SOLOPOS.COM - Sapi perah di Boyolali. (Jatengprov.go.id)

Solopos.com, BOYOLALI — Beberapa peternak sapi perah di Boyolali, Jawa Tengah mengaku belum merasakan pengaruh penyakit mulut dan kuku atau PMK yang melanda Boyolali.

Mereka mengaku produktivitas susu sapi di peternakan tidak terpengaruh kasus PMK di Boyolali. Salah satu peternak asal Musuk, Boyolali, Drajat Triwibowo, 32, mengatakan produktivitas susu di peternakannya masih lancar.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“PMK ini tidak mempengaruhi sapi perah karena sapi perah milik kami dirawat sendiri dan bukan sapi yang keluar masuk ke kota lain,” jelasnya ketika dihubungi Solopos.com, Minggu (29/5/2022).

Ia mengatakan tidak ada kendala pembelian susu dan tidak ada pembeli yang membatalkan karena takut kasus PMK di Boyolali.

Lebih lanjut, pemilik Kakung Farm tersebut mengatakan biasanya satu ekor sapi di kandangnya dapat memproduksi 8 hingga 20 liter susu per hari.

Baca Juga : PMK Berdampak ke Produktivitas Susu dan Daging di Boyolali, tapi…

“Penurunan dan kenaikan produktivitas susu itu pasti tapi bukan karena PMK. Itu karena sapi ada masa kehamilan juga. Otomatis berhenti diperah, habis lahiran produktivitas susu akan naik lagi,” terangnya.

Senada dengan Drajat, peternak sapi perah asal Cepogo, Boyolali, Tri Mardiyanto, 34, mengaku penyakit mulut dan kuku belum berpengaruh terhadap produktivitas susu di peternakannya. “Saya punya enam sapi diperah tiap pagi dan sore. Per hari sekitar 15 liter [susu] per sapi,” ungkapnya.

Ia mengatakan tidak ada kendala penjualan dan tidak ada orang yang membatalkan pesanan.

Diberitakan sebelumnya, Kepala Bidang (Kabid) Produksi Ternak Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali, Gunawan Andriyanto, memprediksi penyakit mulut dan kuku di Boyolali akan mempengaruhi penurunan produktivitas susu dan daging sapi.

Baca Juga : Dijuluki Kota Susu, Segini Produktivitas Susu di Boyolali

“Diperkirakan ada pengaruhnya tapi belum signifikan karena dari segi populasi sapi yang terkena PMK masih relatif kecil. Jadi secara individu ada pengaruhnya bagi peternak yang terkena PMK, tapi secara global kabupaten masih sangat kecil,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya