SOLOPOS.COM - Gunung Merapi terpantau cerah dari wilayah Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Jumat (6/11/2020). (Solopos-Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Klaten, Jawa Tengah membuka posko pendidikan untuk antisipasi dampak erupsi Gunung Merapi di daerah rawan bahaya di sektor pendidikan menyusul peningkatan status Merapi ke level siaga.

Selain posko, Disdik melalui Koordinator Wilayah (Korwil) Bidang Pendidikan Kecamatan Kemalang membikin skenario kegiatan pembelajaran ketika erupsi benar-benar terjadi.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Korwil Bidang Pendidikan Kecamatan Kemalang, Wuri Handayani, menjelaskan posko disiagakan di Korwil Pendidikan Kemalang sejak aktivitas Merapi berada pada level siaga. Selama 24 jam, para guru di wilayah Kemalang yang tergabung dalam Sukarelawan Sahabat Merapi bergantian piket di posko.

Keberadaan posko itu difungsikan untuk mendata anak yang ikut mengungsi hingga menyiapkan kegiatan pembelajaran jika erupsi benar-benar terjadi. Mereka juga berkoordinasi dengan sukerlawan serta pemangku kebijakan terkait memantau aktivitas Merapi serta dampaknya pada kegiatan pembelajaran siswa.

Dalam 3 Jam, Lebih dari 140 Tikus di Sragen Mati Ditembak

Wuri mengatakan warga dari wilayah berpotensi rawan bahaya erupsi sudah mulai mengungsi ke tempat evakuasi sementara. Hal itu seperti di Desa Balerante dan Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang.

Para pengungsi itu termasuk anak-anak. Namun, sebagian pengungsi memilih pulang lagi ke rumah mereka masing-masing saat pagi hingga sore.

"Otomatis saat siang itu anak-anak tidak ada di tempat evakuasi. Mereka ikut orang tua pulang ke rumah masing-masing. Pembelajaran tetap mereka ikuti secara daring," jelas Wuri saat berbincang dengan Solopos.com, Senin (16/11/2020).

Daring Jadi Prioritas

Wuri menjelaskan untuk sementara metode pembelajaran terutama untuk anak-anak yang tinggal di daerah rawan erupsi Merapi masih diprioritaskan secara daring guna memudahkan ketika harus ada evakuasi sewaktu-waktu.

2 Kali Reaktif Covid-19 saat Rapid Test, Pengawas TPS di Sragen Bakal Gugur Otomatis

"Kalau kondisi saat ini membuat pembelajaran sendiri, nanti dikhawatirkan justru sukarelawan desa yang kerepotan. Kalau anak-anak tetap bersama orang tua mereka, ketika harus ada evakuasi lebih mudah karena mereka sudah menjadi satu," kata Wuri.

Lebih lanjut, Wuri mengatakan Korwil Bidang Pendidikan Kecamatan Kemalang menyiapkan konsep ketika erupsi benar-benar terjadi hingga mengharuskan warga dari daerah rawan bahaya tetap berada di tempat evakuasi.

"Kami sudah membuat konsep misalkan pembelajaran di tempat pengugnsian seperti apa dan ketika Merapi benar-benar kejadian [erupsi] harus bagaimana dan seperti apa ini kami sudah buat. Tetapi, kami masih konsultasikan dengan kepala dinas [Kepala Dinas Pendidikan Klaten]," jelas dia.

Mayat ABG Berseragam Pramuka Ditemukan di Kamar Hotel Semarang

Sebagai informasi, ada tiga desa di Kemalang yang terdapat daerah rawan bahaya. Ketiga desa itu yakni Balerante, Sidorejo, dan Tegalmulyo. Dari ketiga desa itu, ada lima SD dan lima TK/PAUD dengan jumlah total siswa 826 orang.

Kepala Disdik Klaten, Wardani Sugiyanto, mengatakan skenario pembelajaran bagi anak-anak yang mengungsi ketika Merapi erupsi sedang disiapkan

"Persiapan tetap berjalan. Ada Satgas Sahabat Merapi dari Disdik. Untuk skenario ada dan diatur oleh Korwil Pendidikan Kemalang," kata Wardani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya