SOLOPOS.COM - Calon penumpang menunggu kedatangan kereta di Stasiun Solo Balapan, Solo. (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, SOLO — Di bawah ini terdapat asal usul kenapa salah satu stasiun di Solo, Jawa Tengah, dinamakan Solo Balapan.

Stasiun Solo Balapan merupakan salah satu stasiun besar yang ada di Kota Bengawan. Bahkan, stasiun ini masih melayani penumpang hingga sekarang.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Beberapa kereta api (KA) yang berhenti untuk menaikkan atau menurunkan penumpang ada beberapa, yakni Argo Wilis, Argo Lawu, Argo Dwipangga, Lodaya, Senja Utama Solo, Mutiara Selatan, Jayakarta Premium, Bima, Ranggajati, Gajayana, Malabar, Sancaka Pagi, Sancaka Sore, Maliobor Ekspress, hingga KRL Solo-Jogja, dan masih banyak lagi.

Baca Juga: Ada Beberapa Versi Bacaan Niat Puasa Ramadan, Mana yang Benar?

Terlepas dari itu, ternyata banyak yang penasaran asal usul nama Stasiun Solo Balapan ini?

Mengutip dari situs resmi Heritage.kai.id, penggunaan nama Solo Balapan diduga karena tidak jauh dari lokasi stasiun terdapat race terrein atau pacuan kuda untuk balapan.

Baca Juga: Ini Hlo Hukum Puasa Bagi Ibu Menyusui Sebenarnya

Hal ini mengingat, lahan yang kini ditempati stasiun bersejarah di Solo dulunya merupakan Alun-alun Utara Mangkunegaran.

Di dalam alun-alun terdapat pacuan kuda Balapan pada masa Mangkunagoro IV yang menjadi cikal bakal nama stasiun ini.

Baca Juga: Mbak Rara Dilarang Hubungan Seks Saat Jadi Pawang Hujan, Ini Alasannya

“Pemerintah Kolonial Belanda sudah menggagas jalur rel kereta api dari Semarang (sebagai Ibu Kota Provinsi) menuju Solo, maka Solo harus punya stasiun kereta api. Lokasi lapangan pacuan kuda Balapan dianggap paling pas untuk menjadi sebuah stasiun, karena jalur rel bisa langsung mengarah ke Semarang. Akhirnya, pacuan kuda itu diubah menjadi sebuah stasiun, dan nama Balapan tetap dipertahankan,” tulis artikel di website resmi Pemkot Solo, sebagaimana diberitakan Solopos.com sebelumnya.

Sebagai informasi, Stasiun Solo Balapan dibangun oleh perusahaan kereta api swasta Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) 150 tahun yang lalu bersamaan pembangunan jalur kereta api Kedungjati-Solo sepanjang 74 km dengan lebar jalur 1.435 mm.

Baca Juga:  Ini Ilmu yang Diajarkan dalam Kejawen dari Jawa

Sementara itu, dari aman Puromangkunegaran.com, disebutkan bahwa pembangunan stasiun itu tak berselang lama dengan masa pembangunan dua pabrik gula oleh Mangkunagoro IV (1853-1881).

Dua pabrik gula tersebut adalah PG Colomadu dan PG Tasikmadu, yang keduanya berada di  Karanganyar, Jawa Tengah. Mangkunagoro IV sendiri disebut ikut memprakarsai pembangunan Stasiun Solo Balapan.

Baca Juga: Apakah Pengganti Sri Sultan Hamengku Buwono X Bisa Perempuan?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya