SOLOPOS.COM - Ilustrasi Corona (Solopos/Whisnupaksa)

Solopos.com, SOLO - Dinas Kesehatan Kota Solo menyatakan tak ada penambahan pasien positif virus corona atau Covid-19 pada Minggu (26/4/2020). DKK Solo justru mengungkap riwayat beberapa pasien sehingga terpapar virus tersebut.

Data kumulatif menyebut pasien positif corona di Solo tetap 17 orang. Namun ada penambahan pasien dalam pengawasan (PDP) naik ke angka 105 dari sebelumnya 101 orang. Jumlah PDP yang dirawat sebanyak 22 orang, 67 orang sembuh, dan 16 meninggal dunia. Sedangkan jumlah ODP menjadi 461 orang, perinciannya dua dirawat inap, 70 rawat jalan, 72 dalam pemantauan dan sisanya selesai pemantauan.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Mudik Dilarang, 22 Agen Bus Malam di Terminal Klaten Tutup

Kepala DKK Solo, Siti Wahyuningsih, lantas mengungkap sejumlah riwayat pasien positif Covid-19 yang sebelumnya belum diketahui. Pasien ke-11 asal Kelurahan Sangkrah, Kecamatan Pasar Kliwon misalnya. Menurut Ning, pasien laki-laki tersebut adalah kasus import karena yang bersangkutan baru pulang dari mengikuti pelatihan di Sukabumi.

Kemudian, pasien ke-15 asal Kelurahan Joyosuran, Kecamatan Pasar Kliwon, tertular saat menunggu anaknya di rumah sakit. “Dia itu menunggui anaknya yang dirawat kemudian sama-sama diuji swab. Anaknya negatif, tapi malah ibunya positif. Akhirnya, ibu itu ikut dirawat," katanya.

"Dari sini ada kemungkinan tertular dari pasien lain. Tapi karena kejadiannya di rumah sakit, bisa lebih cepat tertangani dan langsung dirawat,” lanjut Ning.

Rapid Test

Di sisi lain, Ning menyatakan Pemkot Solo telah menerima bantuan 400 unit alat rapid tes atau uji cepat Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Dari ratusan alat tersebut, 190 di antaranya telah digunakan untuk tenaga medis di rumah sakit rujukan Covid-19 dan orang dalam pemantauan (ODP) kontak erat pasien terkonfirmasi positif.

Situasi Covid-19 Indonesia 26 April: Positif Tambah 275 Jadi 8.882, Total Sembuh 1.107 Orang

Ning mengatakan unit rapid test tersebut didistribusikan satu pintu melalui DKK. Penggunaannya terstruktur, mulai dari tenaga medis yang berisiko terpapar kemudian kontak erat dari kasus terkonfirmasi positif Corona.

“Enggak bisa sembarangan semua orang kemudian uji rapid tes. Kalau ODP kontak erat hasilnya negatif, mereka tetap kami minta karantina mandiri,” bebernya.

Tepat Prediksi Kapan Vietnam Bebas Corona, Penelitian Ini Sebut Indonesia Pulih Pada September

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya