SOLOPOS.COM - Penari yang tergabung dalam Perempuan Berkebaya Indonesia Jogja menampilkan Tari Payung Jejer Dawuk saat pembukaan Festival Payung Indonesia (Fespin) 2022 di halaman Pedapa Ageng, Pura Mangkunegaran, Solo, Jumat (2/8/2022). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Sebanyak 29 penulis dari berbagai daerah terlibat dalam pembuatan buku berjudul Payung Tradisi Nusantara yang diluncurkan bersamaan dengan pembukaan Festival Payung Indonesia (Fespin) 2022 di kompleks Pura Mangkunegaran, Solo, Jumat (2/9/2022).

Buku tersebut memuat juga roadmap tema festival payung tradisi nusantara 10 tahun ke depan. Acara seremonial pembukaan Fespin 2022, Jumat, diawali dengan parade puluhan kelompok seni dan komunitas kreatif dari berbagai daerah di Indonesia.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Setiap kelompok seni dan komunitas kreatif unjuk gigi di panggung. Mereka diiringi alunan musik lokal yang mengalun-alun selama parade kelompok seni dan komunitas kreatif.

Direktur Mataya Art And Heritage sekaligus inisiator Fespin, Heru Prasetyo, mengatakan Fespin 2022 yang digelar di Solo melibatkan kelompok seni dan komunitas kreatif di 50 daerah di Indonesia. Mereka membikin karya seni dan budaya yang ditampilkan saat Fespin.

“Fespin ini merupakan event kesembilan untuk meneguhkan payung tradisi sebagai pusaka budaya nusantara. Ini momen spesial karena diselenggarakan di Pura Mangkunegaran yang memiliki nilai sejarah tinggi,” katanya saat berbincang dengan wartawan.

Baca Juga: Seniman India-Spanyol Ramaikan Festival Payung Indonesia Solo Akhir Pekan Ini

Heru menjelaskan buku berjudul Payung Tradisi Nusantara yang disusun 29 penulis dari berbagai daerah berisi esai mengenai payung tradisi daerah masing-masing. Dalam buku itu juga disusun roadmap tema penyelenggaraan Fespin selama 10 tahun mendatang.

Berhubungan dengan Kerajaan

Pada 2022, Fespin yang digelar di Pura Mangkunegaran Solo selama tiga mengangkat tema Kingdom and Umbrella. Maknanya payung berhubungan erat dengan kerajaan-kerajaan di Nusantara.

“Untuk tema 10 tahun ke depan sudah ada di buku. Jadi roadmap tema Fespin sudah ada selama 10 tahun mendatang,” ujar Heru. Ia menambahkan Fespin tak sekadar festival atau event seni budaya melainkan pengungkit ekonomi daerah.

Baca Juga: Kali Pertama, Payung Penguasa Mangkunegaran Solo Ditampilkan di Fespin 2022

Jumlah kelompok seni dan komunitas kreatif sebanyak 1.500 orang. Mereka membutuhkan penginapan dan makanan selama tiga hari. Artinya, Fespin 2022 berimplikasi positif pada perekonomian daerah Kota Solo.

Sementara itu, putri KGPAA Mangkunagoro IX, Gusti Raden Ajeng (GRA) Ancillasura Marina Sudjiwo, mengapresiasi digelarnya Fespin di Pura Mangkunegaran. Event itu bagian dari peninggalan dan pengembangan potensi Mangkunegaran.

Selain itu, aspek edukasi masyarakat dikedepankan agar generasi muda mampu menjaga dan memelihara potensi sejarah serta seni dan budaya. “Kolam teratai sebagai lokasi acara seremoni pembukaan Fespin menjadi ikon Mangkunegaran. Masyarakat juga dilibatkan dalam Fespin 2022,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya