SOLOPOS.COM - Sejumlah pengunjung Umbul Tirto Mulyo, Desa Kemasan, Sawit, Boyolali, menikmati kesegaran dan kejernihan mata airnya menjelang Ramadan, Kamis (25/5/2017). (Aries Susanto/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Padusan, sebuah tradisi menjelang Ramadan yang dilakukan masyarakat Jawa ternyata mengalami pergesaran makna.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari situs resmi Indonesia.go.id, padusan yang berasal dari adus atau mandi, merupakan tradisi masyarakat Jawa untuk menyucikan diri, membersihkan jiwa raga untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadan.

Promosi UMKM Binaan BRI Ini Jadi Kuliner Rekomendasi bagi Pemudik di Pekalongan

Warisan leluhur satu ini dilakukan secara turun temurun dengan cara berendam atau mandi di sumber mata air atau pun sumur air.

Baca Juga:  Kenapa Dinamakan Solo Balapan? Begini Asal Usulnya

Adapun padusan yang dilakukan menjelang Ramadan ini bermakna agar saat menjalani ibadah puasa dalam kondisi suci lahir dan batin.

Namun, ternyata padusan mempunyai makna yang lebih dalam lagi, yakni sebagai media untuk merenung dan instropeksi diri terkait kesalahan yang telah dilakukan di masa lalu.

Baca Juga:  Ada Beberapa Versi Bacaan Niat Puasa Ramadan, Mana yang Benar?

Dengan begitu, seharusnya ritual padusan ini dilakukan seorang diri di tempat yang sepi. Hal ini untuk memudahkan seseorang agar sadar dan berubah menjadi lebih baik di masa depan.

Akan tetapi, saat ini padusan yang dilakukan sebelum Ramadan bagi masyarakat Jawa ini mengalami pergeseran makna. Dalam situs Indonesia.go.id disebutkan padusan kini menjadi mandi beramai-ramai di satu mata air, sehari sebelum Ramadan.

Baca Juga:  Ini Hlo Hukum Puasa Bagi Ibu Menyusui Sebenarnya

Ritual yang diklaim sakral kini telah berubah menjadi komoditas pariwisata. “Pergeseran nilai yang terjadi ini menyebabkan lahirnya beberapa tempat yang menjadi obyek wisata padusan. Di tempat-tempat ini, masyarakat baik tua maupun muda laki-laki dan perempuan, beramai-ramai melakukan ritual mandi bersama,” bunyi keterangan di situs tersebut.

Sama seperti halnya yang terjadi Klaten, Jawa Tengah. Obyek Mata Air Cokro (OMAC) di Tulung kerap menjadi area padusan.

Baca Juga:  Apakah Pengganti Sri Sultan Hamengku Buwono X Bisa Perempuan?

Bahkan, Pemkab Klaten pernah mengadakan acara padusan pada 2019 di tempat wisata ini. Dikutip dari situs resmi Pemkab Klaten, salah satu alasan diadakan padusan di sini untuk mempromosikan OMAC sehingga bisa mengangkat nama Kabupaten Klaten di bidang pariwisata. Selain itu, padusan di Klaten ini diharapkan bisa membuka peluang usaha di wilayah ini.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya