SOLOPOS.COM - Ilustrasi pengujian vaksin virus corona. (Freepik)

Solopos.com, JAKARTA – Lebih dari 100 laboratorium di seluruh dunia tengah berupaya mengembangkan vaksin virus corona baru, termasuk 10 yang telah mencapai tahap uji klinis. Salah satu yang telah menunjukkan kemajuan berarti adalah vaksin Covid-19 yang dibikin perusahaan farmasi yang berbasis di AS Pfizer.

Vaksin Covid-19 Oxford Uji Coba ke 10.269 Manusia

Promosi Klaster Usaha Rumput Laut Kampung Pogo, UMKM Binaan BRI di Sulawesi Selatan

Pimpinan perusahaan farmasi Pfizer, Albert Bourla mengatakan perusahaannya yakin vaksin bisa siap sebelum akhir tahun. Pfizer sedang melakukan uji klinis dengan perusahaan Jerman Biontech pada beberapa kemungkinan vaksin di Eropa dan Amerika Serikat.

“Jika semuanya berjalan dengan baik, ada cukup bukti terkait keamanan dan kemanjuran, kita dapat menyediakan vaksin sekitar akhir Oktober,” jelasnya, dilansir dari Times of Israel, Jumat (29/5/2020).

Petinggi beberapa perusahaan farmasi dunia mengatakan, satu atau beberapa vaksin Covid-19 dapat mulai diluncurkan sebelum 2021. Namun mereka juga memperingatkan tantangannya cukup besar karena diperkirakan 15 miliar dosis akan diperlukan untuk menghentikan pandemi.

Vaksin Covid-19 Jerman Bakal Tersedia Akhir 2020?

“Harapan banyak orang, kita akan memiliki vaksin, semoga beberapa [vaksin tersedia] pada akhir tahun ini,” kata Kepala AstraZeneca, Pascal Soriot.

Perusahaannya bermitra dengan Universitas Oxford untuk mengembangkan dan mendistribusikan vaksin yang sedang diujicoba di Inggris.

Perlu waktu bertahun-tahun bagi vaksin baru untuk mendapatkan lisensi penggunaan umum. Namun dalam krisis pandemi Covid-19 ini, vaksin eksperimental yang terbukti aman dan efektif melawan virus corona baru kemungkinan dapat persetujuan untuk penggunaan darurat.

Prediksi WHO: Tidak Ada Vaksin Virus Corona Sampai Akhir 2021

Federasi Internasional Produsen dan Asosiasi Farmasi (IFPMA), menyoroti tantangan “menakutkan” yang dihadapi industri farmasi dalam upaya mendapatkan vaksin. Direktur IFPMA, Thomas Cueni memperkirakan dunia akan membutuhkan sekitar 15 miliar dosis untuk menghentikan virus.

Dia menekankan, industri berkomitmen untuk memastikan akses vaksin yang adil di masa depan. “Tapi kita tidak akan memiliki jumlah yang cukup sejak hari pertama, walaupun dengan upaya terbaik,” katanya lagi.

Vaksin Covid-19 Perusahaan Farmasi AS

Begitu vaksin yang ampuh dikembangkan, salah satu hambatan terbesar untuk memproduksi sesuai jumlah yang dibutuhkan adalah tidak ada cukup botol kaca untuk menyimpan dosis vaksin.

Mau Rapid Test Mandiri dan Bikin Surat Sehat di RSUD Karanganyar? Siapkan Rp440.000!

“Tidak ada botol yang cukup di dunia,” kata Soriot, menambahkan bahwa AstraZeneca, seperti sejumlah perusahaan lain, sedang mencari kemungkinan menempatkan beberapa dosis dalam setiap vial atau botol kaca tempat menyimpan vaksin.

Salah satu tantangannya adalah beberapa vaksin yang sedang dikerjakan memerlukan penyimpanan pada suhu yang sangat rendah, yang mungkin sulit di tempat-tempat yang tidak memiliki infrastruktur yang memadai.

Terkait pentingnya solidaritas dan untuk memastikan distribusi vaksin Covid-19 yang adil dan merata, para pimpinan perusahaan farmasi dengan tegas menolak segala usulan hak kekayaan intelektual (IP) harus dihapuskan pada penelitian vaksin. “IP sangat mendasar bagi industri kami,” kata kepala GSK, Emma Walmsley.

Vaksin Virus Corona AS Diproduksi Massal Bareng Perusahaan India

Sementara itu Soriot menunjukkan perusahaan farmasi saat ini berinvestasi miliaran dolar dengan sedikit peluang untuk mengembalikan modal. “Jika Anda tidak melindungi IP, maka pada dasarnya tidak ada insentif bagi siapa pun untuk berinovasi,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya