SOLOPOS.COM - Kru film Lima Wasto yang diwadahi Viu Shorts Season 2, di Polokarto, Alas Karet, Sukoharjo, Minggu (26/1/2020). (Istimewa/Madian Syukur)

Solopos.com, SOLO — Sutradara Film Dokumenter You and I yang meraih penghargaan Festival Film Indonesia (FFI) 2020, Fanny Chotimah, asal Solo, memaknai Hari Film Nasional sebagai wujud apresiasi terhadap karya film pertama di Indonesia.

Selain itu juga menjadi motivasi baru untuk para sineas dalam berkarya. Menurut data yang dihimpun oleh Solopos.com, Hari Film Nasional yang diperingati setiap 30 Maret adalah hari pertama pengambilan gambar film Darah dan Doa atau Long March of Siliwangi karya Usmar Ismail pada 1950.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Fanny yang merupakan anggota dari Asosiasi Dokumenteris Nusantara (ADN) Soloraya mengungkapkan wujud apresiasi terhadap karya Usmar Ismail, ADN akan menggelar pemutaran film dokumenter dan fiksi.

Baca Juga: Slamet Raharjo Dukung Pengembangan Perfilman di Watugambir Karangpandan

“Dari ADN, sebagai wujud apresiasi dan motivasi diadakan pemutaran film dokumenter dengan judul Petani Terakhir dan film fiksi Darah dan Doa karya Usmar Ismail,” katanya mengenai peringatan Hari Film Nasional saat diwawancarai Solopos.com, Selasa (29/3/2022)

Mengenai perkembangan film di Kota Solo saat ini, Fanny menilai sudah mulai berkembang dengan lahirnya komunitas-komunitas film dan lomba-lomba film. Salah satu lomba film itu yakni yang baru-baru ini diadakan oleh Pemerintah Kota Solo saat HUT Kota Solo.

Peserta lomba itu ternyata cukup banyak. “Dengan adanya lomba dan komunitas-komunitas film di Solo membuktikan adanya perkembangan yang baik. Apalagi waktu HUT Kota Solo, lomba diikuti mulai dari komunitas hingga kampung. Hasil karya mereka bagus,” ungkapnya.

Baca Juga: Srimulat hingga Jokowi, 7 Film Ini Juga Berlokasi Syuting di Solo Lho

Komunitas dan Lomba

Fanny menambahkan Solo sudah memiliki wadah yang baik dengan adanya komunitas dan lomba untuk sineas sebagai tempat belajar, menciptakan gerakan sosial, kerja sama tim, dan kreativitas.

Sutradara film pendek Lima Wasto dalam Viu Shorts Season 2, Madian Syukur, mengatakan pandemi Covid-19 bukan alasan untuk menyurutkan semangat dan kreativitas dalam berkarya. Meski tantangan yang dihadapi para sineas ia akui memang berat.

“Tantangan untuk sineas beragam, mulai dari segi produksi misalnya, kesehatan tim, jaga jarak, perizinan, dan biaya juga membengkak,” katanya saat berbincang dengan Solopos.com mengenai Hari Film Nasional, Selasa (29/3/2022)

Baca Juga: Solo dan Sukoharjo Jadi Lokasi Syuting Film Srimulat: Hil yang Mustahal

Lelaki yang akrab disapa Siukur itu menambahkan pandemi bukan menjadi alasan untuk melumpuhkan kreativitas dalam berkarya. Faktanya, sineas di era pandemi masih semangat memproduksi film pendek yang ditayangkan di aplikasi film online.

“Proses kreatif tidak boleh berhenti, semakin kita menahan untuk tidak melakukan produksi hanya akan menimbulkan keresahan, dan hanya menunggu pandemi selesai yang kami tidak tahu sampai kapan,” ungkap sutradara Lima Wasto yang mewakili Kota Solo di Viu Shorts Season 2.

Saat sudah mengantongi perizinan, protokol kesehatan terjaga, lokasi shooting bebas dari zona merah, kata Siukur, hal itu harus segera direalisasikan, karena karya harus tetap berjalan untuk kembali dinikmati oleh masyarakat itu sendiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya