SOLOPOS.COM - Gibran (tengah) dan Teguh (kanan) saat kegiatan di DPRD Solo, Jumat (24/7/2020) siang. (Solopos/Kurniawan)

Solopos.com, SOLO -- Selain soal singkatan nama atau tagline, pasangan cawali-cawawali Pilkada Solo, Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa atau Gibran-Teguh ternyata juga belum kompak soal pakaian seragam.

Umumnya, pakaian seragam (sarimbit) yang dikenakan pasangan cawali-cawawali menjadi trademark atau ciri khas mereka saat tampil di depan publik.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Selama ini pakaian pasangan Gibran-Teguh masih terkesan bebas ketika tampil di depan publik. Belum ada ciri khas yang menunjukkan kekompakan dua orang itu dalam hal berbusana. Seperti yang terjadi pada Jumat (24/7/2020).

Kontak dengan Wawali Solo, Hasil Tes Swab Pejabat OJK Solo Negatif

Ketika itu Gibran-Teguh mengikuti Salat Jumat di Masjid Attaubah di Kompleks DPRD Solo. Mereka sama-sama mengenakan baju koko yang identik dengan busana kaum muslim. Tapi warna baju koko Gibran dan Teguh masih berbeda.

Gibran terlihat menonjol dengan baju koko lengan panjang warna putih yang dipadukan celana jins hitam. Sedangkan Teguh memakai baju dan celana kain warna krem. Baju koko yang mereka kenakan adalah koleksi masing-masing.

Belum ada baju khusus pasangan yang didesain untuk dikenakan selama kontestasi Pilkada 2020. Seperti yang dulu dilakukan Joko Widodo (Jokowi)-FX Hadi Rudyatmo, Jokowi-Basuki Tjahaja Purnama, atau FX Hadi Rudyatmo-Achmad Purnomo.

Ini Daftar 6 KA dengan Tarif Diskon hingga 25 Persen, Ada KA Rute Solo Lho

Pada Pilkada Solo 2010, Jokowi-Rudy mengenakan kemeja batik godong kates. Sedangkan saat di Pilkada DKI Jakarta 2012, Jokowi-Ahok mengenakan kemeja kotak-kotak. Lalu Rudy-Purnomo di Pilkada Solo 2015 mengenakan baju lurik.

Jenis Pakaian

Ciri khas dalam berpakaian tidak hanya diperlihatkan para calon kepala daerah. Jokowi saat maju sebagai capres tahun 2019 pun dengan sengaja selalu mengenakan kemeja putih lengan panjang yang dilipat kedua lengannya.

Gibran-Teguh pun sebenarnya sudah ada rencana mengenakan baju seragam ketika tampil di depan publik Solo. Tapi, menurut Teguh, belum ada pembahasan mendetail ihwal desain atau jenis pakaian yang akan mereka pakai sebagai ciri khas.

Pilkada Solo 2020: Jika Menang, Bajo Janji Sumbangkan Gaji untuk Rakyat

“Rencananya kan habis musran kami baru ketemu merancang foto termasuk seragamnya. Mau pakai baju apa begitu. Seperti dulu Jokowi-Rudy, baju itu kan cerminan. Ada nilai-nilai budaya, simbol, dan makna atau filosofinya,” tutur dia.

Teguh sepakat kelak dirinya dengan Gibran tidak boleh asal dalam memakai baju seragam. Harus ada nilai-nilai budaya atau cerminan diri dari baju tersebut. “Seperti dulu baju batik godhong kates atau kemeja kotak-kotak,” imbuh dia.

Ternyata Ini Pimpinan UNS Solo yang Positif Covid-19, Kini Sudah Sembuh

Sedangkan untuk singkatan nama Gibran-Teguh, anggota DPRD Solo itu mengatakan sudah ada beberapa alternatif. Tapi belum diputuskan singkatan mana yang akan dipakai. Keputusan itu harus dibicarakan bersama dari berbagai aspek politik.

“Singkatan nama belum. Tapi masukan banyak banget, ada yang Gi-Ta, Gi-Tu, GT Pro, Mantap, dan lain-lain. Belum ada yang masuk. Nanti dilihat dari masukan-masukan itu, nanti ditentukan bersama. Jadi tagline pilihan kami,” urai dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya