SOLOPOS.COM - Anak-anak memainkan gamelan. (kemlu.go.id/The Center for Policy Research of Education and Culture/Dian Dinawati)

Solopos.com, SOLO — Pemerintah Kota Solo berkomitmen mengawal pelestarian gamelan yang baru saja ditetapkan UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) dalam sidang di Paris, Perancis, Rabu (15/12/2021).

Kepala Dinas Kebudayaan Kota Solo, Agus Santoso, mengatakan pada Kamis (16/12/2021) atau sehari setelah pengukuhan oleh UNESCO itu, Pemkot Solo menyerahkan seperangkat gamelan kepada empat sekolah. Hal itu disebutnya sebagai simbol dukungan dan perhatian Pemkot terhadap upaya pelestarian gamelan.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Komitmen menjaga gamelan, kata Agus, memang dilakukan di semua bidang. Mulai dari bidang pendidikan hingga pemerintahan. Ia menyebut sampai saat ini ada 29 perangkat gamelan yang telah disumbangkan ke sekolah-sekolah maupun pemerintahan dengan tujuan mereka mau belajar dan mengeksplore gamelan.

Baca Juga: Tahun Pertama Gibran Pimpin Solo, Pengamat Politik: Biasa Saja!

“Sebanyak 29 itu diserahkan ke kelurahan, kecamatan, juga sekolah-sekolah,” katanya kepada wartawan, Jumat (17/12/2021). Mengenai usulan gamelan didorong masuk kurikulum pendidikan, Agus, mendukung hal itu sepenuhnya.

Menurutnya, pelajaran mengenai gamelan tak harus masuk kurikulum formal. Namun bisa juga mencakup pada kegiatan nonformal seperti ekstrakurikuler dan lainnya.

“Upaya regenerasi lain yang kami lakukan yakni dengan mendorong keterlibatan anak-anak dan remaja di hampir semua festival kebudayaan, khususnya gamelan. Tujuannya ya agar ada regenerasi,” terangnya.

Baca Juga: Omicron Masuk Indonesia, PHRI Solo Perketat Pengecekan Tamu Luar Kota

Sarat Makna

Lebih lanjut, Agus, mengatakan bentuk kepedulian pada gamelan dilakukan bukan semata-mata karena pengakuan dari UNESCO pada Rabu lalu. Lebih dari itu, ia melihat gamelan sebagai simbol kebudayaan yang sarat makna.

Menurutnya gamelan mengandung nilai-nilai saling menghormati, mencintai, dan menghargai. Hal tersebut sangat penting ditanamkan kepada anak-anak untuk membentuk karakter mereka.

Sebelumnya, komposer tradisional yang juga mengikuti proses pengusulan gamelan menjadi WBTB, Peni Candra Rini, menilai penetapan gamelan oleh UNESCO harus ditangkap dengan baik oleh pemerintah. Peristiwa kebudayaan yang ada dalam gamelan harus ditularkan kepada anak-anak sebagai generasi penerus bangsa.

Baca Juga: Mimpi Gamelan Dikukuhkan UNESCO Terwujud Setelah Sang Pengusul Wafat

Caranya yakni dengan memasukkan gamelan dalam kurikulum pendidikan. Dimulai dari Kota Solo, dan merambah ke kota lain di seluruh Indonesia. “Gamelan bukan hanya peristiwa bunyi, tapi juga peristiwa kebudayaan. Gamelan turut membentuk karakter bangsa. Kita lihat orang Jepang yang menekuni budayanya hingga menjadi bagian dari karakter mereka sehari-hari,” katanya.

Sebagaimana diinformasikan, pengukuhan gamelan sebagai WBTB oleh UNESCO berangkat dari usulan seorang komposer dan maestro gamelan asal Solo, almarhum Rahayu Supanggah, pada 2014.

Usulan itu kemudian ditangkap oleh ISI Solo yang kemudian menyarankan Supanggah untuk membentuk tim penyusun naskah. Setelah melalui proses panjang, gamelan akhirnya mendapat pengukuhan sebagai WBTB oleh UNESCO menjelang akhir 2021 ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya