SOLOPOS.COM - Pemain Persis Solo, Syah Roni (kanan), meluapkan kegembiraan bersama rekan timnya seusai mencetak gol ke gawang Semen Padang dalam pertandingan persahabatan di Stadion Manahan, Solo, Kamis (5/3/2020). (Solopos/M. Ferri Setiawan)

Solopos.com, SOLO — Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan membuat kondisi finansial klub-klub Indonesia termasuk Persis Solo limbung. Praktis tak ada pemasukan di tengah penghentian kompetisi sejak pertengahan Maret lalu.

Hal itu diperparah dengan belum cairnya dana subsidi bagi klub yang dijanjikan PT Liga Indonesia Baru (LIB) di awal musim. Namun di tengah kondisi serba sulit, sejumlah klub Liga 2 seperti Persekat Kabupaten Tegal mulai mengembangkan lini usaha di luar sepak bola untuk menopang finansial klub.

Promosi Mi Instan Witan Sulaeman

Perempuan Wonokarto Wonogiri Meninggal Disangka Positif Corona, Cek Faktanya!

Tak tanggung-tanggung, klub berjuluk Laskar Ki Gede Sebayu itu berjualan beras di store-nya. Manajemen Persekat bekerjasama dengan Perkumpulan Penggilingan Padi dan Beras di wilayah setempat.

Persis Solo sendiri sebenarnya mulai mengembangkan toko merchandise plus kafe yang terletak di Jajar, Laweyan untuk menunjang finansial klub. Namun lini usaha yang mulai dibangun sejak awal 2018 tak jelas kelanjutannya setelah peralihan kepemilikan saham terbesar Persis dari Sigid Haryo Wibisono ke Vijaya Fitriyasa. Praktis kini Persis hanya mengandalkan kocek sendiri untuk biaya operasional maupun gaji pemain.

“Sponsor utama semakin susah didapat setelah ada pandemi. Sharing penjualan jersey dari DJ Sport kelihatannya ada, tapi saya kurang tahu detail kontraknya. Yang mengurusi langsung CEO [Azmy Al Qamar],” ujar Manajer Persis Solo, Hari Purnomo, saat dihubungi Solopos.com, Jumat (17/4/2020).

Mahasiswi UNS Solo Positif Corona, Teman Indekos Tak Punya Riwayat Kontak Langsung

Keluarkan Rp5 Miliar

Hari mengatakan Persis telah mengeluarkan duit Rp5 miliar untuk biaya operasional sejak November 2019. Menurut dia, jumlah tersebut tak sedikit untuk ukuran klub kasta kedua. Hari mengakui sejauh ini klub belum menyeriusi pembuatan lini usaha untuk menopang kondisi finansial.

“Belum ada inovasi-inovasi usaha seperti Persekat karena awalnya kami percaya diri dengan kekuatan pendanaan. Namun adanya pandemi ini membuat semuanya jadi serba sulit,” tuturnya.

Jadi Klaster Covid-19, Ada 1.500-an Warga Jateng Jadi Peserta Ijtima Gowa

Dana subsidi dari PT LIB senilai Rp1,5 miliar yang digadang-gadang menyeimbangkan neraca klub pun belum kunjung cair. Padahal PT LIB sempat menjanjikan dana tersebut diberikan pada awal April.

Wakil Manajer Persis, Riyadi Syarifudin, membenarkan belum ada kejelasan ihwal kapan pencairan dana subsidi tersebut. “Belum cair. Setahu saya masih ada perbedaan sikap di internal PT LIB,” ujar Bona, sapaan akrabnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya