SOLOPOS.COM - Mas Bechi dan Indra BIP. (Instagram/@indraqadarsih)

Solopos.com, JOMBANG – M, 19, salah satu santriwati yang diduga menjadi korban pelecehan seksual anak kiai ternama di Jombang, Moch. Subchi Azal Tsani (MSA), 42, alias Mas Bechi, sempat mengadukan apa yang dialaminya kepada pengurus pondok pesantren.

M menulis surat berisi kronologi kejadian yang menimpanya. Surat tersebut ia titipkan kepada orang kepercayaan Mas Bechi agar disampaikan kepada pimpinan pesantren.

Promosi Keren! BRI Jadi Satu-Satunya Merek Indonesia di Daftar Brand Finance Global 500

Ternyata surat tersebut justru beredar luas di grup-grup percakapan di Pesantren Shiddiqiyyah Jombang.

Alih-alih mendapat pembelaan agar pelecehan seksual Mas Bechi tak terulang, M justru dituduh membuat fitnah terhadap pondok pesantren.

Baca Juga: Ini Jeritan Hati Santriwati Korban Dugaan Pelecehan Seksual Mas Bechi

Ia lantas disidang. Di hadapan pengurus ponpes dirinya diminta membuat surat pernyataan yang berisi apa yang ia ceritakan di surat tersebut merupakan fitnah belaka.

Namun M menolak mentah-mentah permintaan tersebut.

“Mereka bilang saya penyebar fitnah, bahwa apa yang saya tulis itu fitnah. Saya katakan saya tidak menulis fitnah, itu nyata terjadi pada saya. Mereka tetap memaksa dan menyatakan saya penyebar fitnah. Saya sampaikan ‘fitnah dari mana’, itu riil terjadi yang saya alami. Di situ saya nangis. Saya sampaikan ke bapak-bapak itu ‘bagaimana kalau kalian punya anak perempuan, mengalami seperti yang Bapak saya alami, anaknya diperlakukan seperti itu. ‘Apakah kalian mau anakmu bikin surat pernyataan padahal dia sudah dianiaya’. Mereka tetap memaksa menulis bahwa saya bersalah,” katanya dengan nada meninggi lalu menangis, seperti dikutip Solopos.com dari kanal Youtube CNNIndonesia berjudul Pengakuan Santriwati Korban Pelecehan Bechi, Minggu (10/7/2022).

Alasan Keamanan

Santriwati M kini tinggal di tempat yang tersembunyi, terpisah dari orang tuanya, karena alasan keamanan.

Selama ini orang-orang suruhan Mas Bechi kerap datang ke rumah orang tuanya dan melakukan intimidasi.

Orang-orang suruhan tersebut meminta M mencabut laporannya ke polisi dan menerima tawaran penyelesaian dari Mas Bechi.

Baca Juga: Akhir Kisah Mas Bechi, Dari Nantang Polisi Berujung Penangkapan

Namun tawaran itu ditolak mentah-mentah. Keluarga M bulat memperkarakan Mas Bechi ke polisi agar pelecehan seksual itu tidak terus terulang.

“Kalau gak ada yang berani melangkah tidak akan berhenti masalah ini. Ya Allah kuatkan saya, saya ambil jalur hukum, saya beranikan diri, saya yakin Allah bersama saya,” ujar M.

M tidak pernah menyangka dirinya akan mengalami penistaan dalam hidup justru saat belajar di pondok pesantren.

Baca Juga: Pendamping Santriwati Menilai Anak Kiai Jombang Mas Bechi Arogan

Ia bercerita modus yang dilakukan Mas Bechi adalah menyalurkan ilmu metafakta kepada para santriwati.

“Di kegiatan itu memakai ilmu metafakta. Metafakta itu kata dia tidak bisa dijelaskan dengan akal. Saya harus melepas pakaian. Melepas pakaian itu gak bisa dilogika, saya gak mau, dia memaksa. Saya gunakan alasan yang sama. Dia bilang ‘kalau kamu gak mau kamu masih gunakan akal’. Katanya saya mau dinolkan, intinya tidak bisa dijelaskan akal, saya harus menjiwai itu,” tuturnya.

Berulang kali menolak, korban akhirnya tak kuasa melawan. Ia mengikuti permintaan tersangka hingga kemudian terjadilah aksi pencabulan itu.

Baca Juga: Pernah Abaikan Polisi, Mas Bechi: Sampai Kiamat Aku Gak Akan Datang

“Saya merasa tertekan, saya merasa ngawang. Hidup gak hidup mati gak mati, ibaratnya itik kehilangan induk, saya gak bisa ngapa-ngapain, di situ gak ada orang sama sekalli, rasanya melayang, ngawang. Saya berdoa ya Allah saya minta balasan, alam semesta menyaksikan, meskipun tidak ada orang di situ alam semesta menyaksikan, saya yakin alam akan membalas,” ujar M sembari terisak.

Baca Juga: Jangankan Anak Kiai Jombang, Putri Nabi Saja Tak Kebal Hukum

Setelah bertahun-tahun dalam kesedihan, M akhirnya berhasil kabur dari pondok tersebut dan melaporkan ke keluarganya.

Keluarga yang marah lantas melaporkan ke polisi pada tahun 2018.



Berdasarkan dokumentasi Solopos.com, pengakuan korban M ini sama dengan siaran pers Komnas Perempuan pada 7 Juli 2022 lalu.

Komnas Perempuan menyebut kasus pencabulan yang diduga dilakukan Mas Bechi ini berlandaskan relasi kuasa di mana dilakukan anak kiai di Jombang terhadap santri di pondok pesantren milik ayahnya.

Kronologi Kejadian

Versi Komnas Perempuan, kasus bermula saat rekrutmen tenaga kesehatan dari kalangan santriwati.

Para korban tak lain adalah mereka yang mendaftarkan diri untuk menempati posisi tersebut.

Berdasarkan fakta di persidangan pra-peradilan yang diajukan tersangka dan digelar di Pengadilan Negeri Jombang pada 21 Januari 2022, terkuak suatu fakta mengejutkan.

Para saksi menyatakan, tersangka melakukan aksi pencabulan dalam ritual mandi kemben.

Para santri yang mendaftar sebagai tenaga kesehatan diminta melakukan wawancara internal dengan tersangka.

PBNU Mendukung

Ketua PBNU, K.H. Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur) mendukung polisi menangkap Moch Subchi Azal Tsani (MSA) alias Mas Bechi, anak kiai Jombang yang menjadi tersangka dugaan pelecehan seksual sejumlah santri.

Menurut Gus Fahrur, jangankan anak kiai, anak Rasulullah saja tidak kebal hukum.

“Semua orang tidak ada yang kebal hukum. Bahkan Rasulullah mengajarkan ‘seandainya Fatimah anakku mencuri saya potong tangannya’. Itu kan Kanjeng Nabi mengajarkan taat hukum di mana saja, bahkan anak Nabi pun tidak ada pengecualian,” katanya seperti dikutip Solopos.com dari kanal Youtube tvOneNews, Rabu (6/7/2022) malam.

Baca Juga: Ketua PBNU Komentari Kasus Dugaan Cabul Anak Kiai Jombang

Ia menegaskan tidak ada yang kebal hukum di Indonesia, termasuk anak kiai Jombang yang menjadi tersangka kasus dugaan pencabulan santri.

Gus Fahrur menandaskan, semua warga negara punya kedudukan yang sama di mata hukum. Agama Islam juga mengajarkan tentang kesetaraan hukum yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Gus Fahrur mendukung polisi menegakkan hukum dengan mengusut kasus tersebut sampai tuntas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya