SOLOPOS.COM - Foto Ketua Darma Boyolali,  Fajar Suryatmaja, bersama Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Boyolali, Darmanto, saat peresmian Darma Boyolali pada 4 Juni 2021. Acara peresmian dilaksanakan di rumah pembina Darma Boyolali, Ki Gondo Wartoyo, di Nogosari Boyolali. (Istimewa/Darma Boyolali).

Solopos.com, BOYOLALI—November 2021 lalu, 25 dalang remaja bermain wayang kulit di Andong, Boyolali. Dalang-dalang muda itu tergabung dalam Dalang Remaja (Darma) Boyolali.

Jauh setelah pentas selesai, Solopos.com pun berbincang dengan ketua Darma Boyolali, Fajar Suryatmaja. Darma Boyolali menurutnya tak hanya singkatan dari Dalang Remaja, namun lebih dari itu.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Darma merupakan singkatan dari Dalang Remaja, akan tetapi di komunitas ini kami memaknai nama Darma bukan hanya sebuah singkatan, tetapi juga mempunyai nilai sendiri yang terkandung di dalamya, Darma yaitu sebagai pengabdian kepada sesuatu yang harus diperjuangkan,” jelas Fajar Nur saat diwawancarai Solopos.com, pada Minggu (30/1/2022).

Baca Juga: Boyolali Akan Gelar Pertunjukan Wayang Virtual Juni Ini, Catat Tanggalnya

Ia menambahkan, secara sakral Darma Boyolali berarti darma atau pengabdian seorang anak anak muda untuk kota tercinta. Fajar juga menjelaskan bahwa Darma Boyolali sudah menginduk ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Boyolali dan Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Boyolali.

Lelaki 24 tahun tersebut mengatakan terbentuknya Darma Boyolali digagas ia dan tiga temannya, Anom Dwijo Kanggo, Putra Gunawan dan Aris Sriwijayanto. Mereka resah tentang regenerasi pedalang di Boyolali.

“Kami memperhatikan pola alur program pemerintah dan seniman-seniman senior yang belum menggagas pengembangan jagad pedalangan yang sehat serta program regenerasi dalang di Boyolali. Akhirnya kami mempunyai gagasan tersebut dan tentunya yang berani bergerak untuk membuat sebuah ruang aspirasi dan inovasi bagi teman teman dalang muda di Kabupaten Boyolali,” jelas mahasiswa program studi Pedalangan di ISI Surakarta tersebut.

Baca Juga: Tak Lazim, Dalang Boyolali Wayangan di Atas Genting

Fajar kemudian mengatakan pergerakan Darma Boyolali telah dimulai sejak tahun 2020, namun, baru secara resmi dikukuhkan pada 4 Juni 2021 di rumah pembina komunitas Darma Boyolali, Ki Gondo Wartoyo, di Nogosari Boyolali. Darma Boyolali sendiri beranggota 25 dalang muda dari umur 18 hingga 24 tahun.

“Tujuan dibentuknya Darma Boyolali tentunya sangat besar, yaitu ingin mempersatukan dalang-dalang di Boyolali, kemudian menjadi garda depan untuk proses regenerasi,” ungkap Fajar.

Dengan tujuan tersebut, Darma Boyolali pun memiliki kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan kualitas dan skill dari anggota Darma Boyolali. Tak hanya melatih kualitas dalang, kegiatan rutin yang dilaksanakan juga untuk melatih mental dalang serta membantu dalang memahami kondisi panggung secara profesional.

Baca Juga: Lewat Pertunjukan Wayang Yang Hanya Ditonton Jangkrik, Seniman Boyolali Ini Sindir Pemerintah

“Kegiatan kami ada agendan non resmi yaitu kegiatan rutinanyang dilaksanakan tiap dua kali dalam sebulan. Kemudian ada agenda resmi seperti pementasan skala besar pada 4 Juni 2021 dalam rangka peresmian komunitas serta wayang sinema Babad Boyolali,” ungkapnya.

Ia berharap dengan dibentuknya Darma Boyolali maka Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali dapat menyelaraskan Darma dengan Pepadi Boyolali. Hal tesebut demi sinergitas serta kesinambungan saat membentuk program.

“Karena dengan adanya Darma Boyolali dapat mencetak regenerasi dalang Pepadi Boyolali yang berkualitas. Dan kami ingin jagad pedalangan di Boyolali tidak hanya stagnan di tempat. Kami butuh inovasi dan kreatifitas baru untuk mengembangkan jagat pedalangan tentunya juga atas bimbingan dari sesepuh atau senior dalang,” harap Fajar.

Baca Juga: Alun-Alun Lor Boyolali Diperkenalkan Lewat Pertunjukan Wayang 7 Malam

 

Lestarikan Wayang Kulit

Yang terakhir, Fajar mengatakan pergerakan Darma Boyolali ia harap segera diperhatikan oleh Pemkab Boyolali. Bukan hanya memperhatikan Darma Boyolali sebagai komunitas saja, tapi memperhatikan nilai dan tujuannya juga. “Sebenarnya akhir-akhir ini kami sudah ada komunikasi dengan pemerintah [Boyolali], kami harap hal tersebut segera dan benar benar terealisasi,” ungkapnya.

Sementara itu, salah satu anggota Darma Boyolali, Kristantyo Dwi Prasetyo, 19, mengatakan alasan ia bergabung dengan Darma Boyolali adalah karena hatinya tergerak sebagai seniman asal Boyolali. “Sudah ada wadah bagi para seniman Boyolali terkhusus untuk komunitas dalang muda di boyolali, perlu untuk dimanfaatkan sebaik mungkin. Selain itu juga untuk mempererat tali persaudaraan antarseniman dalang muda se-Boyolali,” ungkapnya.

Dia juga mengatakan ada perbedaan yang ia rasakan sebelum dan sesudah ia bergabung dengan Darma Boyolali. Ia merasa lebih giat untuk melestarikan wayang kulit.

Baca Juga: Pemkab Boyolali gelar pentas wayang

“Dan di komunitas ini juga tidak hanya untuk sekadar berkumpul atau hanya mencari ketenaran, tapi juga sebagai wadah untuk meningkatkan skill kami, saling bertukar pikiran, garap lakon bersama dan lain-lain,” jelas lelaki yang akrab dipanggil Yoyok tersebut.

Ia juga berharap Darma Boyolali dapat semakin maju dan anggota guyub rukun. Selain itu, anggota Darma Boyolali semakin bertambah serta para dalang remaja tidak saling menjatuhkan dan saling menjaga persaudaraan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya