SOLOPOS.COM - Ilustrasi bayi. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO — Untuk memastikan bayi tidak mengalami gangguan pendengaran, perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Namun, sebagai tindakan awal di rumah, gangguan pendengaran juga dapat dikenali dengan melakukan hal-hal sederhana.

Dokter spesialis THT Rumah Sakit (RS) JIH Solo, dr. Dimas Adi Nugroho, Sp.THT-KL., menyampaikan setiap bayi lahir, mestinya dilakukan pemeriksaan Otoacoustic Emission (OAE) atau skrining pendengaran.

“Di rumah sakit kami [RS JIH Solo] sudah dilakukan. Tujuannya untuk memastikan bahwa bayi yang baru lahir itu mengalami gangguan pendengaran atau tidak,” kata dia.

Pemeriksaan tersebut dapat dilakukan secara bertahap. Jika hasil pemeriksaan perdana menunjukkan hasil yang kurang bagus, dapat diulang lagi. Biasanya ketika hasil pemeriksaan perdana kurang bagus, belum tentu anak tersebut mengalami gangguan pendengaran.

Terkadang hal itu bisa terjadi karena kondisi telinga yang kotor karena kemasukan air ketuban. Atau karena liang telinganya masih cukup sempit. Untuk mengulangnya, biasanya dapat dilakukan saat usia bayi satu bulan. Jika masih belum baik, bisa diulang lagi sekali.

Jika hasil dari tiga kali pemeriksaan awal itu hasilnya sama, yakni kurang bagus, akan dipastikan lagi dengan pemeriksaan lebih lanjut, untuk memastikan bayi tersebut mengalami gangguan pendengaran atau tidak.

Namun untuk mengetahui anak mengalami gangguan pendengaran atau tidak secara awam, dapat dilakukan cara-cara sebagai berikut.

1. Pada usia di bawah satu tahun, dapat dilihat respons pendengarannya. Misalnya dengan diberi rangsangan suara, kemudian dilihat, apakah bayi merespons atau tidak. Jika tidak ada respons bisa dicurigai adanya gangguan pendengaran.
2. Perhatikan saat tidur, kemudian muncul suara keras seperti petir atau yang lain, biasanya bayi akan kaget. Tapi jika tidak kaget, bisa dicurigai ada gangguan pendengaran.
3. Pada usia satu tahun ke atas, dapat dilihat perkembangan kata-katanya. Biasanya pada usia tersebut perbendaharaan kata sudah muncul pada anak. Dapat dibandingkan dengan anak-anak lain yang seumuran.
4. Kemudian lakukan pemanggilan namanya. Pada anak yang tidak mengalami gangguan pendengaran tentu akan merespons dengan baik.

Terapis Wicara RS JIH Solo, Avista Wahyu Ardiningtyas, A.Md.Kes., mengatakan pengecekan di rumah juga dapat dilakukan dengan memanfaatkan mainan bersuara. Tujuannya adalah untuk melihat respons dengar anak.

“Bisa juga dengan tepukan tangan. Misalnya dari sisi telinga kiri, sisi telinga kanan atau dari atas. Kemudian lihat respons anak,” kata dia.

Rekomendasi
Berita Lainnya