SOLOPOS.COM - Ilustrasi sakit punggung atau tulang belakang. (Freepik)

Solopos.com, SOLO — Pernah mengalami gangguan punggung yang sangat sakit bahkan menjalar sampai kaki? Mingkin anda sedang mengalami saraf terjepit.

Dulu penanganan saraf terjepit harus dilakukan dengan sayatan lebar dan tampak menyeramkan. Namun kini telah muncul teknologi baru yang masih jarang ada di Indonesia, yakni esdoskopi spine.

Dokter Spesialis Bedah Tulang Subspesialis Ortopedi Tulang Belakang Rumah Sakit (RS) JIH Solo, dr. Prahesta Adi Wibowo, Sp.OT., Subsp.OTB., mengatakan secara umum, saraf terjepit merupakan istilah awam untuk gangguan saraf tulang belang. Gangguan ini jika didunia medis dikenal dengan istilah stenosis spinal atau dikenal juga adanya istilah Hernia nukleus pulposus (HNP).

“Secara umum, gejala yang muncul adalah sakit di bagian punggung bawah. Sebagian masyarakat Jawa menyebut kondisi tersebut dengan istilah sakit boyok. Namun kemudian rasa sakit tersebut menjalar hingga ke kaki,” kata dia dalam Health Talk yang disiarkan di Youtube RS JIH Solo. Dalam beberapa kasus, kondisi tersebut bisa menyebabkan kaki kesemutan atau bisa juga seperti tertarik.

Disebutkan jika kasus gangguan punggung sering dialami oleh sebagian besar masyarakat. Bahkan menurutnya 80% manusia di atas usia 50 tahun pasti mengalami gejala sakit punggung. Hanya, respons setiap individu akan beragam. Tergantung dengan kondisi kekuatan tulang dan ototnya masing-masing.

Bahkan karena saking banyaknya kasus, banyak orang yang menganggap sebagai sakit boyok biasa, kemudian hanya dipijit saja.

Sementara untuk mendapatkan tindakan yang tepat, perlu dilakukan diagnosis terlebih dulu. Tujuannya untuk memastikan penyebab dari gangguannya. Setelah diketahui penyebabnya, baru dilakukan tindakan yang sesuai.

Misalnya gangguan pada punggung itu muncul karena saraf terjepit, maka akan dilakukan tindakan untuk mengurangi tekanan pada syaraf tersebut.

“Kemudian yang perlu diketahui, sekarang ini ada paradigma baru. Dulu untuk tindakan pada sraf terjepit ini perlu dibuka [dilakukan sayatan] lebar, lebih terlihat menyeram. Kemudian dipasang baut,” kata dia.

Namun dengan perkemabngan teknologi, kini saraf terjepit dapat diatasi denga tindakan minimal invasive spine surgery. Salah satunya dengan endoskopi spine.

Tindakan tersebut memungkinkan bisa menemukan titik gangguan tanpa harus melakukan sayatan lebar, namun cukup dengan sayatan sekitar 1 cm. Sebab tindakan tersebut dilakukan dengan memanfaatkan kamera khusus yang dimasukkan melalui celah kecil itu untuk mencari saraf yang terjepit.

“Ketika sudah ditemukan, lalu dihilangkan penekanannya [pada saraf yang dimaksud], tentu juga dengan alat-alat canggih yang saat ini sudah berkembang, dan sudah ada di JIH Solo,” lanjut dia.

Dr. Prahesta menyebutkan untuk saat ini endoskopi spine masih sedikit yang mengembangkan, dan terpusat di Jakarta. “Maka kami memulai di Jawa Tengah ini untuk teknik endoskopi spine,” kata dia.

Rekomendasi
Berita Lainnya