SOLOPOS.COM - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) dan Wakil Gubernur Ahmad Riza Patria berfoto bersama seusai menghadiri Rapat Paripurna di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (13/9/2022). (Antara/Indrianto Eko Suwarso)

Solopos.com, JAKARTA–Anies Baswedan segera mengakhiri jabatan sebagai Gubernur Jakarta 16 Oktober 2022. Setelah itu Anies akan menjadi warga biasa. Banyak pertanyaan, ke mana langkah Anies setelah tidak lagi menjabat Gubernur DKI.

Apakah ikut bertarung dalam kontestasi Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024? Kalau ikut, siapa yang akan mengusung?

Promosi Direktur BRI Tinjau Operasional Layanan Libur Lebaran, Ini Hasilnya

Anies adalah salah satu tokoh politik yang moncer saat ini. Nama Anies menjadi perhatian, karena dia mewakili kubu yang dianggap bertentangan dengan pemerintah. Anies adalah satu-satunya kandidat capres yang tidak terafiliasi dengan koalisi politik saat ini.

Baca Juga Ribuan Jiwa Tewas dan Luka, Rusia Justru Panen Uang

Dia bukan kader partai politik. Tidak juga terikat hubungan patron-klien dengan pejabat atau rezim yang berkuasa saat ini. Meskipun, saat maju ke Pilkada DKI 2017 lalu, Anies didukung penuh Prabowo Subianto dan mitra koalisinya.

Di sisi lain, Anies memiliki modal elektabilitas. Elektabilitas Anies di bawah Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo. Namun kalau bicara soal asal-usul partai politik, Anies adalah orang non parpol yang memiliki elektabilitas paling tinggi.

Lembaga Survei Indonesia (LSI), misalnya, mencatat elektabilitas Anies berada di peringkat ketiga dengan angka 19,3%. Di bawahnya ada nama Ridwan Kamil, kandidat non parpol lainnya. Perhitungan itu dilakukan dengan simulasi 19 nama calon presiden (capres).

Baca Juga Rusia Bertambah Kaya dari Invasi ke Ukraina

Dalam simulasi 10 calon, nama Anies tetap tak tergoyahkan. Dia tetap menjadi kandidat non parpol yang menempati peringat tiga elektabilitas paling tinggi dengan angka 20,1 persen.

Kendati demikian, elektabilitas tinggi tidak menjadi jaminan suatu calon untuk bisa maju sebagai capres di Pilpres 2024. Dalam sistem politik Indonesia, kewenangan untuk mengajukan calon pemimpinan nasional berada di tangan partai politik.

Itupun parpol yang telah memenuhi syarat presidential threshold alias ambang batas presiden di angka 20 persen dari kursi parlemen. Kalau tidak, tentu harus membangun kerja sama politik, seperti pemerintahan saat ini.

Baca Juga Ukraina Harus Berdiri Dua Kaki

Peta Koalisi untuk Anies 

Sejauh ini hanya Partai Nasional Demokrat alias Nasdem yang secara terbuka ingin mengusung Anies sebagai kandidat calon presiden di Pilpres 2024. Selain Anies sebenarnya ada nama Ganjar Pranowo dan Andika Perkasa. Keduanya juga berpotensi diusung Nasdem.

Namun demikian, jika melihat ke belakang, kedekatan Nasdem dan Anies sudah terekam sejak tahun Juli 2019 lalu. Saat itu Anies bertemu dengan Surya Paloh di kantor Nasdem. Pertemuan antara Anies dan Surya Paloh berlangsung penuh dengan keakraban.

“Hari ini kita dipertemukan, kunjungan adik ke kakak,” ujar Surya Paloh pada waktu itu.

Baca Juga DPRD DKI Jakarta Umumkan Pemberhentian Anies

Anies, sebelum akhirnya keluar, adalah salah satu penggagas organisasi masyarakat Nasdem. Ormas ini kemudian kelak menjadi cikal bakal terbentuknya Partai NasDem yang sekarang memegang posisi strategis di parlemen.

Pertemuan antara Surya Paloh dan Anies itu kemudian mengubah konstelasi politik, terutama di Jakarta. Anggota DPRD Partai NasDem yang semula oposisi di pemerintahan Anies berbalik mendukung. Salah satu program Anies yang ‘dibeking’ penuh NasDem tentunya adalah Formula E Jakarta yang penuh kontroversi.

Selain NasDem, Partai Demokrat juga mengirimkan sinyal untuk mengusung Anies Baswedan. Demokrat juga beberapa kali mengirim sinyal untuk menjalin koalisi dengan NasDem. Hanya dalam posisi ini, Anies bisa saja menjadi calon wakil presiden alias Cawapres. Sementara capres dari Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono.

Baca Juga DPRD DKI Jakarta Usulkan 3 Nama Pengganti Anies Baswedan

Komunikasi politik antara Demokrat dan NasDem sendiri telah berlangsung secara intens. Ayah AHY, Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY, bahkan sempat turun gunung untuk menemui Surya Paloh di NasDem Tower.

Entah lobi apa yang dibahas kedua tokoh politik itu. Yang jelas politikus Demokrat Andi Arief menyebut isi pembicaraan itu hanya Surya Paloh, SBY dan tuhan yang tahu.

Sinyal koalisi antara Nasdem dan Demokrat itu juga tampak dari agenda rapat pimpinan nasional atau Rapimnas Partai Demokrat yang dimulai pada hari ini, Kamis (15/9/2022). Koordinator Juru Bicara DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengatakan Demokrat terbuka menjalin kerja sama dengan parpol manapun. Meski begitu, secara spesifik Herzaky menyebutkan dua nama parpol yang selama ini sering digadang akan jadi pasangan koalisi Demokrat.

Baca Juga Gubernur Anies Tetap Bisa Lantik Pejabat Baru



Selain itu, AHY beserta jajarannya akan mendengar masukan kader-kader partai dari seluruh daerah terkait kemungkinan nama calon presiden (capres) dan wakil presiden (cawapres) yang akan diusung di Pilpres 2024. “Dalam rapimnas ini akan ada keinginan untuk berkoalisi dengan parpol mana saja, termasuk dengan NasDem dan PKS yang selama ini sering disebut-sebut,” ungkapnya.

Adapun PKS adalah partai pendukung Anies Baswedan sejak Pilkada DKI 2017. Beberapa elite partai ini juga sering menyinggung soal keinginan untuk mengusung Anies menjadi Presiden. PKS juga berpotensi besar berkoalisi dengan NasDem dan Demokrat untuk memuluskan langkah tersebut.

Potensi dari Partai Lain 

Beberapa partai politik di luar NasDem, PKS dan Demokrat juga memasukkan nama Anies sebagai salah satu kandidat calon presiden (capres). Partai Amanat Nasional alias PAN salah satunya.

Baca Juga Anies Baswedan Diperiksa 11 Jam Sampai Pendukung Adu Mulut

Kendati diprediksi tidak lolos parliamentary threshold atau ambang batas parlemen, PAN memasukan nama Anies Baswedan sebagai salah satu bakal calon presiden yang akan diusung.  PPP juga memiliki kecenderungan yang sama dengan PAN. Dewan Pengurus Wilayah alias DPW PPP DKI Jakarta bahkan telah menyatakan akan mengusung Anies Baswedan.

Meskipun di tingkat pusat belum ada keputusan. Selain PAN dan PPP ada juga Golkar yang sempat disebut akan mendukung Anies Baswedan. Kabar ini telah dibantah pihak Golkar yang sekarang dipimpin oleh Airlangga Hartarto.

Seperti diketahui, Golkar-PPP-PAN saat ini telah membentuk Koalisi Indonesia Bersatu alias KIB. Meski terancam pecah usai terjadi dinamika di internal PPP, penentuan capres dari koalisi ini akan ditetapkan oleh elite-elite di ketiga partai tersebut.

Baca Juga Komisi II: Penjabat Gubernur Pengganti Anies Baswedan Harus Jaga Independensi

Namun jika koalisi pecah, banyak pihak menilai bahwa ketiga partai ini bisa saja lari ke Anies Baswedan. Apalagi sejumlah elite atau faksi di internal Golkar maupun PPP diketahui memiliki ‘kedekatan’ secara politik dengan Anies Baswedan.

Jika simulasi itu terjadi, artinya kalau ada pergeseran orientasi politik di KIB, bisa jadi ketiga partai itu balik mengusung Anies sebagai presiden. Lawannya tentu adalah PDIP dan koalisi Gerindra-PKB.

 

Berita ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul Peta Politik Jika Anies Maju di Pilpres 2024

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya