SOLOPOS.COM - Kondisi bangunan Pusat Grosir Solo (PGS) yang mangkrak bertahun-tahun. (Solopos/Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Para pedagang di Pusat Grosir Solo atau PGS menghadapi momentum Ramadan dan Lebaran tahun ini dengan perasaan khawatir dan waswas toko mereka bakal sepi. Hingga Ramadan tiba, pedagang di PGS belum merasakan ada kenaikan penjualan.

Salah seorang pedagang di PGS, Budi, mengaku kali terakhir merasakan ramainya pembelian menjelang Idulfitri sekitar lima tahun lalu. Apalagi dua tahun terakhir terjadi pandemi Covid-19 yang membuat PGS makin sepi pengunjung.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Pada sisi lain, pedagang juga menyoroti proses perombakan bangunan yang tak kunjung selesai. Perombakan bangunan itu membuat gedung PGS terkesan mangkrak. Atap gedung juga bocor di sejumlah bagian.

Baca Juga: Pedagang Pakaian PGS Solo Demo Protes Kenaikan Tarif Service Charge

Perombakan tersebut tampak dari luar PGS sehingga memunculkan kesan PGS sudah tutup atau renovasi. “Ya sepi, sudah hampir lima tahun begini. Memang tampilan gedung itu juga berpengaruh. Sebelumnya ramai itu sampai saya sendiri dulu kalau pulang butuh waktu 1,5 jam untuk keluar sampai ke depan,” jelas Budi saat diwawancarai Solopos.com, Selasa (5/4/2022).

Budi menambahkan kondisi bangunan PGS Solo yang tak terurus tak sepadan dengan kenaikan service charge hingga Rp80.000. Tampak dari luar PGS tengah ada pembenahan bagian atap. Selain itu, banyak tepi bangunan yang tak berdinding.

Hal itu, menurut Budi, sangat membahayakan pengunjung. Fasilitas toilet juga berkurang. Budi mengatakan dulu ada dua toilet di ujung bangunan masing-masing lantai. Kini hanya ada satu toilet yang diizinkan untuk difungsikan oleh manajemen PGS.

Baca Juga: Bahas Biaya Servis, Pertemuan Pedagang dan Manajemen PGS Solo Deadlock

Sewa Jangka Panjang

“Termasuk bangunan banyak mangkrak, dinding banyak yang enggak ada. Toilet mestinya setiap lantai ada dua, sekarang tiap lantai hanya satu,” jelas Budi.

Menurutnya, kondisi tersebut tak menjanjikan pendapatan sama sekali bagi pedagang di PGS Solo. Padahal sebagian pedagang sudah telanjur membayar sewa jangka panjang.

Budi mengaku telah menyewa kios di PGS untuk 20 tahun sejak awal 2006 lalu. Namun, lima tahun terakhir, ia merasa kecewa dengan kondisi PGS. Sementara uang sewa telah telanjur dibayar di muka.

Baca Juga: Ribuan Pedagang BTC Dan PGS Solo Divaksin Covid-19

“Kalau di sini ada beberapa tenan yang sewa jangka panjang. Iya saya salah satunya yang jangka panjang, berakhir 2026 awal,” imbuhnya.

Sementara itu, Hendra, pedagang yang sudah 20 tahun menyewa kios di PGS Solo juga mengatakan hal serupa. Kondisi PGS masuk awal Ramadan masih sepi. Bahkan Hendra enggan membuka tokonya.

“Kalau kondisi masuk awal puasa tambah sepi sekali. Ini aja belum buka dasaran toko saya. Sebelum puasa pengunjung pun masih sepi,” jelas Hendra saat dihubungi Solopos.com, Senin.

Baca Juga: Vaksinasi Pedagang PGS Solo Rampung, Kini Lebih Percaya Diri Jualan

Daya Tarik

Kondisi atap PGS yang bocor, dinding bolong, bahkan tak ada dinding turut memengaruhi daya tarik bagi pengunjung. Hendra menambahkan besi-besi material pembangunan yang mangkrak juga membahayakan pengunjung.

“Dinding bolong bahkan tidak ada dindingnya. Besi-besi besar bergelantungan karatan di atas dan pinggir bangunan. Berisiko membahayakan orang dan pengunjung,” jelasnya.

Kondisi bangunan yang telah lima tahun dibiarkan rusak sebelum pandemi itu menurutnya tak ada perbaikan dan pembenahan. Hendra menilai PGS sepi pengunjung karena dikira tutup dan bangunannya mangkrak.

Baca Juga: Terjadi Lagi, Kendaraan Diparkir di Jalur Rel KA Depan PGS-BTC Solo

“Banyak yang mengira PGS lagi tutup atau renovasi. Jadi otomatis mengurangi keinginan calon pengunjung yang mau belanja. Ini real cerita dari beberapa pelanggan yang waktu itu tanya ke pegawai saya dan saya sendiri,” jelasnya.

Ia menambahkan akhir-akhir ini beberapa area PGS juga bocor bagian atapnya. Bahkan di area dalam toko. Hal tersebut tentu saja merugikan pedagang dan memberikan kesan buruk pada pembeli.

“Musim hujan barusan pas deras tiba-tiba bocor. Yang tentu saja merugikan pedagang dan pembeli menjadi tidak nyaman. Ini belum lama kejadiannya. Bocornya parah, di dalam toko pedagang lagi,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya