondisi itu. Meski Jekek atau tokoh lain tak mendaftar bukan berarti tak bisa memperoleh rekomendasi. Penjaringan dibuka untuk memberi kesempatan siapa pun yang ingin berkontestasi pada Pilkada 2020.

Dimintai tanggapan adanya anggapan PDIP sebenarnya sudah memiliki cawabup, politikus PDIP yang juga Ketua DPRD tersebut menghargai pendapat orang.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya