SOLOPOS.COM - Ilustrasi hasil tes virus corona. (Freepik)

Solopos.com, JAKARTA – WHO memprediksi tidak akan ada vaksin untuk mengatasi infeksi wabah virus corona sebelum akhir 2021. Sebab, saat ini sejumlah vaksin yang tengah dikembangkan masih berada dalam tahap uji klinis.

Dengan demikian, WHO memperingatkan kecil kemungkinan dunia akan memiliki vaksin sebelum akhir tahun 2021. Dikutip dari Alarabiya, pengembangan dan distribusi massal vaksin secara luas dipandang sebagai cara yang paling mungkin untuk mengendalikan pandemi virus corona.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pemerintah di berbagai negara telah menyalurkan dana ke dalam penelitian vaksin. Sementara sejumlah perusahaan farmasi, perusahaan rintisan, universitas, dan lembaga penelitian bekerja siang dan malam untuk mengembangkan vaksin.

Auman dan Bayangan Misterius di Lereng Merapi Gegerkan Warga Klaten

Tiga dari perusahaan farmasi terbesar AS – Inovio, Moderna, dan Pfizer – telah memulai uji klinis, yang dipandang sebagai tahap pertama pengembangan vaksin. Di Inggris, para peneliti di Universitas Oxford yang didukung oleh pemerintah mengatakan mereka bertujuan untuk memproduksi vaksin virus corona pada musim gugur.

Melihat semua usaha tersebut, pejabat senior WHO Dale Fisher memperingatkan vaksin virus corona tidak mungkin tersedia sampai akhir 2021.

“Saya pikir akhir tahun depan adalah ekspektasi yang sangat masuk akal,” kata Fisher, yang merupakan ketua Jaringan Peringatan dan Respons Wabah Global WHO, dikutip Bisnis.com Sabtu (9/5/2020).

Uji Klinis

Perhitungan ini, sambungnya, karena vaksin yang saat ini sedang dalam uji klinis berada dalam Fase I dari proses pengembangan. Adapun, vaksin harus melalui Fase II dan III uji coba untuk memastikan aman dan dapat dipakai mengendalikan wabah virus corona.

Legenda Bandung Bondowoso di Gunung Sepikul Sukoharjo

Bahkan walaupun vaksin ditemukan cocok, maka vaksin tersebut perlu diproduksi secara massal dan didistribusikan secara massal. Pendistribusian menjadi suatu proses yang memakan waktu sangat panjang.

Pembuat obat Amerika seperti Moderna Inc. juga memiliki kandidat vaksin dalam uji coba pada manusia, seperti halnya para peneliti dari Oxford University. Johnson & Johnson kemungkinan akan memulai uji coba vaksin ke manusia pada September 2020.

Sementara Sinovac Biotech ltd. yang berbasis di Beijing, China, sedang berdiskusi dengan para regulator di negara-negara lain, dan WHO. Mereka berencana meluncurkan uji klinis fase III di wilayah dengan persebaran virus corona begitu cepat.

Cara Memilih Kurma Berkualitas dan 2 Resep Olahan Lezat

Sebagian besar upaya utama sekarang berada di tengah fase I dan II uji klinis. Yakni vaksin virus corona eksperimental diberikan kepada ratusan orang sehat untuk melihat apakah aman dan mendapat respons kekebalan.

Dalam fase III – melibatkan kelompok kontrol individu yang menerima plasebo atau tetap tidak divaksinasi. Fase ini dimanfaatkan untuk melihat efek vaksin dalam mengatasi infeksi.

Uji coba fase III ini mengharuskan kedua kelompok, yang divaksinasi dan yang mengendalikan, berada di lingkungan di mana virus masih menyebar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya