SOLOPOS.COM - Rahayu Supanggah (Solopos-Ika Yuniati)

Solopos.com, SOLO — Mimpi agar gamelan mendapat pengukuhan UNESCO sebagai warisan budaya tak benda (WBTB) dunia dari Indonesia akhirnya terwujud. Sayangnya, sang pengusul, yakni maestro gamelan Rahayu Supanggah sudah tiada untuk melihatnya mimpinya itu terwujud.

Komposer tersebut tutup usia pada 10 November 2020 lalu di Rumah Sakit Brayat Minulya Solo. Pak Panggah, sapaan akrabnya, meninggal pada usia 71 tahun.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Komposer gamelan yang juga mengikuti proses pengusulan ke UNESCO, Peni Candra Rini, mengatakan penetapan gamelan sebagai warisan tak benda Indonesia adalah salah satu mimpi mendiang Rahayu Supanggah. “Ini bagian dari perjuangan beliau [mendiang Rahayu Supanggah] dari dulu, terwujud setelah meninggal,” kata Peni yang juga pengajar di ISI Solo kepada Solopos.com, Kamis (16/12/2021).

Pada sisi lain, Peni mengaku lega saat mendengar kabar penetapan gamelan sebagai WBTB oleh UNSECO. Ia menceritakan upaya mendiang Panggah agar gamelan mendapat pengakuan UNESCO telah diawali sejak beberapa tahun sebelum pengusulan.

Baca Juga: Selamat! Gamelan Ditetapkan UNESCO Sebagai Warisan Budaya Tak Benda

Selain aktif pentas dan mengajar di luar negeri, mendiang Supanggah juga membuat buku tentang gamelan dalam bahasa Inggris agar gamelan dikenal masyarakat dunia. “Semua telah berjuang keras untuk diakui UNESCO. Mengingat [gamelan] sangat urgen untuk diakui [dunia],” kata Peni.

Peristiwa Budaya

“Jadi PR [pekerjaan rumah] kita bagaimana ke depan eksistensi gamelan harus benar-benar di-gatekne,” imbuhnya Peni.

Gamelan bagi Peni tak sebagai peristiwa bunyi, tapi juga peristiwa budaya. Ia berharap ke depan gamelan bisa dimasukkan dalam sistem pendidikan anak sejak dini. Dengan begitu, gamelan bisa benar-benar jadi napas masyarakat Indonesia.

Minimal dimulai dari Kota Solo, merambah ke daerah lain. Mengingat, gamelan tak hanya di Jawa, namun juga kota lain. “Gamelan secara keseluruhan enggak hanya di Solo. Namun juga Jogja, Bali, dan semuanya,” tambahnya.

Baca Juga: Gamelan Jadi Warisan Budaya Tak Benda Dunia, Usulannya dari Solo Lho

Salah satu anggota Komunitas Garasi yang juga tim penyusun naskah akademik gamelan untuk diusulkan ke UNESCO, Rusdiyantoro, saat diwawancarai Solopos.com, Kamis (16/12/2021), mengatakan pada 2017 lalu tim gamelan berkompetisi dengan WBTB lain yang sudah terdaftar seperti reog, kulintang, tempe, dan seni lukis klasik dari Bali.

WBTB Tak Benda Ke-12

“Tapi kerja kami [tim Solo] yang sepenuhnya ya sampai kompetisi pada 2017 itu. Setelah diumumkan tahun 2018, kami menjadi bagian tim besar Kemendikbud [sekarang Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi],” terangnya.

Seperti diberitakan, Badan PBB United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menetapkan gamelan sebagai salah satu Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) dalam sidang sesi ke-16 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Paris, Prancis, Rabu (15/12/2021).

Baca Juga: Digelar Sabtu, Kalacakra Jadi Pembuka Konser Menuju Rock In Solo

Gamelan menjadi warisan budaya tak benda ke-12 dari Indonesia yang ditetapkan UNESCO. Sebelumnya, Indonesia telah berhasil mencatatkan 11 Warisan Budaya Takbenda Dunia di UNESCO antara lain, Wayang (2008), Keris (2008), Batik (2009).

Kemudian Pendidikan dan Pelatihan Membatik (2009), Angklung (2010), Tari Saman (2011), Noken (2012), Tiga Genre Tari Bali (2015), Kapal Pinisi (2017), Tradisi Pencak Silat (2019), dan Pantun (2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya