SOLOPOS.COM - Kondisi gamelan di salah satu rumah pengrajin gamelan di Desa Jombor, Kecamatan Ceper, Klaten, Jumat (7/1/2022). Penjualan gamelan di tengah pandemi Covid-19 dinilai masih seret. (Solopos.com/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN—Penjualan gamelan milik pengrajin gamelan di Desa Jombor, Kecamatan Ceper, Klaten, masih seret di tengah pandemi Covid-19. Pengrajin gamelan berharap pandemi Covid-19 segera rampung sehingga penjualan gamelan yang menjadi warisan budaya dunia kembali normal.

Sebagaimana diketahui, gamelan baru saja ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO), pertengahan Desember 2021. Gamelan menjadi warisan budaya tak benda ke-12 di Indonesia.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Sebelumnya, UNESCO telah terlebih dahulu menetapkan batik, pencak silat, pantun, wayang, dan lainnya sebagai warisan budaya tak benda. Gamelan yang memiliki nilai budaya luhur terdiri atas beberapa instrumen, di antaranya gong, saron, bonang, kendang, rebab, dan lainnya.

Baca Juga: NMax Vs Vario di Traffic Light Depan PN Klaten, Satu Orang Patah Kaki

“Selama pandemi Covid-19 ini masih sepi. Turunnya drastis. Pokoknya banyak turunnya,” kata Ny. Sarsono, saat ditemui Solopos di Desa Jombor, Kecamatan Ceper, Jumat (7/1/2022).

Ny. Sarsono mengatakan pembelian gamelan di tempatnya di Desa Jombor, Kecamatan Ceper, lebih sering dilalukan secara eceran alias per komponen. Di samping itu, suaminya juga melayani servis gamelan rusak.

“Saat ini sudah jarang yang beli gamelan satu set [senilai Rp60 juta]. Paling-paling belinya ngeteng. Misal kendang itu Rp1,5 juta. Terus yang sering dibeli saat sekarang itu alat tabuh. Semoga, pandemi segera rampung. Di tengah pandemi Covid-19, yang penting pendapatan bisa untuk membayar utang. Omzet Rp5 juta juga masih ada [per bulan],” katanya.

Baca Juga: Dalang di Trucuk Klaten Ubah Ban Bekas Jadi Pot hingga Hiasan Menawan

Hal senada dijelaskan Kepala Dusun (Kadus) I Desa Jombor, Kecamatan Ceper, Mulat Rochmiyanto. Munculnya pandemi Covid-19 semakin memengaruhi perkembangan usaha gamelan di desanya.

“Di Jombor Wetan itu memang salah satu sentranya gamelan. Seperti di tempatnya Pak Sarsono itu. Dulu [sebelum 1990-an], pengrajin gamelan lebih banyak dari pengrajin pemintal benang. Tapi sekarang, sudah banyak pemintal benangnya. Di era modern, generasi muda kurang tertarik dengan gamelan atau pun karawitan,” katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya