Solopos.com, JAKARTA — Pemerintah mengklaim kasus positif Covid-19 Indonesia mayoritas terjadi di wilayah perkotaan dan hanya sedikit sekali di wilayah perdesaan. Klaim itu dilontarkan oleh Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Budi Arie Setiadi.
Menurutnya, hal itu merupakan kabar gembira. Dari jumlah akumulatif kasus Covid-19 di Indonesia yang mencapai lebih dari 40.000, kata dia, hanya ratusan di antaranya yang berada di perdesaan.
Promosi BRI Catat Setoran Tunai ATM Meningkat 24,5% Selama Libur Lebaran 2024
Indikasi SKD Palsu di PPDB Jateng, Ganjar Ancam Seret ke Penjara
“Yang mengembirakan kasus positif Covid-19 di desa lebih rendah dari yang ada di perkotaan. Menurut data per 22 Juni, di desa hanya ada 894 warga yang positif Covid-19 dari keseluruhan 46.845 angka nasional,” kata Budi dalam webinar yang digelar Kantor Staf Presiden (KSP), Jakarta, Selasa (23/6/2020).
Dengan demikian, menurut Budi, hanya sekitar 2 persen warga desa yang terinfeksi Covid-19 dari keseluruhan angka nasional. Pada Selasa, jumlah kasus positif dilaporkan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mencapai 47.896.
Super Spreader dari Palembang Tularkan Virus Corona ke 9 Orang Sebelum Meninggal
“Hanya sekitar dua persen saja yang melanda warga di perdesaan,” kata dia. Meski demikian, dia tidak menjelaskan perincian data kasus positif Covid-19 berdasarkan wilayah kota atau desa. Dia juga tidak menyebutkan kriteria "perkotaan" dan "perdesaan" dalam pemilahan data itu.
Dalam Pasal 1 Permendesa No. 11/2019, yang dimaksud Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Risma Klaim Kasus Covid-19 di Surabaya Menurun, Ini Alasannya
Benarkah Klaim Itu?
Tidak ada data secara nasional yang pernah dipublikasikan pemerintah dan menunjukkan pemisahan data kasus di desa dan di kota. Namun mengacu pada definisi Permendesa tersebut, kasus positif Covid-19 di desa-desa daerah tertentu jumlahnya lebih tinggi daripada di perkotaan.
Misalnya di Sragen yang hanya memiliki 12 kelurahan (notabene di perkotaan) yang tersebar di Sragen (6), Gemolong (4), dan Karangmalang (2). Data Covid-19 di Sragen tidak menyebutkan jumlah kasus sampai ke tingkat desa/kelurahan, tapi hanya sampai level kecamatan.
Jadi Zona Hijau Covid-19, Salatiga Malah Tambah 4 Kasus Positif
Namun jika diasumsikan seluruh kasus positif Covid-19 di ketiga kecamatan tersebut berada di kawasan perkotaan, maka jumlahnya hanya 30,30% dari total kasus di Sragen.
Kasus Covid-19 Per Kecamatan di Sragen
Kecamatan | Sragen | Persentase |
Kalijambe | 3 | 4.55% |
Plupuh | }">8 | 12.12% |
Masaran | 3 | 4.55% |
Kedawung | 3 | 4.55% |
Sambirejo | 2 | 3.03% |
Gondang | 0 | 0.00% |
Sambung Macan | 1 | 1.52% |
Ngrampal | 4 | 6.06% |
Karangmalang | 5 | 7.58% |
Sragen | }">8 | 12.12% |
Sidoharjo | 5 | 7.58% |
Tanon | 6 | 9.09% |
Gemolong | 7 | 10.61% |
Miri | 2 | 3.03% |
Sumberlawang | 3 | 4.55% |
Mondokan | 1 | 1.52% |
Sukodono | 4 | 6.06% |
Gesi | 0 | 0.00% |
Tangen | 1 | 1.52% |
Jenar | 0 | 0.00% |
Total | 66 | 100.00% |