Solopos.com, SOLO — Untuk memperingati Hari Guru Nasional 2022, pelajar di Indonesia bisa mengucapkan terima kasih kepada mereka melalui sebuah puisi yang menyentuh hati.
Hari Guru Nasional yang diperingati pada 25 November setiap tahunnya ini ditetapkan berdasarkan Kepres 78/1994 yang ditandatangani oleh Presiden Soeharto.
Promosi BRI Siapkan Uang Tunai Rp34 Triliun pada Periode Libur Lebaran 2024
Pada perayaan Hari Guru Nasional yang tahun ini ke-77, pemerintah melalui Kemdikbud mengambil tema Serentak Berinovasi, Wujudkan Merdeka Belajar.
Momen Hari Guru Nasional juga menjadi momen terima kasih dan penghormatan kepada seluruh guru di Indonesia. Adapun salah satu caranya adalah dengan membacakan puisi untuk guru kalian masing-masing.
Baca Juga: Mengenal Sesar Cimandiri, Sesar Tua Penyebab Gempa Bumi Cianjur 5,6 M
Berikut ini terdapat rekomendasi puisi Hari Guru yang diunggah oleh pengguna akun Fiezjaja di laman Scribd dan juga di situs Saintif.com.
Kumpulan Puisi Hari Guru
Puisi Hari Guru: Pahlawan Tanpa Tanda Jasa
Pahlawan tanpa tanda jasa ialah guru
Yang mendidik ku
Yang membekali ku ilmu
Dengan tulus dan sabar
Senyummu memberikan semangat untuk kami
Menyongsong masa depan yang lebih baik
Setitik peluhmu
Menandakan sebuah perjuangan yang sangat besar
Untuk murid-muridnya
Terima kasih Guru
Perjuanganmu sangat berarti bagiku
Tanpamu ku tak akan tahu tentang dunia ini
Akan selalu ku panjatkan doa untukmu
Terimakasih guruku
Baca Juga: Mudah Kok! Begini Cara Menonaktifkan WhatsApp Tanpa Mematikan Data
Puisi Hari Guru: Pahlawan Pendidikan
Jika dunia kami yang dulu kosong tak pernah kau isi
Mungkin hanya ada warna hampa, gelap
Tak bisa apa-apa, tak bisa kemana-mana
Tapi kini dunia kami penuh warna
Dengan goresan garis-garis, juga kata
Yang dulu hanya jadi mimpi
Kini mulai terlihat bukan lagi mimpi
Itu karena kau yang mengajarkan
Tentang mana warna yang indah
Tentang garis yang harus dilukis
Juga tentang kata yang harus dibaca
Terimakasih guruku dari hatiku
Untuk semua pejuang pendidikan
Dengan pendidikanlah kita bisa memperbaiki bangsa
Dengan pendidikanlah nasib kita bisa dirubah
Apa yang tak mungkin kau jadikan mungkin
Hanya ucapan terakhir dari mulutku
Di Hari Guru Nasional ini
Gempitakanlah selalu jiwamu
Wahai pejuang pendidikan Indonesia
Baca Juga: Top Lur! Ternyata Indonesia Negara Asia Pertama yang Ikut Piala Dunia
Puisi Hari Guru: Terima Kasih Guru
Kaulah pembimbingku
Kaulah pengajarku
Kaulah pendidikku
Guru
Itulah julukanmu
Yang tak pernah bosan dalam
Mengajar dan membimbingku
Guru
Tanpa dirimu aku akan hancur
Tanpa dirimu aku akan sengsara
Tanpa dirimu aku akan sesat
Guru
Terima kasih
Atas segala jasa-jasamu
Baca Juga: Dosa Besar! Begini Penjelasan Hukum Judi Bola dalam Islam
Puisi Hari Guru: Tombak keberhasilanku (Amanda Nurdhana D.)
Pena menari di atas kertasku
Menuliskan setiap kata yang kau ucapkan
Memberikan secercah cahaya dalam kegelapan
Menuntunku menuju jalan kesuksesan
Walau letih terlihat di wajahmu tak menghapus semangatmu
Kau selalu mendampingiku menuju cita-citaku
Mengajariku hal-hal baru
Dengan sabar kau membimbingku
Walau sikap nakalku terkadang mengganggumu
Sungguh besar pengabdianmu
Untuk mencerdaskan generasi mudamu
Terima kasih kuucapkan untukmu
Guru ku …………..
Kau adalah orang tua keduaku
Kan kukenang selalu jasamu
Sekali lagi kuucapkan terima kasih untukmu
Semoga selalu bahagia hidupmu
Kebaikan akan selalu menyertaimu
Baca Juga: Rekor Indonesia dalam Sejarah Piala Dunia 1938
Puisi Hari Guru: Pipit Kecil (Zuarni)
Awal jumpa kita Kami bukan siapa-siapa
Hanya pipit kecil dengan paruh menganga dan sayap setengah terbuka
Kami hanya berputar… berputar…
Dan hinggap di pundak ilmu guru-guru kami
Awal jumpa kita Kami bukan apa-apa
Hanya sobekan-sobekan kertas tak bermakna
Menunggu tangan-tangan kokoh dan jemari lentik guru kami
Merangkainya menjadi buku yang patut diperhitungkan
Guruku… lihatlah pipitmu
Kami telah seperkasa garuda, selincah merpati
Dengan ilmu dan petuahmu
Picing mata nanar telah sejelita mentari siang hari
Langkah seok… telah mantap menapaki jalan tajam beronak
Kini pipitmu…
Telah siap terbang… terbang memetik cita-cita kehidupan
Dia meninggalkan
Secuil sejarah hidup kami di sini