Solopos.com, KITWE -- Seorang wanita tega menggigit penis suaminya hingga robek, karena kekasihnya menolak mengusir tikus yang masuk ke kamar tidur.
Kasus Covid-19 di Karanganyar Tambah 12, Separuh dari Colomadu
Promosi Oleh-oleh Keripik Tempe Rohani Malang Sukses Berkembang Berkat Pinjaman BRI
Dilansir Mirror, Sabtu (5/9/2020), Abraham Musonda yang berumur 52 tahun, diduga diserang oleh mantan istrinya, Mukupa. Pasangan ini awalnya berkelahi mengenai keberadaan hewan pengerat tersebut.
Peristiwa konyol ini berawal dari Mukupa yang pulang dalam keadaan mabuk. Saat berada di kamar, wanita berusia 40 tahun itu melihat seekor tikus di bawah tempat tidur. Dia mengklaim hewan itu menganggunya, sehingga dia memerintahkan suaminya untuk mengusir tikus itu.
Perkelahian tampaknya terjadi ketika Abraham menolak. Mereka berdua terlibat cekcok hebat. Mukupa yang tak mampu menahan emosi, menggigit kelamin Abraham hingga robek. Akibat dari aksi ini, penis Abraham berdarah-darah.
Kebakaran Hanguskan Dapur & Kandang di Mondokan Sragen, 1 Sapi Mati Terpanggang
Setelah kejadian ini, Abraham langsung dibawa ke rumah sakit pendidikan di Kota Kitwe, untuk mendapatkan perawatan medis.
Sudah Cerai
Menurut keterangan Wakil Komisaris Polisi Provinsi Copperbelt, Bothwell Namuswa. Pasangan tersebut sebenarnya sudah bercerai, hanya saja masih tinggal di rumah yang sama.
"Mukupa keluar minum dan ketika dia pulang, dia bertanya kepada Abraham apakah dia bisa mengeluarkan tikus dari kamarnya. Abraham rupanya menolak untuk membunuh tikus itu," terang Bothwell.
Tikus memang menjadi masalah serius di Kota Kitwe. Baru-baru ini beredar video yang memperlihatkan hewan pengerat itu, berkeliaran di sekitar rumah sakit tempat Abraham di rawat.
Menelusuri Jejak Raja Pajang Jaka Tingkir di Desa Krebet Masaran Sragen
Video tersebut sampai ke Menteri Kesehatan Kitwe, Dr. Chitalu Chilufya, yang langsung memberikan pernyataan keras atas kejadian tersebut.
"Meskipun rumah sakit tua, tidak dapat diterima bagi manajemen untuk mengizinkan tikus di bangsal pasien. Terutama setelah mendapat dukungan dari pemerintah," ujar Dr Chilufya.