SOLOPOS.COM - Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa berkunjung ke Pura Indra Prasta di Kampung Mutihan, Sondakan, Laweyan, seusai deklarasi Kampung Pancasila, Rabu (23/3/2022). (Solopos/Afifa Enggar Wulandari)

Solopos.com, SOLO — Kampung Mutihan, Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Solo, dideklarasikan menjadi Kampung Pancasila, Rabu (23/3/2022). Deklarasi dihadiri Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa.

Pengukuhan sebagai kampung Pancasila karena di Mutihan ada tiga tempat ibadah dari tiga agama berbeda yang bisa hidup berdampingan secara damai. Kerukunan antarumat beragama terjaga selama bertahun-tahun.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Di kampung tersebut terdapat Masjid Mujahidin, Pura Indra Prasta, dan Gereja Karangturi. Deklarasi dan pengesahan kampung Pancasila di Mutihan RT 005/RW 011, Sondakan, Solo, ditandai pemukulan gong lima kali oleh Teguh.

Baca Juga: Viralkan! Warga Gandekan Solo Deklarasikan Kampung Pancasila

Dalam sambutannya, Teguh mengatakan inti dari Pancasila adalah gotong royong, kesejahteraan, keadilan, kerakyatan, dan ketuhanan. Ia juga mengatakan kunci kesejahteraan salah satunya kesehatan. “Dalam Pancasila, kalau diimplementasikan ya gotong royong, kesejahteraan, keadilan, persatuan, kerakyatan, dan paling inti adalah ketuhanan,” kata Teguh.

Sementara itu, Lurah Sondakan, Prasetyo Untung, mengatakan Kampung Pancasila bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila hingga tataran terkecil masyarakat. Kelurahan Sondakan dihuni sekitar 12.000 warga.

Dengan jumlah warga yang cukup banyak, kemajemukan bisa dimaknai sebagai keberkahan. “Di dalamnya ada kemajemukan. Namun kemajemukan ini bisa diterima sebagai berkah. Sehingga toleransi, gotong royong sudah melembaga,” kata Prasetyo.

Baca Juga: Kompleksitas Semanggi Solo Jadi Percontohan Program Ideologi Pancasila

Toleransi

Prasetyo menambahkan  implementasi nilai-nilai Pancasila sudah ada jauh sebelum Mutihan, Sondakan, Solo ditetapkan Kampung Pancasila. Salah satu kekuatannya yakni tingginya toleransi antarumat beragama.

Ada tiga tempat ibadah dari tiga agama berbeda yang selama bisa berdampingan secara damai. Di sisi lain, Kampung Pancasila merupakan program untuk menggaungkan nilai Pancasila hingga ke lapisan bawah guna mengeleminasi paham intoleransi.

Sementara itu, Ketua Parisada Hindu Darma Solo, Ida Bagus Komang Suarnawa, mengatakan Kampung Pancasila merupakan titik awal cerminan kerukunan dan toleransi dalam masyarakat. Ia menilai dari lingkup yang terkecil (kampung), nantinya nilai-nilai akan menyebar ke lingkup yang lebih luas (negara).

Baca Juga: Fakta Baju Seragam Pemuda Pancasila di Paris Fashion Week

“Kaitannya dengan Kampung Pancasila, di sini toleransi dan kerukunan sudah berjalan baik. Harapannya, setelah dicanangkan Kampung Pancasila tidak ada lagi intoleransi. Sebagai contoh, titik awalnya dari sini [kampung], mercusuarnya seluruh NKRI. Bhineka Tunggal Ika, kalau bisa saya tambahi tan hana dharma mangrwa, tak ada kebenaran dua,” jelasnya kepada awak media, Rabu (23/3/2022) di Pura Indra Prasta.

Komang juga mencontohkan warga biasa mengadakan acara halalbihalal di tanah yang masih menjadi kompleks pura. Sebaliknya, bila masyarakat Hindu sedang melakukan peribadatan, sesekali mereka juga memarkirkan kendaraannya di halaman masjid kampung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya