SOLOPOS.COM - Tradisi siraman kepada warga yang sembuh dari Covid-19 pada acara pembukaan dusun Gedawung, Desa Saradan, Kecamatan Baturetno, Wonogiri telah selesai, Selasa (22/6/2021). (Istimewa)

Solopos.com,WONOGIRI — Isolasi lokal yang diterapkan di Dusun Gedawung, Desa Saradan, Kecamatan Baturetno, Wonogiri telah selesai, Selasa (22/6/2021). Pembukaan isolasi itu dilakukan dengan acara siraman bagi pasien yang telah dinyatakan negatif Covid-19.

Dusun Gedawung menerapkan isolasi lokal di satu Rukun Tetangga (RT) karena sejumlah warga di sana terpapar Covid-19. Kasus di Gedawung bermula dari beberapa warganya yang menghadiri hajatan ke Kudus beberapa waktu lalu.

Promosi Acara Gathering Perkuat Kolaborasi Bank Sampah Binaan Pegadaian di Kota Padang

Berdasarkan data yang dihimpun Solopos.com, awalnya ditemukan 18 kasus Covid-19 di daerah itu. Kemudian klaster meluas dan bertambah menjadi 27 kasus. Sebagian besar warga yang terpapar menjalani isolasi mendiri.

Baca juga: 10 Bocah Merusak Makam di Mojo Solo, Ini Penjelasan Sekolah

Kepala Desa Saradan, Suparjo, mengatakan isolasi lokal di Dusun Gedawung selesai pada Selasa pagi, tepat 14 hari sejak isolasi mulai diterapkan. Pembukaan dusun dihadiri oleh Satgas Covid-19 Kecamatan Baturetno.

“Pagi itu juga posko yang didirikan di pintu masuk dusun dibongkar. Selain itu agar warga tidak takut lagi dan kembali normal. Selama isolasi lokal posko itu untuk pengamanan keluar masuk warga dan pos logistik,” kata dia saat dihubungi, Selasa.

Ia mengatakan, saat ini sudah tidak ada warga di Gedawung yang menjalani isolasi mandiri. Namun, masih ada dua warga yang menjalani isolasi di rumah sakit. Diharapkan dua warga itu segera sembuh.

Baca juga: Lezatnya Bakmi Toprak Plus Bakso di Gang Belakang Pasar Mebel Solo

Menurut Suparjo, meski sudah dibuka, para warga yang terpapar Covid-19 masih membatasi diri dan mulai beradaptasi dengan orang lain. Ketika bertemu warga lain mereka masih berhati-hati dan menerapkan protokol kesehatan ketat.

“Ya mereka mulau beradaptasi dengan kehidupan sebelumnya. Namun jika masih ada sedikit yang dirasa, diimbau untuk disehatkan dulu. Agar imunnya benar-benar membaik,” ungkap dia.

Saat pembukaan, kata dia, ada tradisi lokal yang dilakukan. Sebagian warga yang sudah sembuh dari Covid-19 menjalani siraman dari air kendi. Hal itu bertujuan untuk mengembalikan dan meningkatkan psikis warga agar lebih baik.

Baca juga: Hujan Lebat, Petani Tembakau Eromoko Wonogiri Terancam Gagal Panen

Pada malam harinya, dilakukan doa bersama dan pembacaan surat Yasin di posko dengan jumlah warga terbatas. Pada acara pagi hari juga demikian. Sehingga tidak ada kerumunan warga di sana.

“Kalau orang zaman dahulu kalau ada siraman kan istilahnya ilang malane gari seger bagas warase. Sebenarnya dari kesehatan sudah dilakukan. Ini tradisi lokal untuk memberikan semangat dan psikis warga agar lebih baik,” ujar dia.

Selama isolasi lokal di Gedawung, kata Suparjo, peruntukan dana desa untuk penanganan Covid-19 dimaksimalkan. Sesuai instruksi pimpinan, setiap desa diarahkan untuk mengalokasikan dana desa sebesar delapan persen untuk penanganan Covid-19.

“Dana desa kami gunakan untuk kebutuhan logistik warga yang isolasi mandiri. Namun pada saat itu juga banyak bantuan yang mengalir dari para kelompok atau paguyuban. Kalau di sini ada paguyuban pasar, mereka juga membantu makanan,” kata Suparjo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya