SOLOPOS.COM - Ketua Fraksi PDIP DPRD Surabaya Syaifudin Zuhri (ANTARA/HO-DPRD Surabaya)

Solopos.com, SURABAYA — PDIP Surabaya, Jawa Timur mendukung kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Menurut mereka, kebijakan menaikkan BBM merupakan keputusan yang sulit tapi harus dilakukan demi menyelamatkan APBN.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Ini memang sulit. Tapi ada yang lebih penting dari semua itu yakni menjaga keberlangsungan negara,” kata Ketua Fraksi PDIP DPRD Surabaya Syaifudin Zuhri di Surabaya, Kamis (8/9/2022).

Menurut dia, sikap fraksi dalam hal kenaikan BBM ini selaras dengan kebijakan pemerintah pusat.

Baca Juga: Mahasiswa Demo di Depan Gedung DPRD Solo, Puan Maharani Ikut Kena Sentil

Selain itu, lanjut dia, keputusan pemerintah tersebut juga menjadi momentum perbaikan pemberian subsidi BBM kepada masyarakat agar lebih maksimal.

Mengenai pro dan kontra di masyarakat terkait kenaikan BBM, Syaifudin berharap pemerintah lebih intensif dalam mensosialisasikan dengan bahasa yang mudah dimengerti masyarakat.

“Pro kontra bagian dari sistem demokrasi. Maka perlu disikapi dengan bijak,” kata dia seperti dikutip Solopos.com dari Antara.

Baca Juga: Prihatin Dampak Harga BBM Naik, Polisi Solo Bagikan Sembako ke Sopir Angkot

Pemerintah Kota Surabaya sendiri menargetkan penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) BBM senilai Rp300.000 kepada 97.981 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) bakal selesai 14 hari.

“Jadi Insya Allah dalam kurun waktu itu, kami optimistis bisa menyelesaikan penyaluran ke 97.981 KPM,” kata Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya Anna Fajriatin.

Anna mengatakan, penyaluran BLT BBM dari Kementerian Sosial (Kemensos) RI itu sebelumnya dilakukan secara door to door atau dari rumah ke rumah di wilayah utara Surabaya sejak Sabtu (3/9).

Baca Juga: Suarakan Tolak Kenaikan Harga BBM, Seribuan Mahasiswa Geruduk Kantor DPRD Solo

Sedangkan saat ini, dia bersama jajarannya menyalurkan bantuan tersebut di wilayah selatan.

Pakar ekonomi Universitas Airlangga (Unair) Wisnu Wibowo mengatakan, saat ini memang ada penurunan harga BBM yaitu sekitar USD 85 per barel di dunia, tapi asumsi APBN untuk BBM hanya USD 63 per barel.

“Ini yang membuat sistem fiskal kita jebol. Jadi penyesuaian harga ini adalah alternatif yang bisa ditempuh pemerintah untuk menyelamatkan APBN,” ujar Wisnu.

Baca Juga: Ricuh, Demo BBM di DPRD Jateng Diwarnai Aksi Saling Lempar Botol

Menurut dia, keputusan pemerintah menyesuaikan harga BBM saat ini sudah sangat tepat.

Seperti diketahui, sejak awal tahun harga minyak mentah dunia terus merangkak naik. Bahkan pada Bulan Maret sempat tembus lebih dari USD 100 per barel.

Pemerintah telah mengumumkan kenaikan BBM subsidi jenis Pertalite, solar dan BBM non-subsidi jenis Pertamax pada Sabtu (3/9/2022) tepatnya pada pukul 13.30 WIB

Baca Juga: Para Bikers Perlu Tahu, Ini Tips Hemat BBM untuk Sepeda Motor

Adapun perinciannya adalah harga Pertalite yang awalnya sebesar Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter, solar dari harga Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter dan harga Pertamax meningkat dari Rp12.500 per liter menjadi Rp14.500 per liter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya