Bola
Senin, 21 Oktober 2019 - 01:00 WIB

Pelatih Persis Solo: Jadikan Sepak Bola Pemersatu

Ivan Andimuhtarom  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Salahudin saat memimpin latihan Persis Solo. (istimewa)

Solopos.com, JOGJA - Laga PSIM Jogja melawan Persis Solo dari masa ke masa selalu membawa sejarah pilu. Selain panasnya laga di tengah lapangan, tak jarang konflik antarsuporter pecah di luar lapangan.

Padahal, di era sepak bola modern, hal semacam itu seharusnya sudah tak ada lagi. Salah satu upaya mengantisipasi pecahnya bentrok dua kubu suporter adalah melarang suporter tim tamu datang ke stadion lawan.

Advertisement

Pada laga PSIM melawan Persis, Senin (21/10/2019) sore WIB, para suporter Persis juga dilarang hadir. Sebelumnya, pada putaran I Liga 2 Indonesia 2019, suporter PSIM juga dilarang datang ke Stadion Wilis, Kota Madiun.

Pelatih Persis, Salahudin, mengatakan para pemainnya mungkin saja terbebani oleh laga tandang tersebut. Apalagi, laga bertajuk Derbi Mataram itu selalu berlangsung dengan panas. Namun, ia mengatakan timnya datang ke Jogja untuk sebuah niat baik. Oleh karenanya, para pemain hendaknya tidak terbebani dengan laga itu.

“Secara mental, yang penting pemain bermain dengan baik. Kami respek kepada penonton dan pemain lawan,” ujarnya dalam jumpa pers dilansir dari media officer Persis, Minggu (20/10/2019).

Advertisement

Ia menilai sepak bola seharusnya jadi pemersatu bangsa, bukan menjadi jurang pemisah. Menurutnya, Persis dan PSIM harus menunjukkan sepak bola sebagai pemersatu dengan bermain baik pada Senin. “Tidak harus tak ada keributan dalam sepak bola,” kata dia. (

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif