SOLOPOS.COM - Pedagang burung di Pasar Joko Tingkir Sragen memasang baliho keberatan direlokasi ke Pasar Sukowati, Senin (6/2/2023). (Istimewa/Pardi)

Solopos.com, SRAGEN — Para pedagang burung di Pasar Joko Tingkir Nglangon, Karangtengah, Kecamatan Sragen, keberatan direlokasi ke Pasar Sukowati Sragen. Mereka memasang lima baliho berukuran 2 meter x 3 meter yang berisi protes didepan kios mereka dan di sekitar Pasar Joko Tingkir, Senin (6/2/2023).

Sementara itu, Bupati Sragen memastikan persoalan relokasi pedagang ke Pasar Sukowati harus kelar akhir Februari ini. Pasalnya, Pasar Nglangon, Pasar Joko Tingkir, dan Kios Renteng akan dibongkar.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Baliho yan dipasang pedagang berisi enam alasan mereka keberatan direlokasi. Mereka menilai kios baru tidak layak untuk tempat jualan burung karena selokan tidak ada, untuk dasar sangkar juga tidak ada. Selain itu sirkulasi udara dan tempat untuk gantungan sangkar burung tidak ada. Sempitnya bagian depan kios juga dianggap tidak layak.

Selain itu di baliho itu juga tertulis kata-kata, “Kami butuh keadilan… Kami mau pindah asal kiosnya di los luar, bisa buat makhluk hidup… yang saya jual bukan makhluk goib… Jualan kami burung hidup butuh tempat yang nyaman.”

Wakil Ketua Paguyuban Pedagang Burung Pasar Joko Tingkir, Pardi, mengaku lima baliho itu baru dipasang Senin siang. Melalui baliho tersebut mereka menyatakan rasa keberatan direlokasi. “Kami juga sudah berkirim surat ke Bupati dan Ketua DPRD Sragen,” ujarnya saat dihubungi Solopos.com.

Terkait banyaknya pedagang yang keberatan menempati kios dan los di Pasar Sukowati Sragen, Bupati Kusdinar Untung Yuni Sukowati menanggapinya dengan santai. Dia mengatakan keluhan pedagang untuk menempati tempat baru pasti ada.  “Ya, kami melakukan pendekatan-pendekatan persuasif dan terus-menerus, insyaallah pasti bisa menerima,” ujar Bupati saat ditemui wartawan di Mapolres Sragen, Senin siang.

Dia menyatakan tidak bisa memenuhi keinginan pedagang yang meminta kompensasi, tempat yang lebih luas. Namun dia membuka kesempatan untuk berdialog. “Jangan kedepankan kekhawatirannya dulu. Sekarang kekhawatirannya beralih. Dulu khawatir ada pejabat yang dapat kios. Sekarang khawatirnya geser ke yang lain,” jelas Yuni, sapaan akrabnya.

Dari laporan Sekretaris Daerah (Sekda), Yuni menyebut sudah banyak pedagang yang sudah ambil undian jatah los dan kios. Pedagang yang setuju reloaski, menurutnya, lebih banyak daripada pedagang yang tidak setuju.

“Akhir Februari persoalan reloaski pedagang harus kelar. Pasar Nglangon nanti segera dibangun Sentra Batik Sragen. Kios renteng juga dibangun trotoar, dan Pasar Joko Tingkir dibangun ruang terbuka hijau. Biar proyek juga jalan. Mereka pasti mau,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya