SOLOPOS.COM - Gapura Gladag menuju Alun-Alun Utara Solo. (Kebudayaan.kemendikbud.go.id)

Solopos.com, SOLO — Setiap daerah di Indonesia mempunyai ciri khas masing-masing, mulai dari adat istiadat, budaya, busana, hingga bahasa. Hal ini juga berlaku di Solo, Jawa Tengah. Kota dengan jumlah penduduk lebih dari 500.000 jiwa ini memiliki ciri khas sendiri, termasuk bahasa gaul yang kerap diucapkan masyarakat Solo dan sekitarnya.

Deretan bahasa gaul yang ada di bawah ini tentunya masih asing bagi pendatang yang bekerja maupun menempuh pendidikan di Kota Bengawan ini.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Apalagi bahasa gaul ini identik dengan bahasa Jawa sehingga lebih asing lagi bagi warga yang datang dari luar Pulau Jawa.

Nah, berikut ini kumpulan bahasa gaul yang ada di Kota Solo, Jawa Tengah, yang Solopos.com rangkum dari berbagai sumber.

Baca Juga: Sama-sama Megah, Ini Beda Masjid Raya Sheikh Zayed di Solo dan Abu Dhabi

Bahasa Gaul di Solo

Jagong

Mendengar istilah tersebut mungkin bagi warga di luar Soloraya masih asing. Tetapi, perlu kalian tahu jagong merupakan datang ke acara pernikahan atau pun syukuran. Di daerah lain, jagong juga disebut dengan kondangan, nyumbang, dan lain sebagainya.

Bensin Gendulan

Bahasa gaul bensin gendulan di Solo ini ternyata memiliki arti bensin botolan. Hayo, kamu pasti baru tahu artinya kan?

Baca Juga: Spesifikasi Masjid Raya Sheikh Zayed di Solo: Punya 82 Kubah Bergaya Maroko

Mondho

Di Solo dan sekitarnya, mondho diartikan tidak terlalu manis dan tidak terlalu tawar. Biasanya, istilah ini kerap disebutkan ketika memesan teh hangat maupun es teh di angkringan.

Lengo Pet

Mendengar bahasa gaul khas Solo itu tentunya bagi masyarakat luar Solo bingung mengenai artinya. Padahal lengo pet merupakan sebutan untuk minyak tanah. Baru tahu?

Baca Juga: Sego Congor, Kuliner Hidden Gem dari Boyolali yang Bikin Penasaran

Pit

“Aku ngepit dari Jogja sampai Semarang,” contoh kalimat yang diucapkan masyarakat Solo.

Bagi masyarakat awam khususnya Jawa, mendengar pernyataan itu akan terkejut. Pasalnya, ngepit identik sepeda kayuh. Tapi, berbeda dengan warga Solo dan sekitarnya pit juga berarti sepeda motor hlo.

Baca Juga: Cara Mengirim Pesan WA ke Banyak Nomor di Kontak, Ada 3 Metode!

Oglangan

Jika masyarakat awam menyebut pemadaman listrik dengan mati listrik atau mati lampu, berbeda dengan warga asli Solo. Mereka menyebut pemadaman listrik dengan oglangan.

Teh Kampul

Di Solo ada minuman cukup yang bernama unik, yaitu teh kampul. Bagi masyarakat luar Solo, teh kampul memang terdengar asing dan bikin penasaran. Tetapi, ternyata teh kampul ini mirip dengan lemon tea.

Pasalnya, dalam penyajiannya, teh kampul juga berisi irisan jeruk nipis yang kemampul atau dalam bahasa Indonesia berarti mengapung.

Baca Juga: Sejarah Bisnis Mie Gacoan, dari Tangan Pria Asli Solo Melejit ke Malang

Mokmen

Siapa sangka bahasa gaul mokmen di Solo ini mempunyai arti razia polisi. Jika di daerah lain razia polisi disebut cegatan atau tilangan, berbeda dengan Solo karena masyarakat Kota Bengawan biasa menyebutnya dengan mokmen.

Dirangkum dari berbagai sumber, konon katanya istilah mokmen ini berasal dari bahasa Inggris, yaitu moment please, yang berarti “bisa minta waktu sebentar?” Kata-kata itu kerap muncul dari polisi ketika ada razia.

Karena masyarakat lekat dengan bahasa lokal, sebutan moment please diplesetkan menjadi mokmen.

Baca Juga: Terjawab! Ini Dia Alasan Kenapa Pelat Nomor Kendaraan Semarang H

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya