SOLOPOS.COM - Suasana Wisma Atlet Kemayoran di Jakarta, Selasa (3/1/2023). (Bisnis - Suselo Jati)

Solopos.com, JAKARTA–Sejumlah pihak berbeda pendapat tentang pemanfaatan Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta.

DPRD meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memanfaatkan gedung yang sebelumnya dijadikan RS darurat untuk penanganan pasien Covid-19 itu sebagai rumah susun sederhana sewa (rusunawa). Pemanfaatannya dinilai mendesak karena saat ini gedung tersebut disebut dihuni kuntilanak.

Promosi BRI Jadi Perusahaan Pertama Penuhi Standar Prisma Versi Kemenkumham

Sementara, pengamat tata kota menilai lebih baik Wisma Atlet Kemayoran difungsikan seperti tujuan semula yakni untuk menampung para atlet.

Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Ida Mahmudah meminta Pemprov memproses alih fungsi Wisma Atlet Kemayoran rusunawa.

Ida menjelaskan wacana itu sudah bergulir sejak sebelum pandemi Covid-19. Namun, urung direalisasikan lantaran wisma itu dipakai sebagai tempat perawatan pasien COVID-19.

“Saya sudah diskusi dengan Pak Saefullah [mantan Sekda] baru tahap diskusi lalu ada Covid-19, akhirnya dipakai untuk merawat pasien Covid-19,” katanya dikutip dari Antara.

“Sekarang mumpung saya ingat, saya pikir tidak ada salahnya juga Pemda DKI memproses itu, untuk kita minta, jadikan rusun atasnya, bawahnya kita buat rumah sakit, rumah sakit anaklah, kita kan butuh,” kata Ida dalam rapat Komisi D, Rabu (1/2/2023) lalu.

Dia melanjutkan preseden soal alih fungsi sebelumnya sudah pernah dilakukan oleh Pemprov DKI terhadap Rusun Pasar Rumput. Rusun tersebut dibangun oleh pemerintah pusat, tetapi pengelolaannya telah diserahkan kepada Pemprov DKI.

“Kita sudah berhasil yang di Pasar Rumput, nah sekarang tambah lagi Wisma Atlet, daripada mangkrak, lama kosong, banyak kuntilanaknya. Banyak kuntilanak, Pak, serius, karena dekat rumah saya. Saya tahu itu tempatnya kuntilanak,” ujar Ida.

 

Pendapat Pengamat Tata Kota

Terpisah, pengamat tata kota dari Universitas Trisakti Nirwono Joga berpendapat sebaiknya Wisma Atlet Kemayoran yang tiga tahun terakhir dijadikan RS darurat tidak dialihfungsikan menjadi rumah susun.

Menurut dia, di Kota Jakarta tidak ada lagi fasilitas yang mumpuni. Terlebih dalam beberapa waktu ke depan cukup banyak agenda olahraga internasional yang akan diselenggarakan di Jakarta seperti Piala Dunia U20, Formula E, dan lainnya termasuk Olimpiade.

“Lebih baik kembali ke rencana semula dibangunnya gedung-gedung itu, namanya Wisma Atlet berarti tetap dan diutamakan untuk para atlet dan kegiatan-kegiatan olahraga internasional,” kata Nirwono di Jakarta, Jumat (3/2/2023).

Memang, kata Direktur Eksekutif Pusat Studi Perkotaan itu, sebelum diungkapkan oleh anggota legislatif di DKI Jakarta bahwa Wisma Atlet lebih baik dialihfungsikan menjadi rumah susun untuk masyarakat, pemerintah pusat juga pernah berencana menjadikan Wisma Atlet ini sebagai rusunawa bagi ASN kementerian.

Jika rencana alih fungsi tersebut ingin dijalankan, dia berpandangan sebaiknya ada pengkajian lagi terhadap rencana-rencana kota Jakarta ke depan.

“Jika pemerintah berencana menjadikan Jakarta kota olahraga dunia dengan berbagai kalender kegiatan olahraga internasional, bahkan menargetkan menjadi tuan rumah Olimpiade, maka keberadaan Wisma Atlet harus dipertahankan dan dipelihara dengan baik,” katanya.

Sementara untuk kebutuhan rusun, menurut Nirwono, Jakarta harus membangunnya sendiri dengan kemampuan penganggaran daerah yang sangat besar.

“Jadi jangan ada kesan Pemda DKI mau gampangnya saja. Harusnya Pemda DKI membangun lebih banyak rumah susun untuk warga DKI sendiri dengan APBD DKI yang cukup besar,” katanya.

 

Respons Pj. Gubernur DKI Jakarta

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Heru Budi Hartono menegaskan akan mengikuti kebijakan pemerintah pusat soal pengelolaan Wisma Atlet karena lahan tersebut milik Sekretariat Negara (Setneg).

“Kami masih bahas, saya ikut kebijakan pemerintah pusat,” kata Heru setelah memberi nama anak gajah dan jerapah di Taman Margasatwa Ragunan di Jakarta Selatan, Jumat.

Wisma Atlet Kemayoran berada di lahan milik Setneg dan pembangunannya dikerjakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk kebutuhan Asian Games 2018.



Setelah kompetisi olahraga itu selesai, ada rencana alih fungsi untuk menjadi rusunawa, tapi kemudian gedung tersebut digunakan sebagai RS darurat sejak Maret 2020.

Seiring terkendalinya kasus Covid-19, pemerintah resmi menutup operasional Wisma Atlet sebagai tempat perawatan pasien Covid-19 tepat pada akhir Desember 2022.

Wisma Atlet Kemayoran dibangun di lahan seluas 10 hektare (ha) dengan biaya sekitar Rp3,4 triliun. Komplek dengan 10 menara tersebut bisa menampung hingga 22.200 orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya