SOLOPOS.COM - Ilustrasi tentara AS. (Reuters-Bryan Woolston)

Solopos.com, BAGDAD — Serangan drone Amerika Serikat (AS) yang menewaskan seorang jenderal Iran di wilayah Bagdad, Irak, pekan lalu, memicu keretakan hubungan antara AS dan Irak.

Dilaporkan Detik.com, Senin (6/1/2020), hubungan AS dan Irak semakin memburuk setelah kematian Komandan Pasukan Quds pada Garda Revolusi Iran, Mayor Jenderal Qasem Soleimani, dan tokoh militer Irak, Abu Mahdi Al-Muhandis, yang merupakan wakil komandan milisi Hashed Al-Shaabi yang pro-Iran.

Promosi Keren! BRI Raih Enam Penghargaan di PR Indonesia Awards 2024

Keduanya tewas setelah kendaraan yang mereka tumpangi terkena serangan drone dari tentara AS di luar kompleks Bandara Internasional Bagdad, 3 Januari 2019.

Secara keseluruhan, serangan yang dilancarkan atas perintah Presiden AS Donald Trump itu menewaskan 10 orang.

Mengintip Pembuatan Boneka Seks Di Pabriknya

Pada Minggu (5/1/2019) waktu setempat, serangan dua roket mengenai sebuah lokasi di dekat Kedutaan Besar (Kedubes) AS yang ada di Zona Hijau yang dijaga ketat di Baghdad.

Serangan ini merupakan yang kedua setelah serangan serupa mengenai pangkalan udara yang menampung tentara AS pada Sabtu (4/1/2019).

Prabowo Sebut China Sahabat, Demokrat: Dulu Bak Macan, Sekarang Meong

Perdana Menteri (PM) Irak, Adel Abdul Mahdi, langsung menghadiri rapat luar biasa di parlemen yang membahas serangan AS yang menewaskan Soleimani beberapa saat setelah serangan.

Dalam rapat itu, Abdul Mahdi mengecam serangan AS sebagai pembunuhan politik.

Kisah Kelam PSK: Melayani saat Mens

Abdul Mahdi bergabung bersama 168 anggota parlemen Irak membahas pengusiran tentara AS. Jumlah tersebut memenuhi kuorum untuk pengambilan keputusan dalam parlemen Irak yang total beranggotakan 329 orang.

Pada pemungutan suara, Minggu (5/1/2019) waktu setempat, mayoritas anggota parlemen Irak sepakat mendukung resolusi yang meminta pemerintah Irak untuk mengakhiri kesepakatan yang mendasari pengerahan tentara AS ke Irak.

Ramalan Bencana 2020, Waspada Gempa 9SR!

Resolusi itu didukung oleh mayoritas anggota parlemen dari Syiah, yang mendominasi parlemen Irak. Banyak anggota parlemen dari Sunni dan Kurdi yang tidak hadir dalam pemungutan suara tersebut.

Ketidakhadiran kedua kelompok itu dipicu ketidaksepakatan mereka terhadap pengusiran tentara AS.

Kapal China di Natuna, Susi Pudjiastuti: Selama Saya Menteri, Kapal Asing Tak Berani

"Parlemen telah memilih untuk mendorong pemerintah Irak membatalkan permintaan kepada koalisi internasional untuk membantu memerang IS," tegas Ketua Parlemen Irak, Mohammed Halbusi, dalam pernyataannya.

Halbusi menyatakan Irak memiliki kewajiban untuk mengakhiri keberadaan seluruh tentara asing di wilayah Irak demi mencegah pemanfaatan daratan, perairan, dan wilayah udara Irak atau alasan lainnya.

Lowongan Kerja Terbaru, Klik di Sini!

Kabinet pemerintah Irak nantinya akan mengambil keputusan akhir. Namun PM Abdul Mahdi dalam pidatonya mengindikasikan dukungan terhadap pengusiran tentara AS.

"Kita menghadapi dua pilihan utama," ucap PM Abdul Mahdi di hadapan parlemen Irak, yang merujuk pada opsi voting agar tentara asing segera pergi dari Irak atau opsi menetapkan batasan dan kerangka waktu untuk penarikan tentara asing melalui proses di parlemen.

Catat! Ini Cara Mengetahui Mobil yang Pernah Terendam Banjir

Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, telah memberikan tanggapan terhadap langkah parlemen Irak.



"Kita akan melihat apa yang akan kita lakukan ketika pemimpin dan pemerintah Irak mengambil keputusan," tegasnya.

Ini Arti Nama Putra Ahok dan Puput

Sekitar 5.200 tentara saat ini ditugaskan di berbagai pangkalan militer Irak untuk mendukung tentara-tentara lokal dalam mencegah bangkitnya kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) atau Negara Islam Iran & Suriah.

Doa Agar Anak Tak Diganggu Makhluk Halus

Ribuan tentara AS itu dikerahkan sebagai bagian dari koalisi internasional yang lebih luas, yang diundang oleh pemerintah Irak pada tahun 2014 untuk membantu memerangi ISIS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya