SOLOPOS.COM - Ketua PSSi Djohar Arifin menyatakan akan berpikir positif atas keberadaan Tim Sembilan yang dibentuk Kemenpora. JIBI/Solopos/dok

Konflik PSSI-Menpora merembet pada tudingan pelanggaran kode etik oleh Djohar Arifin.

Solopos.com, JAKARTA— Komite Etik PSSI batal menggelar persidangan terhadap Djohar Arifin yang dijadwalkan pada Kamis (2/7/2015). Pelanggaran kode etik Djohar Arifin Husin dilakukan saat menghadiri pertemuan dengan Kemenpora dua pekan lalu.

Promosi Championship Series, Format Aneh di Liga 1 2023/2024

Dikutip dari Detik, Jumat (3/7/2015), Djohar tidak hadir pada Kamis sehingga sidang pelanggaran kode etik Djohar Arifin ditunda hingga pekan depan.

Beberapa waktu lalu Menpora Imam Nahrawi mengundang Djohar untuk membahas kondisi sepak bola Indonesia saat ini. Namun, menurut PSSI di bawah komando La Nyalla, Djohar dianggap tidak etis memenuhi undangan tersebut dan diancam sanksi sesuai kode etik organisasi.

Setelah ditunggu beberapa waktu mantan ketua umum PSSI itu tak juga hadir. Agenda persidangan diganti menjadi dengan pembahasan terkait pelanggaran kode etik Djohar Arifin.

“Sesuai undangan, persidangan dimulai pukul 15.00 WIB, tapi setelah kami menunggu selama 20 menit tidak ada pemberitahuan. Kami akhirnya hanya melakukan pembahasan dan diskusi tentang pelanggaran Djohar,” ujar Ketua Komite Etik PSSI, TM Nurlif.

Sidang pelanggaran kode etik Djohar Arifin dijadwalkan ulang untuk kembali digelar pada Rabu (8/7/2015). Diharapkan pada tanggal tersebut Djohar berkenan hadir untuk memberikan penjelasan atau pembelaan.

“Kami menyepakati akan melajukan sidang berikutnya pada 8 Juli sekaligus memberikan kesempatan kepada  saudara Djohar. Kami berharap Djohar hadir sehingga mengklarifikasi atau melakukan pembelaan diri. Ini bentuk menjunjung tinggi sportivitas, dan keadilan, supaya tidak ada kecurigaan dan dugaan kami tidak sportif,” tambah TM Nurlif.

Dilansir Liputan6.com, Jumat, pada jumpa pers pekan lalu, TM Nurlif, mengungkapkan kehadiran Djohar Arifin untuk memenuhi undangan Kemenpora, Selasa (23/6/2015) siang, merupakan tindakan melanggar etika. Alasannya, Djohar Arifin tak berkomunikasi terlebih dahulu dengan pengurus PSSI aktif.

“Dalam sidang itu kita akan melakukan diskusi terhadap dugaan-dugaan pelanggaran yang dilakukan Djohar. Selanjutnya kita tetap memberikan kesempatan kepada Djohar untuk datang,” ujar mantan anggota DPR RI itu.

Komite Etik dijadwalkan mengadakan sidang lanjutan pada 8 Juli mendatang, dengan harapan Djohar hadir memberikan keterangan yang dibutuhkan. “Pembelaan dan klarifikasinya kita perlukan. Bentuk dugaan pelanggaran terjadi sebelum mengundurkan diri. Selain itu surat pengunduran diri Djohar, kita baru saja menerimanya,” pungkasnya.

Mantan Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin, mengundurkan diri dari Dewan Kehormatan PSSI hasil Kongres Luar Biasa (KLB) 2015. Pengunduran diri tersebut lantaran PSSI di bawah pimpinan La Nyalla Mattalitti tidak diakui oleh pemerintah dan adanya sanksi FIFA.

Djohar menjelaskan surat pengunduran diri tersebut terhitung sejak 24 Juni lalu dan telah disampaikan kepada sekretariat PSSI. Alasan utama keputusannya itu adalah karena pemerintah tidak mengakui PSSI hasil KLB 2015.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya