SOLOPOS.COM - Warga mendata makam yang dirusak di kompleks permakaman umum Cemoro Kembar, Mojo, Pasar Kliwon, Solo, Senin (21/6/2021). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Pihak Kuttab atau lembaga pendidikan dasar dalam dunia Islam tempat 10 anak yang merusak makam di Mojo, Solo, menegaskan tidak ada ajaran-ajaran intoleran yang diberikan. Pihak sekolah hanya mengajarkan hafalan Alquran dan perusakan di luar jam sekolah.

Kepala Kuttab tempat anak-anak sekolah atau Mudir, Wildan, kepada wartawan, Rabu (23/6/2021) mengatakan anak-anak dunianya bermain. Dalam kurun waktu satu tahun mereka menempati Mojo, Pasar Kliwon, anak-anak lembaga itu biasa bermain di makam, untuk mencari serangga.

Promosi Meraih Keberkahan Bulan Syawal, Pegadaian Ajak Masyarakat Umrah Akbar Bersama

“Lalu kenapa terjadi perusakan baru pada saat ini atau setahun setelah kami mengontrak di sini, Mereka sering menginjak-injak makan. Sehingga lambat laun, penghujung tahun ini baru rusak. Saya tegaskan pada saat hari H perusakan Rabu (16/6/2021) terjadi saat jam luar sekolah,” papar Wildan.

Baca juga: Pascaperusakan Makam Mojo, Mobil Dinas Wali Kota Solo Gibran Diinapkan di Lapangan Kenteng

Saat itu, anak-anak sudah mau pulang dan menunggu jemputan. Kala itu masih ada anak yang bermain di makam, ada yang jajan, dan itu hal yang wajar.

Ia meminta masalah tersebut tidak diperpanjang. Saat ini persoalan perusakan makam di Mojo, Solo itu sudah selesai, sudah aman, dan  tentram. Ia meminta persoalan itu hingga ke ranah eksternal, banyak pihak luar ikut campur lebih dalam.

“Sudah ada mediasi sejak hari Rabu, satu pekan lebih. Pihak kutab sepakat perbaikan makam begitu juga pak Kapolresta juga menyaksikan,” papar dia di sela-sela kerja bakti pembersihan makam Cemoro Kembar.

Baca juga: Lezatnya Bakmi Toprak Plus Bakso di Gang Belakang Pasar Mebel Solo

Ia menyebut sudah mengajukan izin untuk sekolah tersebut, namun sampai saat ini belum ada yang keluar. Hal itu dikarenakan masih dalam situasi pandemi.

“Kalau izin dari Kemenag, kami sudah. Tapi SK belum keluar. Di antaranya proses izin itu survei. Tapi ini masih pandemi,” papar dia.

Ia menjelaskan semula sebelum menempati rumah Mojo, berada di wilayah Cemani, Grogol. Di sana kuttab menyewa tanah bangunan milik umat. Namun, setelah setahun berjalan karena tempat kecil ia menyewa di Mojo

“Kami sudah melarang bermain di makam, banyak jin. Itu murni anak-anak. Jin itu bisa dengan mudah masuk ke anak-anak. Sangat berpengaruh pada tumbuh dewasa. Namanya anak-anak perlu pendekatan.  Anak-anak pandai mencari waktu kosong,” imbuh Wildan.kapan waktu

Baca juga: Kontak dengan Pasien Covid-19, Kapan Waktu Tes Swab yang Tepat?

Ia menegaskan tidak ada pendidikan intoleran,  yang diajarkan. Ia menyebut jika kuttab itu hendak diperiksa, maka ia memastikan aman. Hal itu  dikarenakan pengasuh hanya mengajarkan hafalan Alquran.

“Hanya hafalan Alquran, Itu saja mereka sudah capek dan lelah,” papar Wildan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya