SOLOPOS.COM - Selain pakai kondom, pria juga bisa melakukan vasektomi sebagai bentuk ikut program KB. (Foto ilustrasi/Freepik.com)

Solopos.com, SOLO-Vasektomi merupakan salah satu cara efektif untuk mencegah kehamilan dan salah satu cara peran pria dalam program KB. Simak ulasannya di tips kesehatan reproduksi kali ini.

Menurut spesialis urologi, dr. Andika Afriansyah, Sp.U dari Universitas Indonesia, ini merupakan prosedur kontrasepsi dengan memotong atau mengikat saluran sperma adalah cara efektif untuk mencegah kehamilan.  “Vasektomi hampir 100 persen efektif dalam mencegah kehamilan,” kata Andika seperti dikutip dari Antara pada Jumat (18/11/2022).

Promosi Kecerdasan Buatan Jadi Strategi BRI Humanisasi Layanan Perbankan Digital

Sebagaimana diketahui setiap 18 November diperingati sebagai Hari Vasektomi Sedunia. Dia menjelaskan vasektomi adalah operasi rawat jalan dengan risiko komplikasi atau efek samping yang rendah.

Baca Juga: Ibu Hamil Boleh Makan Durian, Ini Penjelasannya

Dengan melakukan vasektomi, seseorang tidak perlu mengambil langkah-langkah pengendalian kelahiran sebelum berhubungan seks, misalnya memakai kondom.

Pria yang bisa menjalani vasektomi setidaknya harus berusia lebih dari 25 tahun, usia di mana kondisi dianggap optimal. Namun, tidak ada angka usia maksimal untuk prosedur vasektomi.

“Menurut penelitian oleh American Journal of Men’s Health pada umumnya vasektomi dilakukan pada usia 35 tahun dengan tipikal batas usia antara 30 tahun–56 tahun karena berbagai faktor sosial dan kematangan mental,” jelas dia.

Setiap laki-laki harus mempersiapkan kondisi fisik agar fit sehingga prosedur vasektomi bisa berjalan lancar. Sebelum vasektomi dilakukan, pasien harus menjalani pemeriksaan medis dan wawancara bersama dokter. Andika menjelaskan pada pertemuan awal dokter akan memberikan pemahaman bahwa prosedur vasektomi bersifat permanen.

Baca Juga: Hukum Ejakulasi Mengeluarkan Sperma di Luar Kemaluan Istri Menurut Islam

“Dan itu bukan pilihan yang baik jika ada kemungkinan seseorang ingin memiliki anak di masa depan,” katanya.

Pemeriksaan medis untuk calon pasien vasektomi meliputi pemeriksaan laboratorium sebelum operasi, misalnya tes alergi obat dan pemeriksaan darah.  Pasien juga harus melakukan skrining check up pra operasi, tidak boleh mengonsumsi obat pengencer darah seperti aspirin atau warfarin selama tujuh hari sebelum vasektomi.

Sebelum menjalani vasektomi sebagai salah satu program KB untuk cegah kehamilan, pasien pria juga diminta membersihkan alat kelamin dan mencukur bulu kelamin di seluruh skrotum, serta menghindari makanan berat dan mengganti dengan kudapan ringan.

“Pasien pun membawa pakaian dalam yang ketat untuk dipakai setelah vasektomi, guna menopang skrotum dan mengurangi pembengkakan yang terjadi,” jelas Andika.

Vasektomi sebagai salah satu cara pria ber-KB sebaiknya tidak dilakukan oleh mereka yang belum memiliki keturunan, usia muda di bawah 30 tahun, memiliki penyakit berat, tidak memiliki pasangan, dan punya keluhan nyeri pada skrotum.

Baca Juga: Ketahui Peluang Terjadi Kehamilan Lagi setelah Keguguran seperti Via Vallen

Prosedur ini harus ditunda jika pasien punya penyakit atau kondisi seperti infeksi lokal, infeksi sistemik akut, penyakit menular seksual, filariasis atau infeksi akibat cacing filaria, elefantiasis juga massa intra skrotum.

Kondisi lain yang membuat pasien harus menunda vasektomi adalah bila ada hipersensitivitas terhadap agen anestesi yang digunakan.  Andika menuturkan ada sejumlah kondisi yang mempersulit prosedur vasektomi, yakni bila ada riwayat trauma skrotum, varikokel atau hidrokel yang besar, ada riwayat operasi karena cryptorchidism, Hernia inguinalis serta gangguan pembekuan darah.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya