SOLOPOS.COM - Purwanto, 48, warga Kalitengah, Wedi, Klaten, yang berjuang untuk cuci darah di tengah pandemi Covid-19. (Solopos.com/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN — Purwanto, 48, warga RT 014/RW 007, Desa Kalitengah, Kecamatan Wedi,  Kabupaten Klaten, Jawa Tengah sudah tujuh tahun terakhir rutin melakukan cuci darah. Pasien yang kini harus rutin cuci darah selama dua kali dalam sepekan itu telah divonis mengalami sakit serius di bagian ginjal.

Purwanto memperoleh jatah cuci darah setiap Senin dan Kamis. Di waktu tersebut, Purwanto sering diantar istrinya menjalani proses cuci darah di Rumah Sakit Umum Pusat Soeradji Tirtonegoro (RSST) Klaten.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Rutinitas itu tetap dijalani Purwanto meski di pandemi Covid-19 belum berakhir. Kewajiban cuci darah dua kali dalam sepekan menjadikan Purwanto tak ingin melulu berpikiran soal virus corona.

Baginya, menaati protokol kesehatan saat melakukan proses cuci darah menjadi satu hal yang utama. Hal itu seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan pakai sabun. Berbekal protokol kesehatan seperti itu, Purwanto hanya ingin fokus menjalani cuci darah di tengah pandemi Covid-19.

"Bagi saya pribadi, ada dan tidak ada pandemi Covid-19 ini sama saja. Tak ada kendala saat cuci darah asalkan tetap menaati protokol kesehatan. Saya sudah punya jadwal cuci darah rutin di RSST Klaten. Di rumah sakit (RS) pun juga diterapkan protokol kesehatan. Jadi tak perlu panik dengan Covid-19. Ruangan untuk cuci darah itu kan juga di tempat khusus," kata Purwanto, kepada Solopos.com saat ditemui di Wedi, Rabu (18/11/2020) malam.

Salah satu pasien RSST Klaten itu tak merasa keberatan menjalankan protokol kesehatan saat cuci darah. Baginya, melakukan cuci darah dan mencegah Covid-19 sama-sama diperlukan di tengah pandemi seperti sekarang.

Duel Sengit Perebutan Rookie of The Year, Pilih Binder Atau Alex Marquez?

"Saya tak khawatir sama sekali harus cuci darah dengan mondar-mandir di RS di tengah pandemi Covid-19. Yang terpenting tadi itu, protokol kesehatan ditaati," katanya.

Rileks

Purwanto mengatakan sebagai pasien yang harus menjalani cuci darah rutin harus memiliki pikiran yang rileks. Hal itu diperlukan agar tak terbebani dengan pikiran lain di luar cuci darah.

"Kalau mikirnya kencang terus [dalam hal apa pun], justru tidak baik. Orang yang sudah cuci darah itu enggak boleh kecapekan, enggak perlu mikir yang berat, pola makan dijaga. Saya juga beruntung, istri dan dua anak saya terus memberikan dukungan kepada saya [agar selalu sehat]," katanya.

Cerdas! 2 Dukuh di Jetak Sragen Ini Ubah Sampah Jadi Barang Ekonomis

Purwanto mengatakan memiliki beberapa kunci agar dapat menjalani kehidupan dengan penuh semangat. Seorang pasien yang cuci darah harus memiliki keyakinan tinggi dapat menjalani hidup dengan tenang dan penuh semangat.

Di samping itu, lanjutnya, harus memperbanyak ibadah, memperbanyak sedekah, dan harus tetap semangat dalam kondisi apa pun.

Diperkosa Teman saat Ditugaskan di Luar Negeri, Wanita Tentara Ini Nekat Bunuh Diri

"Teman-teman saya yang sama-sama menjalani cuci darah itu sudah ada yang meninggal dunia hingga 50-an orang. Makanya, saya harus pandai menjaga diri dan mengukur diri. Terlebih di tengah pandemi Covid-19 seperti ini," katanya.

Pihak RS

Kepala Instalasi Pemasaran dan Humas RSST Klaten, Sri Wardani, mengatakan pelayanan pasien cuci darah tetap dilayani di RS meski berlangsung pandemi Covid-19.

Sejauh ini, manajemen RS sudah menyiapkan berbagai fasilitas guna mendukung pelaksanaan protokol kesehatan di lingkungan RS. Hal itu seperti menyediakan tempat cuci pakai sabun, thermo gun, dan fasilitas lainnya.

"Pelayanan hemodialisis (HD) berjalan seperti biasa. Semuanya harus melakukan screening dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Selama ini berjalan lancar. Dalam sehari, RSST melayani cuci darah hingga 80 pasien," kata Sri Wardani.

Bank Jateng Kucurkan Rp2,25 Miliar untuk Rehab 150 Rumah Tak Layak Huni di Sukoharjo

Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten, Anggit Budiarto, mengatakan setiap pasien cuci darah tak perlu takut datang ke RS. Syaratnya, seluruh protokol kesehatan wajib ditaati bersama.

"Sepanjang protokol kesehatan ditaati, seperti 3M itu [memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan pakai sabun], tak perlu takut ke RS," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya