SOLOPOS.COM - Presiden Ke-2 RI, Jenderal Besar Soeharto (Istimewa)

Solopos.com, JAKARTA — Presiden Ke-2 RI, Soeharto akan ditetapkan sebagai pahlawan nasional tahun ini.

Soeharto adalah Presiden RI yang menjabat paling lama yakni 32 tahun.

Promosi Jangkau Level Grassroot, Pembiayaan Makro & Ultra Mikro BRI Capai Rp622,6 T

Ia mulai menjabat sejak tahun 1966 sebelum akhirnya mengundurkan diri akibat aksi unjuk rasa puluhan ribu mahasiswa tahun 1998.

Usulan Soeharto menjadi pahlawan nasional sudah bergulir sejak lama namun selalu menimbulkan kontroversi.

Baca Juga: Presiden Ke-2 RI Soeharto akan Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional

Meski jasanya besar bagi negara, penobatan Soeharto sebagai pahlawan nasional selama ini mendapatkan penolakan karena dirinya dianggap sebagai simbol korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) selama 32 menjabat sebagai presiden.

Berikut jejak Soeharto seperti dikutip Solopos.com dari https://kepustakaan-presiden.perpusnas.go.id, Kamis (3/11/2022).

Soeharto adalah Presiden kedua Republik Indonesia.

Baca Juga: Jejak Tien Soeharto di Stadion Manahan Solo

Ia lahir di Kemusuk, DI Yogyakarta pada 8 Juni 1921.

Bapaknya bernama Kertosudiro, seorang petani yang juga sebagai pembantu lurah dalam pengairan sawah desa, sedangkan ibunya bernama Sukirah.

Soeharto masuk sekolah tatkala berusia delapan tahun tetapi sering pindah.

Baca Juga: Kegelapan Orde Baru, Tragedi Penembakan Misterius (Petrus) Ribuan Orang

Semula disekolahkan di Sekolah Desa (SD) Puluhan, Godean, Yogyakarta.

Ia pindah ke SD Pedes, lantaran ibunya dan suaminya pindah rumah ke Kemusuk Kidul.

Kertosudiro lantas memindahkannya ke Wuryantoro, Wonogiri, Jawa Tengah.

Soeharto dititipkan di rumah adik perempuannya yang menikah dengan Prawirowihardjo, seorang mantri tani.

Baca Juga: 7 Presiden RI, Siapa yang Paling Kaya?

Soeharto terpilih menjadi prajurit teladan di Sekolah Bintara, Gombong, Jawa Tengah pada tahun 1941.

Ia resmi menjadi anggota TNI pada 5 Oktober 1945.

Menikah

Pada tahun 1947, Soeharto menikah dengan Siti Hartinah seorang anak pegawai Mangkunegaran, Surakarta.

Perkawinan Letkol Soeharto dan Siti Hartinah dilangsungkan tanggal 26 Desember 1947 di Solo.

Waktu itu Soeharto berusia 26 tahun dan Hartinah 24 tahun.

Mereka dikaruniai enam anak masing-masing Siti Hardiyanti Hastuti, Sigit Harjojudanto, Bambang Trihatmodjo, Siti Hediati Herijadi, Hutomo Mandala Putra dan Siti Hutami Endang Adiningsih.

Karier Militer

Soeharto menapaki perjalanan panjang di dalam karier militer dan politik.

Di kemiliteran, Pak Harto, demikian ia disapa, memulainya dari pangkat sersan tentara KNIL, kemudian komandan PETA, komandan resimen dengan pangkat Mayor dan komandan batalyon berpangkat Letnan Kolonel.

Pada tahun 1949, dia memimpin pasukannya merebut kembali Kota Jogjakarta dari tangan penjajah Belanda.
Beliau juga pernah menjadi Pengawal Panglima Besar Jenderal Sudirman. Selain itu juga pernah menjadi Panglima Mandala (pembebasan Irian Barat).

Baca Juga: Indonesia Hanya Punya 3 Jenderal Bintang 5 lo, Ini Daftarnya

Tanggal 1 Oktober 1965, meletus G-30-S/PKI. Soeharto mengambil alih pimpinan Angkatan Darat.

Selain dikukuhkan sebagai Panglima Angkatan Darah (Pangad), Jenderal Soeharto ditunjuk sebagai Pangkopkamtib oleh Presiden Sukarno.

Bulan Maret 1966, Jenderal Soeharto menerima Surat Perintah 11 Maret dari Presiden Soekarno.

Tugasnya, mengembalikan keamanan dan ketertiban serta mengamankan ajaran-ajaran Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno.

Baca Juga: Tugu Soeharto, Lokasi Favorit Tirakatan Malam 1 Sura di Semarang

Karena situasi politik yang memburuk setelah meletusnya G-30-S/PKI, Sidang Istimewa MPRS, Maret 1967, menunjuk Pak Harto sebagai Pejabat Presiden, dan dikukuhkan selaku Presiden Kedua RI pada Maret 1968.

Pak Harto memerintah lebih dari tiga dasa warsa lewat enam kali Pemilu, sampai ia mengundurkan diri, 21 Mei 1998.

Setelah dirawat selama 24 hari di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta Selatan, mantan presiden Soeharto akhirnya meninggal dunia pada Minggu, 27 Januari 2006.

Baca Juga: Cerita di Balik 2 Patung Presiden Soeharto pada Bukit di Ponorogo

Soeharto meninggal pada pukul 13.10 siang dalam usia 87 tahun.

Saat berjaya sebagai presiden, Soeharto mengangkat dirinya sendiri sebagai jenderal bintang lima selain Jenderal Besar Soedirman dan Jenderal Besar A.H. Nasution.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya