SOLOPOS.COM - Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen, Tatag Prabawanto, mencoba jamban baru warga yang mendapat bantuan dari PMI di wilayah Desa Jabung, Plupuh, Sragen, Rabu (13/7/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Mulai 2023, dana desa (DD) di 17 desa di 17 kecamatan di Kabupaten Sragen diarahkan untuk pengentasan kemiskinan. Hingga 2024 mendatang diharapkan 17 desa itu bersama 41 desa lainnya yang masuk desa dengan kemiskinan ekstrem dan zona merah kemiskinan bisa terentaskan.

Arahan agar dana desa digunakan untuk pengentasan kemiskinan itu disampaikan Wakil Ketua Tim Tuntas Kemiskinan (Tumis) Gotong Royong Kabupaten Sragen, Joko Suratno, Rabu (13/7/2022). Di hari itu diluncurkan Desa Tumis Gotong Royong Kabupaten Sragen di Balai Desa Jabung, Kecamatan Plupuh.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Pola yang sama akan dilakukan pada APBD Perubahan 2022 untuk Desa Kadipiro di Kecamatan Sambirejo dan Desa Cemeng di Kecamatan Sambungmacan. Saya titip kepada Camat Sambirejo dan Camat Sambungmacan supaya dana desa di dua desa itu diarahkan untuk penanggulangan kemiskinan di desa masing-masing,” ujar Joko yang juga Asisten I Sekretariat Daerah (Setda) Sragen.

Ia meminta alokasi 20% dana desa yang sebelumnya untuk penguatan ketahanan pangan dan hewani itu diarahkan untuk pengentasan kemiskinan. Untuk desa lainnya, terutama di 17 desa yang masuk dalam desa zona merah kemiskinan dan kemiskinan ekstrem agar mulai menyusun rencana kerja pemerintah desa (RKPDes) tahun 2023. Fokus utamanya  pada pengentasan kemiskinan.

Baca Juga: Memotret Upaya Warga Jabung Sragen Lepas dari Zona Merah Kemiskinan

Dia berharap anggaran pendapatan dan belanja desa (APBDes) juga arahnya ke pengentasan kemiskinan, terutama dalam pemanfaatan dana desa. “Harapannya di 2024 nanti, 58 desa yang masuk dalam kemiskinan ekstrem bisa terentaskan semua,” ujarnya.

Joko menerangkan program Tumis yang digagas Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, ini merupakan terobosan baru mengingat banyak program yang digulirkan dari tahun ke tahun belum mampu menurunkan angka kemiskinan secara signifikan.

Di 2020 angka kemiskinan di Sragen sebesar 13,38%. Pada 2021 angkanya justru naik menjadi 13,83%. “Sekarang arah program pengentasan kemiskinan diperkecil cakupannya berbasis desa. Harapannya dengan program terfokus ini bisa berpengaruh signifikan terhadap penurunan kemiskinan,” harapnya.

Baca Juga: Ingin Angkat Martabat Pengemis, DPRD Karanganyar Bahas Raperda PGOT

Kepala Desa Jabung, Plupuh, Sragen, Triyono, berterima kasih kepada Pemkab Sragen menjadikan Jabung sebagai desa percontohan dalam pengentasan kemiskinan. Dia menyebut ada 57 unit rumah tidak layak huni (RTLH) dibangun, 48 unit jamban juga dibangun dari PMI Sragen, dan sebanyak 153 warga mendapatkan bantuan usaha ekonomi produktif (UEP).

“Sekarang pembangunan RTLH sebanyak 21 unit dari 57 unit sudah berjalan. Dengan bantuan rehab 57 unit RTLH itu ternyata masih kurang banyak. Banyak warga yang membutuhkan bantuan RTLH walaupun nilainya tidak sampai Rp17,5 juta per unit, tetapi cukup Rp10 juta per unit,” ujarnya.

Ia juga berharap jalan penghubung Desa Jabung-Sidokerto juga dibangun. Permintaan itu direspons Bupati yang menyanggupi untuk membangun jalan antardesa itu meskipun masih tercatat sebagai aset desa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya