SOLOPOS.COM - Gunung Merapi dilihat dari Desa Samiran, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, belum lama ini. (Solopos/Bayu Jatmiko Adi)

Solopos.com, YOGYAKARTA – Aktivitas Gunung Merapi masih tinggi. Sampai saat ini migrasi magma menuju ke puncak Merapi masih terus berlangsung.

Hal tersebut dijelaskan Kepala BPPTKG Hanik HUmaida dalam acara Sinergi UGM & Kagama bertajuk 'Erupsi Merapi, Apa yang Bisa Kita Lakukan?' yang disiarkan secara daring, Minggu (29/11/2020).

Promosi Kuliner Legend Sate Klathak Pak Pong Yogyakarta Kian Moncer Berkat KUR BRI

"Migrasi magma berlangsung pelan ditunjukkan oleh seismisitas VTA (gempa vulkanik dangkal) yang terjadi," terangnya seperti dilansir Detik.com.

Hanik menambahkan berdasarkan pengukuran EDM dari Pos Babadan, Magelang, Gunung Merapi mengalami deformasi rata-rata 12 cm per hari. Sampai saat ini juga belum terjadi gempa vulkanik di Merapi. Dengan demikian tidak ada tekanan yang berlebihan di dapur magma Gunung Merapi.

Kecewa, Begini Reaksi Jokowi Lihat Kasus Covid-19 Naik Terus

Meski demikian energi guguran Merapi terus meningkat sejak 10 November 2020 dan melonjak pada 19 serta 22 November 2020. Selain itu komposisi gas vulkanik di Merapi juga tercatat naik.

"Energi guguran meningkat. Hiposenter gempa terpusat di kedalaman dangkal kurang dari 1,5 kilometer dari puncak. Komposisi gas vulkanik cenderung naik, menunjukkan adanya peningkatan.

Berdasarkan pengukuran tersebut Hanik memprediksi jika terjadi erupsi eksplosif, maka kekuatannya tidak akan sebesar pada 2010 silam.

"Karena jumlah dan pola peningkatan kegempaan dan deformasi mengikuti pola 2006. Selain itu banyak terjadi gempa hembusan menandakan lepasnya gas," jelasnya.

Bolehkan Makan Mi Instan Saat Diet?

Hanik juga mengingatkan erupsi Merapi diprediksi semakin dekat. Namun masyarakat diminta tidak panik dan selalu mematuhi arahan pemerintah.

Rekahan

Diberitakan sebelumnya Kepala Seksi Gunung Merapi BPPTKG Agus Budi Santoso mengatakan mengatakan terjadi pembentukan rekahan di kawah Gunung Merapi. Sampai saat ini aktivitas Gunung Merapi semakin aktif dengan terjadinya guguran yang intensif.

“Pada akhir-akhir ini terjadi pembentukan crack atau rekahan di kawah atau kubah lava pasca-2010 dan 2018. Kemudian juga menunjukkan aktivitas guguran yang intensif,” jelasnya.

Lagi, 2 Pegawai BPR Nganjuk Asal Madiun Positif Covid-19

Agus menambahkan, kondisi itu menunjukkan magma yang berada di kawah Merapi semakin dekat dengan permukaan. “Perkembangan rekahan dan aktivitas guguran menunjukkan bahwa magma sudah sangat dekat di permukaan, sehingga kita menunggu kapan magma ini membentuk kubah di permukaan,” ucapnya.

Mengingat kondisi Merapi yang tidak stabil, Agus memperingatkan warga untuk mematuhi imbauan pemerintah. Termasuk tidak melakukan pendakian ke puncak Merapi yang amat berbahaya.

“Kemarin ada teman kita yang mendaki ke puncak. Itu tidak bisa dibenarkan, karena dapat membahayakan diri sendiri. Kami sangat tidak menyarankan ada misi apa pun meskipun itu alasan mitigasi, ke puncak Gunung Merapi,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya